Foresto Mana : Rhyme of Aurora - Bab 5

17 6 2
                                    

Foresto Mana : Rhyme of Aurora

Bab 5

Penginapan

Arts keluar dari klinik dengan keadaan baik. Memang sih dia tampak seperti mumi, tapi itu juga tidak terlalu masalah. Desa ini kelihatannya sepi. Kliniknya letaknya agak berjauhan dengan rumah terdekat. Berarti, jarak penginapannya juga agak jauh. Arts memikirkan itu dan sebuah pertanyaan tercuat di kepalanya. "Jarak penginapannya agak jauh, kalau begitu, bisa bicara sama Ayu dong."

Sebuah ide genius terpikir dalam kepalanya yang dibebat itu. "Asik."

Arts yang sebelumnya berada di belakang mempercepat langkahnya. Dia kini sejajar dengan Ayu yang berjalan santai.

"Mau apa kau?" Si gadis muda merasakan gelagat tidak baik.

"Ah, tidak. Aku cuma ingin jalan lebih cepat." Arts memang pandai mencari alasan.

"Kalau begitu aku akan berjalan di belakangmu." Arts sama sekali tidak menduga jawaban itu.

"Lho, kok?" Arts berhenti beberapa detik. "Eh, tidak bukan itu maksudku."

Ayu memperlambat langkah kakinya.

Hadeh, kalau begini percuma saja.

"Apa maksudmu?" Ayu memandang Arts dengan tatapan yang tidak mengenakkan.

"Ah, tidak apa-apa." Entah bagaimana, Arts merasa lega seolah dia baru saja mencegah perang dunia.

Pada akhirnya, mereka tidak saling bicara. Perjalanan ke penginapan dilakukan dalam diam. Mereka tidak mengobrol ini itu, tentang hobi dan pekerjaan. Sebenarnya memang Arts tidak punya banyak bahan pembicaraan sih. Dia kan ingatannya terganggu. Meski sebenarnya dia sangat ingin bicara dengan si gadis muda. Jadi yang mereka lakukan tidak jauh-jauh dari diam-diaman dan tidak membicarakan apa pun. Arts merasa seakan dia sudah melepaskan kesempatan yang sangat besar.

Di depan, setelah bertemu percabangan, Arts berhenti. Dia bertanya. "Yang mana aku ..."

"Yang kanan." Gadis muda itu memang tidak suka diajak bicara. Lihat saja, dia bahkan memberitahu apa yang harus dilakukan sebelum Arts selesai bertanya. Apa suasana hatinya sedang buruk?

Di percabangan itu sebenarnya ada tanda keterangannya. Jadi tidak mungkin bagi Arts untuk salah dalam memilih jalan. Yang jelas, mereka lalu memilih jalan yang kanan. Terlihat ada tiga rumah yang jaraknya berdekatan. Tapi itu adalah rumah penduduk. Penginapannya berjarak seratus meter dari rumah terakhir.

Mereka menghentikan langkah. "Jadi ini ya penginapannya?" Arts takjub. Karena bagaimanapun, yang dilihatnya sekarang tampak jauh lebih berbeda dengan yang dia bayangkan. Untuk tahu saja, Arts membayangkan penginapan kecil tanpa lantai tambahan dengan kondisi kumuh dan kotor. Intinya adalah rumah kecil dengan kondisi tidak terawat. Namun, yang dilihatnya kini adalah kebalikannya. Sebuah bangunan megah nan mewah dengan tingkat tiga adalah yang tertampak di sana. Sebuah penginapan mewah dan high class. Arts jadi ragu untuk memasukinya.

"Mana mungkin ada penginapan sebesar ini di desa kecil antah berantah?" Arts sulit mengungkapkan keterkejutannya.

"Maaf ya kalau tidak sesuai harapanmu. Desa kami ini memang desa yang kecil." Si elf merasa ada sindiran dalam perkataan si pembawa perbekalan, makanya dia menyindir balik.

"Ah, bukan itu maksudku. Hanya saja ..." Kata-kata Arts dipotong.

"Aku kenal orang sepertimu. Orang yang melihat sesuatu dari luarnya." Nada suara Ayu benar-benar tidak enak didengar. Dia mungkin sengaja melakukannya, tapi mungkin juga tidak. Siapa tahu memang sifatnya begitu dan dia tidak ada maksud apa-apa saat mengatakannya. Arts masih berpikir positif dan mencoba maklum.

Foresto Mana : Rhyme of AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang