Part 12

83 5 1
                                    


Hai guys, Zeina After Married kembali dengan part 12.

Untuk part ini dan beberapa part kedepan kita flashback ke masa-masa kuliah Lucian sama Zeina yuk.

Kita bakal cari tahu gimana awal mula Lucian kenal Zeina.

Oh iya sebelumnya mau ngasih tau dulu kalo setting Zeina After married aku sesuain aja sama tahun sekarang ya, 2018.

Yuk ah langsung aja. Happy reading. . .

*****&*****

Jakarta, 2014

Langit masih terlihat mendung, ini bahkan sudah menjelang sore hari, akan tetapi hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi nampaknya masih enggan untuk beranjak dan memberikan kesempatan bagi mentari untuk menunaikan tugasnya.

Saat ini Lucian tengah berada di Fakultasnya, tepatnya di runag tata usaha. Ia baru saja mengumpulkan Laporan hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah ia laksanakan dua bulan lalu. Walaupun sebenarnya ia memiliki anggota kelompok lain, tapi Lucian bertugas untuk merevisi laporan yang telah disusun bersama anggota kelompoknya. Karena itulah ia juga yang harus mengumpulkan laporan tersebut ke Fakultasnya.

Hal yang membuat Lucian tidak habis pikir mengapa mahasiswa masih diharuskan menghabiskan kertas hanya untuk mengumpulkan hal-hal seperti itu saat mereka bisa menggunakan softfile? Lucian menggelengkan kepalanya pelan, kemudian beranjak dari tempat tersebut untuk kembali ke kantor.

Ya, meskipun masih berstatus sebagai mahasiswa, akan tetapi ia sudah turut serta membantu ayahnya mengelola perusahaan, meskipun jabatannya masih belum terlalu tinggi. Tapi ia menikmatinya, ia bisa berkutat dengan hal yang ia sukai.

Hujan turun lagi, setelah tadi sempat berhenti saat Lucian datang ke kampus. Kali ini lumayan deras, lebih deras dari terakhir kali. Lucian menengadahkan kepalanya ke atas, mengamati langit yang masih diselimuti awan gelap.

Lucian melirik arloji di pergelangan tangannya. pukul 14.25 siang. Ia harus mengikuti rapat pukul 15.00 nanti. Ia bergegas berjalan ke arah parkiran yang terletak di belakang salah satu gedung perkuliahan fakultas Ilmu Komputer. Saat datang tadi, ia memang memilih untuk memarkirkan mobilnya di parkiran belakang. Alasannya simpel, parkiran depan terlalu ramai, banyak mahasiswa-mahasiswi yang berlalu lalang di sekitar koridor kampus. Meskipun hujan sekalipun. Dan beruntung jalan yang harus ia lalui saat ini tertutup, jadi ia tidak perlu takut terkena hujan. Mungkin ia hanya perlu sedikit berlari bila telah sampai di gedung A1, karena lapangan basket yang harus ia lalui untuk sampai ke tempat parkir adalah lapangan out door.

Lucian menghentikan langkah nya saat dirinya telah berada tepat di belakang gedung A1. Ia terpaku, pandangannya lurus kedepan. pandangannya mengunci satu objek yang tengah bergerak lincah di bawah guyuran hujan.

Lucian terdiam di tempatnya. Dengan masih memandang objek yang sama, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas dengan sendirinya. Retinanya bergerak mengikuti gerakan gadis itu, dan tanpa di perintah, otaknnya seakan bekerja ekstra untuk menyimpan apa yang tengah pandangannya tangkap menjadi memori yang akan ia selalu ia simpan dalam ingatannya.

Dia tersenyum. Gadis yang Lucian tidak tahu namanya tersenyum begitu riang. Lucian mengamati setiap gerak-geriknya. Gadis itu tengah merentangkan kedua lengannya sembari menengadahkan kepalanya ke langit dengan mata tertutup. Rambut hitam panjangnya telah basah terkena hujan, begitu pun dengan pakaian yang gadis itu kenakan.

Lucian mungkin sudah berlari memasangkan jaket yang tengah ia kenakan padanya jika saja gadis cantik itu hanya mengenakan kemeja putih yang pastinya akan membuat tubuhnya terlihat bila tidak memakai outer jeans hitam seperti sekarang. Gadis itu tetap tersenyum begitu lebar, seakan menikmati hujan yang tengah mengguyur seluruh tubuhnya.

Zeina, After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang