Reishi menopang dagu. Dia termenung selama kuliah berlangsung. Ini pertama kalinya dia tidak fokus pada kuliahnya. Selain seminggu kemarin dia tidak masuk. Apa yang terjadi di ofuro kemarin benar-benar mengalihkan dunianya. Reishi merasa seperti dihujani bunga-bunga. Bahkan dia masih ingat bagaimana wangi Louis. Dan rasa bibirnya. Terasa masih melekat di paru-paru dan bibirnya.
Reishi tersadar ketika teman di sampingnya menepuk pundaknya memberi tahu kalau kelas sudah selesai. Reishi tersenyum mengangguk berterima kasih dan yang ada di pikirannya sekarang adalah mencari Louis. Ingin bertemu dengannya.
Reishi berjalan cepat keluar kelas dan berhenti ketika berpapasan dengan Yuuna. Reishi kemudian berbalik dan berjalan cepat namun berhenti (lagi) karena Yuuna memanggilnya.
"Apa kamu tidak bisa memberi hormat sedikit bertemu dosen?" Tanya Yuuna.
Reishi berbalik dan menatap Yuuna dengan kesal. "Kadang aku pikir lebih baik aku pindah universitas saja."
"Kenapa kamu bicara seperti itu?" Tanya Yuuna.
"Aku tidak mau melihat wajahmu lagi. Sensei."
Yuuna menatap Reishi dengan sedih. "Maafkan aku."
"Dunia tidak akan sekacau ini kalau semuanya bisa selesai dengan minta maaf. Apa yang Sensei inginkan?"
"Tidak ada, aku hanya tidak ingin merasa bersalah. Karena itu aku minta maaf."
"Dan kamu memaksaku untuk memaafkanmu?"
"Aku tidak memaksa, aku hanya berharap kamu memaafkanku.""Dan kalau aku tidak mau?"
"Kenapa kamu kekanak-kanakan sekali?"
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu sampai kapan pun, Yuuna." Reishi menatap Yuuna dengan dingin. "Jangan pernah ajak aku bicara lagi. Selamanya."
Yuuna menatap punggung Reishi yang semakin menjauh. Yuuna tau akan seperti ini jadinya. Harusnya dari awal dia tidak menerima Reishi. Dia tidak suka dengan keadaan seperti ini. Bermasalah dengan mahasiswanya. Yang menyukainya.
Reishi kehilangan mood dan duduk di taman kampus. Namun dia kembali berdiri dan mencari Louis. Seperti obat, Reishi seperti ketergantungan pada Louis. Mood-nya tidak akan membaik bila dia tidak bertemu dengan Louis.
Reishi mendapati Louis keluar dari lab dengan jas putih panjang. Wajahnya terlihat serius. Dia sedang memegang sesuatu. Dan pisau di tangan lainnya.
"Louis..." panggil Reishi pelan dan menyadari kelas Louis belum selesai.
Reishi hanya memperhatikan Louis yang kembali masuk ke lab. Reishi tersenyum dan mencari tempat duduk di dekat sana. Menunggu Louis selesai kuliah.
"Reishi-kun, sudah selesai kuliah?" sapa beberapa gadis yang melewatinya.
"Iya, aku menunggu Louis-san." Jawab Reishi dengan ramah.
"Kalian seperti kakak adik saja, dekat sekali." Tambah yang lainnya.
Reishi hanya tertawa walau dalam hati tanpa sadar tidak menerima kata-kata itu.
"Kakak adik... sejak kapan aku tidak mengharapkan itu lagi?" Tanya Reishi.
"Reishi?" panggil Louis ketika Reishi asyik bermain dengan ponselnya. Kira-kira sudah sekitar 20 menit Reishi duduk di sana.
"Louis-san! Sudah selesai kelasnya?" Reishi langsung berdiri sambil tersenyum. Tidak menyembunyikan rasa bahagianya bertemu Louis.
"Sudah, kamu lapar? Kita makan ke cafe kampus?" Tanya Louis sambil mengusap rambut Reishi. Louis tersenyum lembut sambil menyadari betapa dia menyayangi lelaki yang seperti malaikat ini. Begitu baik, memiliki senyum yang sangat indah. Caranya bicara dan menatap Louis membuat Louis tak berhenti memujinya dalam hati
![](https://img.wattpad.com/cover/156087163-288-k572713.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Say I Love You (Yaoi) [Completed]
RomansaReishi dikenalkan oleh ibunya pada anak temannya dari Amerika yang akan kuliah di kampus yang sama. Karena belum fasih bahasa Jepang dan juga belum pernah ke Jepang, dia akan tinggal bersama keluarga Reishi dan tidur di kamar yang sama. Louis, Ameri...