Part 23

81 3 0
                                    


- HAK CIPTA CERITA INI DILINDUNGI UNDANG-UNDANG -


*****

Hubungan antara kevin dan Zeina semakin dekat seiring dengan intensitas pertemuan mereka yang juga semakin sering, terlebih seminggu yang lalu mereka bertiga- Kevin, Zeina dan Amira dari departemen Seni Rupa yang merupakan anggota tim mereka baru saja terbang ke Bali untuk mempresentasikan karya mereka yang lolos seleksi PIMNAS. Dan kabar baiknya mereka berhasil menyabet medali perak untuk kategori presentasi dan medali emas untuk kategori poster.

Dan selama waktu yang lumayan panjang itu pula, Kevin tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ia miliki untuk mendekati Zeina. memang bisa dikatakan pria itu sudah jatuh hati pada Zeina sejak pertemuan pertama mereka beberapa bulan yang lalu. kepribadian Zeina yang cantik dan murah senyum serta kecerdasan yang dimiliki gadis itu bagaikan sihir yang sanggup menarik Kevin untuk jatuh cinta pada Zeina lagi dan lagi.

Sebenarnya bukan hanya Kevin saja yang menaruh hati pada sosok Zeina. ada banyak mahasiswa lain yang juga terpesona oleh sosok Zeina yang dikenal sangat cerdas dan sangat cantik itu. Akan tetapi Zeina yang cuek dan polos tidak menyadari bahwa sebenarnya namanya cukup terkenal dikalangan mahasiswa di kampusnya.

Dan dengan karakter Zeina yang cenderung cuek dan terbilang sangat polos dalam urusan cinta membuatnya sulit untuk di dekati. Begitulah yang Kevin rasakan. Segala bentuk perhatian yang ia berikan untuk Zeina seperti membelikan gadis itu minum hingga mengantar gadis itu kembali ke asrama selepas mereka berdiskusi di perpustakaan pun nampaknya tidak dapat menyadarkan gadis itu bahwa apa yang Kevin lakukan adalah sebuah bentuk usaha pria itu untuk mendekatinya.

Jadilah pria itu merasa sering merasa gemas karena ketidak-peka-an Zeina atas usahanya. Tapi tetap saja, semangatnya tidak pernah luntur menyadari bahwa gadis yang tengah ia dekati bukan gadis sembarangan.

"kenapa dia belum membalas pesanku juga?"

Kevin, pria itu masih tidur terlentang di kasurnya, matanya tidak lepas memandangi layar smartphone hitam dalam genggamannya. Menunggu balasan pesan ajakan makan siang yang terkirim sejak setengah jam yang lalu tetapi balasannya tidak kunjung tiba.

"apakah Zeina ada kelas? Seingatku siang ini tidak ada. Lalu kenapa dia tidak kunjung membalas? Haruskah ku telfon saja?" tanya Kevin memandang langit-langit kamar asramanya, masih bermonolog dengan dirinya sendiri.

"ah! Haruskah aku mendatanginya saja di asrama?haish tapi bagaimana kalau dia tidak keluar dari asrama atau malah sedang tidak ada disana?" pria itu menagakkan punggungnya.

"hah. . .! kenapa sulit sekali mendekatinya" mengacak rambut hitamnya frustasi, Kevin kemudian bangkit dan menyambar jaket kulit hitam yang menggantung di belakang pintu. Bergegas keluar untuk mendatangi pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Zeina.

****

Zeina melihat pantulan dirinya di depan cermin, mengecek penampilannya. Hari ini ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan hiasan tali yang menjuntai di bagian lengan dan di padukan dengan rok jeans diatas lutut serta sepatu kets putih yang mengiasi kakinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zeina, After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang