Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

8. Sampai Leluhurmu Sendiri Tidak Akan Dapat Mengenalimu

42.1K 5.4K 299
                                    

Sampai Leluhurmu Sendiri Tidak Akan Dapat Mengenalimu

. . .

Kalinda sudah merasa aneh sejak dia sadar dari pingsan akibat tenggelam waktu itu, namun Kalinda tidak yakin apa yang terjadi. Seolah ingatannya hanya samar-samar, di mana dia tampak sedang melakukan sesuatu secara tidak sadar, tapi di saat bersamaan Kalinda tahu jika itu adalah benar dirinya.

Ketika Kalinda tahu dia akan dijual oleh Hanna, Kalinda sangat ketakutan hingga dia kabur dari rumah. Tapi karena tidak memiliki saudara, dia hanya bisa bersembunyi dengan cara berpindah-pindah. Namun, sangat disayangkan dia tertangkap dan akhirnya dibekap hingga pingsan. Kalinda tidak ingat apa-apa lagi sejak saat itu, sampai kemudian dia sadar beberapa hari yang lalu.

Hanya saja, Kalinda tidak bisa mengatakan jika dia sepenuhnya tidak tahu karena saat dia membuka mata, kenangan-kenangan dari beberapa hari yang lalu samar-samar terbayang di benaknya. Walau tidak ingat dengan sangat jelas, tapi Kalinda tahu dia berada di rumah orang yang telah membelinya.

Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kalinda bertanya-tanya dalam hati. Kenapa aku terkadang tidak ingat sudah melakukan sesuatu?

Kalinda melirik ke bawah tempat tidurnya, tubuh gadis kecil itu bergidik ngeri. "Aku tidak pernah meletakkan benda itu di sana, tapi kenapa kenangan saat aku meletakkannya ada di dalam kepalaku?" gumamnya.

Bukan hanya tentang boneka hantu itu, tapi juga Gara, Awan, Ganes dan bahkan seluruh penghuni rumah ini. Seolah semuanya seperti tidak nyata, tapi dalam waktu bersamaan Kalinda tahu siapa orang-orang itu dan mengenali lingkungan sekitarnya. Hari ini, ketika dia bertindak akrab dengan semua orang, itu hanya karena Kalinda tidak ingin mereka curiga. Jadi dia harus berpura-pura tidak ada yang terjadi, tapi ... sepertinya strateginya salah.

Suara ketukan pintu menyadarkan Kalinda dari pikirannya yang melayang. Gadis kecil itu menoleh, dan melihat Tika mendorong pintu kamarnya.

"Nona, Tuan Awan memanggil Anda," ujar Tika.

"Ada apa?"

"Tuan Awan dan Tuan Ganes membuat acara barbeku di taman belakang." Tika berkata dengan sopan.

Kalinda mengerutkan dahinya. "Baik, aku akan ke sana," jawabnya kemudian.

Di taman belakang, Kalinda melihat beberapa orang sudah berkumpul. Awan sedang berdiri di depan pemanggang, Ganes sibuk mencicipi semua hidangan, sedangkan beberapa orang pelayan tampak sedang mengatur meja. Kalinda menoleh, sementara orang lain sibuk dengan apa yang ada di sekitar, Gara terlihat sedang menatap layar komputer tabletnya penuh kefokusan.

"Kalin," panggil Awan saat melihat gadis itu mendekat. "Kemari, coba apa yang baru Kak Awan buat, kamu—" Kalimat lelaki itu terhenti saat ia melihat hidangan di meja yang nyaris kosong. Awan lantas menoleh ke arah Ganes yang masih mengunyah, mata lelaki itu langsung melotot. "Jangan dihabiskan sekaligus!"

Ganes menatap bergantian ke arah Kalinda dan Awan, menelan apa yang dikunyahnya dan berkata, "Aku tidak menghabiskan semuanya sekaligus, tapi memakannya sedikit demi sedikit. Kak Awan seharusnya senang karena aku mau memakan makanan yang Kakak masak."

Iblis memang punya adik iblis! Melihat wajah angkuh yang penuh provokasi itu, Awan rasanya ingin melempar wajah Ganes dengan bara api yang sedang menyala di pemanggang. "Tidak ada lagi jatah untukmu!"

Ganes mencibir, tampak tidak peduli pada Awan sama sekali. Bahkan saat semua makanan sudah dihidangkan di atas meja, Ganes sekali lagi menjadi orang pertama yang mencicipi semuanya.

"Karena kita batal bersenang-senang hari ini, jadi kita menggantinya dengan acara barbeku saja, ya?" Awan berkata pada Kalinda sambil mengatur piring di depan gadis kecil itu. "Kalin tidak kecewa lagi, bukan?"

Janji Seribu Bulan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang