Chapter 4

26.7K 1.4K 41
                                        

Hari pertama kuliah dimulai. Louis kesusahan karena dia satu-satunya mahasiswa dari Amerika dan diserbu oleh teman satu jurusan mulai dari yang setingkat sampai senior. Apalagi Louis benar-benar keren seperti artis Hollywood. Untung saja mahasiswa kedokteran rata-rata bisa bahasa Inggris, jadi Louis tidak bingung menjawab mereka. Walau aksen bahasa Inggris mereka agak sulit dimengerti.

Dan Louis seperti anak ayam kehilangan induk karena tidak ada Reishi di sana. Reishi kebetulan sibuk di labor dengan dosennya karena Sabtu dan Minggu Reishi tidak datang, sehingga dia langsung diseret ke labor.

Karena kuliah belum dimulai, Louis mencari Reishi untuk mengajaknya makan siang di kantin. Tapi dia bingung Reishi ada di labor mana.

"Hai, kamu butuh sesuatu?" tanya seseorang dari belakang Louis yang membaca peta kampus yang di pampang di dinding.

Louis menoleh ke samping dan mendapati pujaan hati Reishi berdiri di sana. Louis tersenyum sambil membungkuk. "Sensei, aku sedang menghafal letak semua laboratorium di kampus ini, jadi nanti aku mudah mencari Rei-san, dia katanya dilaboratorium tapi tidak tau yang mana."

"Oh, labor yang ini. Tapi dia tidak bisa diganggu sekarang. Dosennya sangat butuh bantuan dia." kata Yuuna sambil tersenyum sambil menunjuk salah satu labor di peta itu.

"Hmm... begitu ya... kalau Sensei mengajar di bagian 'Neurology' ya?" tanya Louis sambil memperhatikan dosen yang penampilannya tidak sesuai umurnya itu. Maksudnya, kalau Yuuna tidak memakai pakaian dosen, dia terlihat sama dengan mahasiswanya. Masih terlihat sangat muda dan cantik. Reishi tidak salah pilih sih.

"Ya, kamu cepat sekali hafalnya." kata Yuuna terpukau.

"Harusnya Sensei tidak perlu kaget, banyak mahasiswa kedokteran yang seperti itu kan?"

Yuuna tersenyum. "Reishi juga, sekali dengar dia langsung mengerti, aku rasa dia jenius."

Louis melirik Yuuna dan tersenyum. Namun hatinya bertanya-tanya kenapa wanita ini menemaninya mengobrol di sini? Kata Reishi dia sibuk kan? sampai tidak ada waktu untuk kekasihnya. Kenapa bisa santai mengobrol di sini? di saat Reishi sedang sibuk dengan dosennya.

"Apa dia menghindari Reishi? hm... mana mungkin." Louis sibuk berpikir.

"Ah, aku harus ke labor lagi, sampai nanti Louis-kun." kata Yuuna dan bergegas dari sana.

Louis belum sempat menjawab tapi Yuuna sudah jauh. Louis kemudian berniat memulai mencari Laboratorium yang ditunjuk Yuuna tadi. Tapi sebelum kakinya melangkah, ada tangan mendarat di bahunya.

Louis menoleh ke belakang dan mendapati wajah lelah Reishi. Dan ada sedikit arang di pipinya. "Hai." sapanya dengan cengiran.

"Astaga Rei-san? kamu diapakan oleh Sensei itu?" tanya Louis sambil menghapus arang di pipi Reishi.

"Aku ditawan, karena Sabtu dan Minggu kemarin bolos, hahaha. Louis-san tidak apa sendiri? Maaf tidak bisa kutemani di hari pertamamu kuliah." Kata Reishi sambil menepuk pelan pipi Louis.

"Ya, aku merasa agak canggung sih, apalagi teman seangkatan dan senior sibuk menanyaiku, bahasa Inggris mereka ada yang sulit dimengerti, tapi tidak apa," Louis tersenyum dan mendapat usapan di kepalanya dari tangan lembut Reishi.

"Maaf ya? Hari ini selesai kok, besok akan aku temani ya? Da-engh!" Tiba-tiba ada yang menarik kerah baju Reishi dari belakang.

"Beraninya kabur dariku, ayo cepat selesaikan rumusnya!" Seorang lelaki berumur 30-an dengan tinggi sekitar 179cm dengan wajah yang juga mirip aktor-aktor Jepang, muncul di belakang Reishi. Dan menarik kerah Reishi membuat Reishi berjalan mundur.

How To Say I Love You (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang