"Hyung!"
"Hahahahaha." Tawa Yuta dan Winwin pecah seketika. Disusul Seungcheol yang langsung mendapat pitingan oleh Jaehyun di lehernya. Membuat pemuda tengil itu semakin keras tertawa.
Taeyong makin bingung. Apa yang baru saja Seungcheol katakan? Jaehyun menyukainya? Taeyong menatap Jaehyun horor. Pemuda ini?
"Tidak," sahut Taeyong tegas. Dia berusaha menenangkan diri dengan mengunyah kukis coklat di depannya.
Jaehyun melepas pitingannya di leher Seungcheol dan memandang Taeyong, "kau tidak menyukaiku?"
Hampir saja Taeyong tersedak. Apa-apaan sih pertanyaan Jaehyun itu? "Tidak. Kau gila."
Jaehyun merengut kesal. "Aku tidak gila. Yang gila itu Seungcheol hyung."
"Sudahlah." Winwin menengahi. "Lalu, jam berapa pestanya dimulai?"
"Sesudah makan malam," jawab Seungcheol masih dengan cengiran jahil di wajahnya.
"Apa boleh mengadakan pesta di asrama?" tanya Taeyong yang masih penasaran.
Yuta mengangguk. "Tentu saja. Kita juga butuh hiburan Taeyong-ah. Karena itu kepala asrama memperbolehkannya. Namun tidak boleh terlalu sering mengadakannya. Selain itu, tidak semua ajuan pengadaan pesta diterima. Harus ada alasan jelas kenapa kau mengadakan sebuah pesta di asrama. Dan kau harus memperbolehkan seluruh penghuni mendatangi pestamu. Asrama hanya menyediakan tempat. Makanan, dekorasi, serta pembersihan ruang setelah pesta menjadi tanggung jawab pembuat pesta."
"Karena itu tidak semua orang sering mengadakan pesta. Biayanya sangat besar," lanjut Winwin.
Taeyong mengangguk paham. Dengan penghuni asrama yang mencapai 300 orang lebih, apa sanggup kau membiayai sebuah pesta? Beruntung aula asrama mereka memang sangat besar sehingga sanggup menampung orang sebanyak itu.
"Nah, hyung. Kenapa kau mengadakan pesta?" tanya Jaehyun.
Seungcheol menepuk-nepuk pahanya sebentar. "Ayahku baru saja menyelesaikan tendernya dengan perusahaan ayah Yuta. Aku mendapat bagian karena sempat membantu menyelesaikan design gedung tender itu. Selain itu, kalian kan tahu aku baru saja mendapat penghargaan sebagai salah satu pengusaha muda tahun ini. Hehe," cengir Seungcheol.
"Wah, kau hebat hyung!" Jaehyun menepuk bahu Seungcheol bangga. "Aku saja masih belum mampu ikut bagian dalam tender."
Seungcheol mengelus tengkuknya malu. "Tidak juga Jae. Aku hanya coba-coba merancang bangunan. Ternyata ayahku suka dan memakai rancanganku untuk tendernya."
Yuta pun tersenyum. Senang melihat teman kecilnya itu sudah sukses. "Aku tak menyangka idemu mendirikan kantor arsitek itu sukses, Seungcheol-ah."
"Kau harus menyusul Yuta!" balas Seungcheol.
Taeyong tersenyum tak percaya. Pemuda tengil teman sekelasnya ini ternyata seseorang yang sudah memulai membangun usaha sejak dini. "Kau sudah lama ikut ambil bagian dalam tender seperti ini Seungcheol-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Moment • Jaeyong ✅
FanficKepindahan Taeyong ke sekolah yang baru menghantarkan ia pada sekelompok siswa yang sangat berpengaruh pada sekolah itu. Ia tidak bisa mengelak, menghindar, bahkan lari dari situasi itu. Jaeyong ft. Johnten, Yuwin, Ilyoung ⚠️bxb;mpreg Original fic b...