"Ayolah. Papa sudah sangat lelah."
Lelaki berambut hitam itu memegang tengkuknya. Lalu menggerakkan leher ke kanan dan ke kiri. Berusaha menghilangkan pegal yang dideranya seharian ini. Pekerjaan menuntutnya untuk berkonsentrasi penuh. Profesionalitas yang menyebabkan tubuhnya terasa lebih tua dari umur aslinya.
Matanya melirik jam yang menempel di kamar bernuansa ceria itu. Belum terlalu malam sebenarnya. Hanya saja ini sudah melebihi waktu tidur kedua bocah yang lahir dari rahim istrinya.
"Tapi Jaemin belum mengantuk, Papa."
Lelaki kecil yang berbalut piyama berwarna kuning cerah itu menyingkirkan selimutnya. Lalu merangkak mendekati ayahnya yang duduk di sisi ranjang. Direbahkannya kepalanya yang mungil di bahu nyaman pria itu seraya mendekap lehernya.
"Tapi ini sudah malam, Jaeminnie. Papa juga sudah menyanyikan lagu kesukaanmu. Kenapa kau belum tidur, hm?"
Lelaki itu, Johnny, meraih lengan putranya untuk melepas dekapan lelaki kecil itu di lehernya. Lalu mencium pipi putih itu sekilas. "Apa kau mau tidur dengan Papa?"
Lelaki kecil satunya yang sedari tadi terdiam di ranjang lainnya bangkit untuk duduk. "Jangan! Aku tidak mau tidur sendiri."
Johnny terkekeh mendengar rengekan dari anaknya. "Papa kira anak papa yang satu ini sudah tidur. Jadi tadi hanya berpura-pura memejamkan mata ya? Apa kau takut tidur sendiri?"
Renjun menoleh kearah lain menghindari tatapan Johnny. Harga dirinya yang tinggi tersentil hanya karena digoda oleh ayahnya sendiri. "Tidak!"
"Lalu kenapa kau melarangku tidur dengan Papa?" Jaemin kembali berbaring dan memakai selimutnya.
"Kau akan mengganggu Papa dan Mama. Tidurmu 'kan selalu menendang ke sana kemari." Lelaki kecil itu juga ikut berbaring dan memeluk boneka pesawat miliknya.
Jaemin mencibir lalu kembali memandang Johnny.
"Bagaimana kalau Papa bercerita saja. Ya?""Eung." Lelaki kecil yang lahir beberapa menit lebih dulu dari Jaemin itu mengangguk. "Cerita tentang Mama dan Papa!"
"Eh?" Johnny mengernyit heran mendengar permintaan anaknya. "Kenapa harus Mama dan Papa?"
Jaemin mengambil alih jawaban dari pertanyaan Johnny. "Paman Jaehyun bilang Papa dan Mama punya kisah yang sulit tapi menarik. Jaemin ingin tahu seperti apa."
Johnny menggigit bibir mendengar ucapan polos anaknya. Di satu sisi lelaki itu juga mengutuk pria bermarga Jung yang dari dulu hingga sekarang terkenal dengan omongannya yang blak-blakan.
"Paman Jaehyun hanya berlebihan. Tidak seperti itu kok," jelas Johnny.
"Tapi kami ingin tahu, Pa." Renjun menarik selimut yang menggulung di kaki kecilnya.
"Kenapa ingin tahu? Kalian masih terlalu kecil untuk tahu hal-hal seperti itu."
"Untuk persiapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Moment • Jaeyong ✅
FanfictionKepindahan Taeyong ke sekolah yang baru menghantarkan ia pada sekelompok siswa yang sangat berpengaruh pada sekolah itu. Ia tidak bisa mengelak, menghindar, bahkan lari dari situasi itu. Jaeyong ft. Johnten, Yuwin, Ilyoung ⚠️bxb;mpreg Original fic b...