Terrible

22.5K 3.2K 747
                                    

.
.
.

Ayo biasakan sebelum membaca tekan bintang yang di pojok kiri bawah dan setelah membaca berikan komentar untuk mengapresiasi authornya🙂💚

.
.
.

"Kapan dia telepon?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kapan dia telepon?"

"Kau sudah menghubungi polisi?"

"Nomor Taeyong tidak aktif."

"Kau tahu siapa mereka?"

"Mereka bilang apa tadi?"

"Di mana ponsel mu? Aku akan menghubungi mereka lagi."

"Ya Tuhan. Taeyong. Semoga dia baik-baik saja."

Jaehyun berjalan mondar mandir di ruangan itu. Pemuda itu mengumpat kesal. Lalu mendudukkan diri di ranjang.
Kini semua orang yang sudah Jaehyun kabari. Saat menerima telepon dari orang tak dikenal yang mengabari bahwa Taeyongnya dalam bahaya, pemuda itu langsung berlari menuju kamar milik kepala sekolah Lee dan istrinya.

Keduanya adalah orang yang Jaehyun percaya bisa membantu. Tak mungkin Jaehyun hanya mengandalkan dirinya sendiri beserta para Hyungnya. Mereka bahkan belum melewati umur 20 tahun.

Seorang pemuda paruh baya mengelus punggung Jaehyun dan menyodorkan segelas air putih. "Minumlah dulu."

Jaehyun menenggak air itu dengan susah payah. Tenggorokannya seperti berisi duri-duri tajam yang menghalangi air untuk berjalan mulus masuk ke lambungnya.

"Bibi mengatakan ini pada keluarga Taeyong?" dipandangnya wanita paruh baya yang berada di sampingnya.

Ny. Lee tersenyum meski sedikit terpaksa karena kalut mengetahui kekasih pemuda yang dianggapnya anak sedang berada dalam situasi genting. "Bibi belum mengatakan apa-apa pada mereka."

Jaehyun mengangguk. "Jangan bilang pada mereka Bi."

"Apa mungkin Chanyeol?" Taeil berspekulasi.

Kepala sekolah Lee menggeleng. "Bukan. Paman baru menelepon kantor polisi. Chanyeol ada di sel tahanannya."

"Lalu siapa?" Yuta bertanya seraya meminum teh hangat yang disediakan istri sang kepala sekolah.

Jaehyun menggeleng. "Entahlah."

"Kau kenal suaranya?" Johnny berjongkok di depan Jaehyun.

"Tidak Hyung."

"Dia bilang apa?" suara Winwin terdengar bergetar. Perpaduan antara menahan tangis dan kedinginan. Pemuda itu beserta ke empat temannya bahkan hanya memakai bathrobe.

Jaehyun menghela nafas berat saat kembali mengingat percakapan mereka tadi. "Dia bilang Taeyong ada bersama mereka. Mereka memintaku untuk menyerahkan diri."

Beloved Moment • Jaeyong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang