Disaster!

29.9K 3.7K 446
                                    

"Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak. Jangan warna itu. Itu terlalu terang Young." Ten mengambil alih mouse komputer yang berada di tangan Doyoung. Menggerakkan ke kanan ke kiri dan mengklik di beberapa tempat di layar LCD komputer milik Johnny.

"Eh, kembali Ten," pinta Taeyong. Layar itu kini menampilkan sebuah sweater berwarna kuning muda. "Yang ini?"

Doyoung memiringkan kepalanya. Berpikir. "Bagus juga. Menurutmu Ten?"

Ten mengangguk. "Aku suka. Bagaimana?"

Doyoung menepuk kedua tangannya. "Aku ambil. Pesankan."

"Hyung jangan boros." Celetukan seorang pemuda bermarga Jung yang baru saja terdengar membuat Doyoung berpaling dan menatap kesal adik sepupunya yang duduk santai di sofa depan televisi. "Aku tidak boros, bodoh. Aku hanya membeli satu pakaian. Apa itu boros?"

Jaehyun mengangguk. Matanya tak lepas dari ponsel yang sedari tadi dimainkannya. "Menurutku itu boros."

"Tak apa Jae." Ten menengahi. "Doyoung lebih hemat dibandingkan Hyungmu."

Jaehyun mulai tertarik. Permainannya terhenti dan matanya terlihat penasaran. "Johnny Hyung maksudnya?"

Ten mengangguk dan terkikik. Melirik kekasihnya yang sedang menatapnya tajam dari atas tempat tidur. "Kemarin saja dia membeli parfum, jam tangan, dan beberapa pakaian."

Jaehyun menatap Johnny tak percaya. Johnny menutup wajahnya dengan bantal. Taeil yang duduk di samping Johnny yang berbaring, tertawa seraya memukul punggung pemuda itu. Taeyong dan Doyoung pun menganga tak percaya dengan kebiasaan Johnny yang baru mereka ketahui itu.

"Hyung," Jaehyun berdecak. "Ternyata ka-"

Prang!

Kesemua pasang mata yang berada di kamar Johnny sontak menuju pada satu titik. Pada sisi dinding kamar besar itu. Bukan. Suara benda yang pecah itu bukan dari kamar Johnny. Melainkan dari kamar sebelahnya. Kamar Yuta dan Winwin.

"Ada apa?" Taeyong yang pertama membuka suara. Suara benda pecah yang dilempar ke dinding itu begitu keras. Membuatnya terkejut dan refleks berdiri.

"Entah." Ten menjawab pelan. "Hyung," panggilnya pada Johnny.

Johnny belum mengalihkan pandangannya dari titik itu.

"Taeil."

Taeil menoleh menanggapi panggilan Johnny. "Hm?"
"Kau pernah mendengar mereka melempar barang?"

Taeil mengangguk meskipun samar. "Ya. Sepertinya pernah beberapa kali belakangan ini," jawabnya ragu.

"Ya," Johnny mengangguk, "aku dan Ten pun kadang mendengarnya."

"Memang kenapa Johnny Hyung?" tanya Doyoung penasaran. "Ap-"

Prang! Prang!

Kembali mereka terkejut. Sungguh. Suara itu begitu jelas disaat malam yang sepi seperti ini. Penghuni asrama lebih banyak berada di kamarnya masing-masing setelah makan malam. Membuat tak banyak keributan yang terjadi diluar yang dapat meredam suara pecahan itu.

Beloved Moment • Jaeyong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang