"Iya, Jaehyunnie. Ini aku sudah dalam perjalanan pulang bersama Doyoung."
Doyoung memutar kedua bola matanya bosan. Lelaki itu tetap menyetir meski telinganya sudah panas mendengar Taeyong yang sedang berbicara dengan Jaehyun di telepon.
"Aku tutup dulu ya. Bye."
Taeyong menyentuh tombol merah di layar teleponnya lalu menyimpan benda elektronik itu ke dalam tasnya.
"Jaehyun memintamu untuk berhati-hati menyetir."
Untuk kedua kalinya Doyoung memutar manik matanya. "Oh, Jung Jaehyun. Tak bisakah dia berhenti untuk bersikap protektif padamu? Kita hanya pergi sebentar dan dia seperti mencurigaiku akan membawamu keliling dunia!"
Taeyong tertawa dan menunjuk jalan di depan mereka. "Jalankan saja mobilmu dengan benar."
"Ya. Aku juga harus cepat-cepat membawa Renjun dan Jaemin pulang. Kau tahu, Johnny bilang dia sudah hampir gila tak melihat anaknya dua hari ini. Ya Tuhan, aku hanya mengajak keponakan kembarku itu untuk menginap di rumahku. Apa salah?"
Taeyong terkikik geli mendengar Doyoung yang mengeluh. "Kalau begitu cepatlah menikah. Supaya kau punya anak sendiri."
Doyoung memandang Taeyong dengan ujung matanya. "Kau pikir untuk apa aku memintamu menemaniku memesan Tuxedo jika bukan karena aku akan menikah, huh?"
"Tuxedo yang tadi kau pesan bagus sekali, Doyoungie." Taeyong tersenyum membayangkan Tuxedo indah yang tadi dilihatnya.
Doyoung memutar kemudi mobil untuk membelok ke kiri. "Winwin yang memberikanku referensi. Tuxedo yang dulu ia pakai bagus sekali."
Taeyong menolehkan kepalanya menghadap jendela. "Kau ingat dulu? Winwin sangat santai menghadapi pernikahannya. Juga kehamilannya."
"Ya. Orang tua Winwin juga terlihat santai. Malah ibuku yang kaget. Winwin hamil? Bagaimana bisa?" Doyoung menghela nafas. "Tentu saja bisa. Yuta 'kan yang menghamilinya."
Taeyong terkekeh. "Orang tua Winwin sudah sangat percaya pada Yuta. Kau tahu 'kan. Bertahun-tahun sudah Winwin dan Yuta selalu bersama. Mungkin orang tua mereka sudah bisa mengantisipasi jika akan ada kejadian seperti itu. Lagipula mereka 'kan sudah sama-sama dewasa dan bertanggung jawab. Saling suka dan saling cinta."
Doyoung mengangguk, "ya. Aku setuju denganmu. Kalau saja mereka tinggal di luar negeri, mungkin mereka akan tinggal serumah tanpa menikah meski sudah punya anak."
"Kenapa kau baru menikah sekarang? Ini sudah lama sejak aku dan Jaehyun menikah." Taeyong membelai perutnya yang berisikan janin berusia 3 bulan.
"Kami menikah di umur yang seharusnya. 25 tahun umur yang pas untuk menikah 'kan?" Doyoung memeletkan lidahnya, "tidak seperti kalian yang memilih menjadi pasangan menikah muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Moment • Jaeyong ✅
FanfictionKepindahan Taeyong ke sekolah yang baru menghantarkan ia pada sekelompok siswa yang sangat berpengaruh pada sekolah itu. Ia tidak bisa mengelak, menghindar, bahkan lari dari situasi itu. Jaeyong ft. Johnten, Yuwin, Ilyoung ⚠️bxb;mpreg Original fic b...