Another Happiness • Yuwin

19.1K 1.7K 154
                                    

"Engh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Engh..."

Lelaki itu melenguh seraya membuka mata. Mengerjap sebentar sebelum akhirnya matanya terbuka sempurna. Kamar besar itu remang-remang. Diliriknya meja kecil di samping ranjang yang ditidurinya. Tepatnya pada sebuah jam meja yang berkedip menandakan detik terus berlalu.
Pukul lima lewat dua puluh lima pagi.

Angka itulah yang terproyeksi dalam retinanya. Kembali lelaki itu meluruskan lehernya. Tubuh telanjangnya yang tertutup selimut putih menggeliat perlahan. Begitu pelan hingga tak mengganggu tubuh lain yang masih tertidur dengan memeluknya.

Lelaki itu menurunkan pandangannya. Menatap kulit putihnya yang bertabur bercak kemerahan. Tersebar hingga hampir menutupi dadanya. Dan dia yakin bahwa bercak itu juga ada di seluruh tubuhnya. Bahkan bercak kemarin saja masih belum hilang.

Lelaki itu menghela napas dan memutar kedua bola matanya. "Oh, Nakamoto Yuta. Kau liar sekali," gumamnya.

Winwin menoleh kesamping. Sesosok pria dewasa berambut hitam lebat masih memejamkan mata dengan damainya. Mau tak mau Winwin tersenyum.

"Kau bocah manja yang liar, kapten Nakamoto. Belajar darimana kau bisa seganas itu?"

Setelah menyentil hidung suaminya pelan, lelaki manis itu menunduk agar bibirnya menggapai kening sang suami yang menempel di bahunya.

Perlahan, Winwin bergerak kesamping. Menjauh dari tubuh suaminya agar dia bisa beranjak dari tempat tidur. Membiarkan tubuh mulusnya yang tak terbalut pakaian melenggok menuju kamar mandi.

 Membiarkan tubuh mulusnya yang tak terbalut pakaian melenggok menuju kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Park Jisung?"

"Ya Dokter, anak itu terus menangis."

Lelaki berjas putih dengan name tag Nakamoto Winwin itu berjalan tergesa dengan seorang suster di belakangnya. Tangan rampingnya menarik sebuah pintu besar dan menyeruak masuk. Jeritan tangisan seorang anak laki-laki
menyambutnya. Membuat telinganya berdengung.

"Jisung-ah." Winwin menarik bocah bermata sipit itu ke dalam pelukannya. Mengelus punggungnya perlahan dan mengucapkan kata-kata menenangkan.

Beloved Moment • Jaeyong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang