Happiness

29.3K 2.6K 2.4K
                                    

Wajah cantik itu kini berbinar cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah cantik itu kini berbinar cerah. Lelaki yang ditunggunya berjalan mendekat seraya menggendong seorang bocah laki-laki. Senyuman keduanya mengembang bersamaan.

"Sudah lama ya? Maaf terlambat."

Lelaki berbalut sweater itu menggeleng. Membuat rambutnya yang mulai memanjang karena sudah lama tak di potong bergoyang. "Tidak apa-apa."

Lelaki itu, Jaehyun, menurunkan lelaki kecil yang digendongnya. Sedikit membungkuk dan mengelus lembut perut istrinya. "Halo baby, Daddy datang."

Sang istri, Taeyong, meraih tangan anak lelakinya. Meski lelaki kecil itu belum mencapai umur 4 tahun namun tubuhnya sudah tumbuh sehat dan melebihi tinggi dari anak-anak seusianya. "Markie, tadi main bersama Grandma Kim?"

Lelaki lucu itu mengangguk lalu menunjukkan benda yang sedari tadi dipegangnya. "Tadi Grandma membelikanku robot-robotan ini, Mom."

Taeyong mengacak-acak rambut hitam anaknya. "Mark tidak lupa mengucapkan terima kasih 'kan?"

Mark mengangguk. Membuat rambutnya yang lembut bergoyang-goyang mengikuti gerak kepalanya.

Taeyong mengangkat kepalanya dan menatap suaminya yang sedang mengedarkan pandangan ke seisi toko. "Apa tadi Doyoung dan Taeil ada di rumah?"

"Hm?" Jaehyun menolehkan kepala membalas tatapan istrinya. "Tidak ada. Uncle Kim bilang mereka di kantor."

"Dasar." Taeyong mencibir, "workaholic."

Jaehyun tertawa. Sebelum akhirnya tawanya terhenti dan wajahnya mengernyit. Membuat Taeyong menatapnya bingung.

"Kenapa Jae?"

Jaehyun mendekap kedua tangannya di dada dan terlihat kesal. "Yongri membawa credit cardku."

Taeyong tertawa renyah. "Kenapa bisa?"

Jaehyun berjalan menuju salah satu sofa yang ada di sudut kafe itu. Taeyong mengikuti suaminya seraya menggandeng tangan Mark yang masih asyik memainkan robot-robotan baru miliknya.

"Aku tadi lupa mengambil uang untuk membayar gajinya. Aku akan membayarnya di rumah nanti tapi dia tak mau menunggu."

Taeyong tergelak. "Kenapa kau memberikan credit cardmu? Tahan saja gajinya."

"Ughh," Jaehyun melenguh. "Mana mau dia. Sudah merajuk duluan."

Taeyong mengelus tangan suaminya dengan sayang. "Kau juga yang terlalu memanjakan adik-adikku. Yongri kau tempatkan jadi sekretarismu di kantor. Jongjin saja kau belikan mobil. Apa itu tidak berlebihan."

Jaehyun memandang istrinya memelas. "Tidak apa-apa 'kan? Itukan perusahaan kita. Anak itu juga jam kerjanya tidak terikat. Pekerjaannya tak banyak. Dia hanya membantu pekerjaan Seulgi noona."

Beloved Moment • Jaeyong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang