What happened, Taeyongie?

33.2K 3.7K 1.2K
                                    

"Dokter, bagaimana?" buru Taeil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter, bagaimana?" buru Taeil. Pemuda itu benar-benar sudah tak sabar.

Dokter berumur sekitar 40 tahunan itu terlihat lelah. "Lubang lukanya terlalu besar. Mengenai usus dan lambungnya. Darah yang hilang sangat banyak." Dokter itu menggeleng, "Maaf. Kami sud-"

Tak perlu menunggu kelanjutan kalimat sang dokter, Taeil menerobos memasuki ruang UGD. Jantungnya berdegup sangat kencang seakan bersiap untuk meledak.

'Tidak mungkin!'

Dokter tua itu tidak terkejut melihat Taeil yang tiba-tiba berlari memasuki ruangan operasi. Sesuai kewajibannya, dokter itu melanjutkan kalimatnya. "Maaf. Kami sudah berusaha. Namun Tuhan berkehendak lain. Dia lebih menyayanginya. Sekali lagi kami minta maaf. Relakan Tuan Kim."

Setelah sedikit mengatakan beberapa hal yang menenangkan untuk keluarga yang ditinggalkan, dokter itu melangkah pergi menuju ruangannya. Meninggalkan orang-orang yang terkejut luar biasa, sebelum seorang perawat memanggilnya dari pintu ruang operasi.

"Dokter! Dokter! Cepat kemari!"

"Dokter! Dokter! Cepat kemari!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeil tak sanggup melihatnya. Mengatakan sesuatu pun dia tak bisa. Masih di ingatnya siang tadi mereka masih bercengkerama. Membisikkan kata cinta dan saling memeluk. Membelai penuh kasih dan menatap lembut manik milik kekasihnya. Tersenyum mesra dan menikmati indahnya dunia.

Lalu kini? Siapa yang terbaring diatas meja operasi itu? Tubuh dingin siapa itu? Apa itu benar Kim Doyoung? Kekasihnya?

Telinga Taeil berdengung hebat. Satu suara keras yang mendominasi ruangan itu. Suara 'tiiiiit' panjang dengan garis merah dan angka 0 besar yang tertera disebuah layar di dekat meja operasi. Menandakan alat itu masih terpasang di tubuh Doyoung. Dan itu sudah cukup. Kekasihnya sudah tak ada.

Mengabaikan perawat yang memintanya untuk keluar ruangan, Taeil mendekati tubuh itu. Dingin. Tak ada kehangatan yang kadang diberikan tubuh itu untuknya. Dipandanginya sekeliling. Tubuh berlumuran darah itu sedang dibersihkan oleh perawat. Digapainya wajah sang kekasih yang pucat. Memandang sendu pada wajah manis itu.

"Doyoung... Doyoungie..." panggilnya. Berharap jawaban dengan nada riang yang akan didengarnya. Namun nihil.

"Sayang."

Beloved Moment • Jaeyong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang