Part 13

76 6 1
                                    



selamat Sore readers.

Zeina, After married part 13 udah ada nih. maaf ya telat post. aku habis persiapan magang soalnya. hehe

langsung aja ya Happy reading

*****&*****

Zeina, Dinda dan Lusi saat ini tengah berada di cafeteria fakultas ekonomi dan bisnis, menikmati makan siang mereka bersama. Seperti gadis-gadis kebanyakan, tentu saja kegiatan makan siang mereka diselingi acara bergosip.

Tentu saja menggosipkan senior mereka yang sangat tampan! Siapa lagi jika bukan Lucian.

"kau tahu, aku dengar kemarin malam Sania dari Jurusan Tata Busana bertemu Lucian di acara grand opening Hotel Alaska" ujar Lusi memulai gosip

Dinda dan Zeina melebarkan matanya. Mereka menjadi sangat antusias. Tentu saja, semua mahasiswi pasti akan langsung antusias begitu mendengar nama Lucian.

"benarkah? Apakah dia berada satu ruangan dengan Lucian?" tanya Zeina

Lusi mengangguk sembari meminum lemon juice nya.

"wah, beruntung sekali ia bisa berada satu ruangan dengan Lucian." Ujar Dinda menimpali yang diangguki oleh Zeina dan Lusi.

"kudengar ayah Sania adalah salah satu relasi bisnis dari pemilik Hotel Alaska, karena itulah ia bisa ikut hadir di acara grand openingnya. Dan yea. . . dia sangat beruntung karena Lucian juga hadir disana" balas Lusi

Dinda membuang nafasnya pelan.

"huh, kalau saja aku yang berada satu ruangan dengan Lucian. Aku mungkin akan pingsan karena tidak tahan dengan auranya"

Zeina dan Lusi terkekeh mendengar penuturan Dinda. akan tetapi mereka juga membenarkan di dalam hati.

Kekehan mereka otomatis terhenti saat menyadari bahwa suasana cafetaria yang tadinya ramai mendadak sunyi.

Mereka mengedarkan pandangannya, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Dan alangkah terkejutnya mereka menyadari bahwa disana, ada sosok Lucian dan ketiga temannya tengah berjalan memasuki cafetaria fakultas mereka.

Mereka pun menegang seketika saat menyadari bahwa Lucian dan ketiga temannya tengah berjalan ke arah mereka. Ah tidak, tepatnya ke meja yang ada tepat di seberang meja yang tengah mereka duduki.

Dan benar saja, mereka memang duduk di satu-satunya tempat yang memang tersisa di cafeteria ini.

Zeina yang telah sadar buru-buru mengambil minumannya dan menegaknya cepat. Membuat ia tidak sengaja tersedak.

"uhuk! Uhuk!"

Dinda yang duduk di hadapannya buru-buru menepuk-nepuk punggungnya.

"kau tidak apa-apa?" tanya nya.

Sementara Zeina hanya mengangguk mengiyakan.

Suasana cafeteria yang sepi membuat suara Zeina terdengar begitu jelas di dalam ruangan tersebut. Sehingga banyak pasang mata yang melihatnya sekejap sebelum kembali mengalihkan pandangan mereka pada objek indah yang tengah duduk dengan tenang di kursinya setelah memesan makan siangnya.

Zeina menundukkan kepalanya, ia terlalu malu karena insiden tersedak tadi. Tapi ia menyadari bahwa masih ada orang yang menatapnya.

Ragu-ragu, ia pun mengangkat wajahnya. Dan pandangannya langsung bertemu dengan Lucian. Yang ternyata tengah menatapnya dengan tenang. Pandangan mereka terkunci satu sama lain selama beberapa saat. Sebelum Zeina memutuskan kontak mata mereka karena merasa tidak kuat.

Zeina, After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang