Chapter 22

10.7K 606 26
                                    

Louis berjalan memasuki kelas dan mendapati Saiki duduk bermenung.

"Hm? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Louis dan duduk di samping Saiki.

"Saiki-san, daijoubu?" Louis menepuk pelan bahu Saiki.

Saiki menoleh pada Louis dan menyengir. "Louis-saan... aku jatuh cintaaa.."

Louis tertawa dan memeluk Saiki. "Syukurlah, senang sekali melihat kamu cerah dan merona begini."

Saiki membalas pelukan Louis. "Terima kasih Louis-san, bersama orang yang mencintaiku setulus itu, aku merasa sangat berharga. Dan rasa bahagia yang tidak pernah aku alami sebelumnya."

Louis mengangguk dan melepaskan pelukannya. "Tapi aku tidak menyangka perkembangan perasaanmu cepat sekali. Aku butuh beberapa minggu untuk membuat Reishi jatuh cinta padaku."

"Benarkah? Jadi Reishi-senpai juga lama baru membalas perasaanmu?"

"Iya, agak rumit sedikit, dia baru mengungkapkannya ketika aku sudah di rumah sakit karena ditusuk waktu itu. Dia seperti belum bisa menyadari perasaannya. Namun dia merasa nyaman bersentuhan denganku."

"Jadi saat kamu tertusuk dia baru meyadarinya?"

"Sepertinya begitu."

"Kalau misalnya tidak ada insiden itu bagaimana?"

"Aku yakin pasti ada cara lain, walau aku memintanya untuk kami bersikap biasa saja, aku tidak ingin menyentuhnya sampai dia menjadi milikku. Mungkin akan lebih lama. Tapi aku pikir, saat itu, perlahan dia mulai menyukaiku dan dia menyadarinya saat melihatku terluka. Dia juga memberikan darahnya padaku. Jadi darahnya mengalir di tubuhku sekarang. Resus kami sama." Louis menarik nafas dengan hati hangat.

"Dari awal, sejak bertemu dengannya di bandara hari itu, aku yakin aku sudah jatuh hati padanya, tapi aku tidak menyadarinya. Takdir itu tidak akan bisa ditebak, siapa sangka aku akan mempunyai teman sekamar di sini dan aku jatuh cinta padanya."

Saiki tersenyum mendengar cerita Louis. Dibanding dirinya, Louis punya kisah yang lebih menggugah. Namun walau kisah dia sendiri singkat, siapa yang tau nanti selanjutnya.

"Lalu bagaimana dengan orang tua kalian?" Tanya Saiki.

Louis melirik Saiki dan menopang dagunya. "Aku tidak tau, Reishi juga, mungkin... akan kami rahasiakan selamanya."

"Bagaimana caranya? Kalau nanti orang tua kalian menanyakan kalian kapan menikah bagaimana?"

"Kami punya hak untuk bilang tidak."

"Kalian berencana menikah?"

Jantung Louis berdetak keras tiba-tiba. Dia bisa merasakan darahnya berdesir dan tubuhnya merinding.

"Menikah..."

"Ya, di Amerika legal kan?"

Louis mengangguk dan matanya memandang langit-langit. "Kami tidak pernah terpikir ke sana, karena kami masih menyesuaikan perasaan kami dan juga cara menyimpannya dari orang tua. Reishi pernah ingin mencoba memikirkan ingin memberi tau orang tuanya, tapi sepertinya akan membuat orang tuanya kecewa. Dan... kami tidak tau bagaimana nanti... hubungan kami belum lama..."

"Tapi sepertinya kalian tidak bisa dipisahkan..."

"Aku tau..." Louis tersenyum. "Mungkin setelah beberapa tahun kami bersama, kami akan membicarakan pernikahan."

Saiki mengangguk sambil tersenyum. "Aku jadi tau apa yang dirasakan Reishi-Senpai."

"Kamu Uke?"

"Ya... rasanya indah sekali Louis-san, aku seperti di negeri dongeng."

How To Say I Love You (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang