Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naya berusaha menerima kenyataan bahwa, dirinya memang tak akan pernah bisa ditakdirkan mengenal Galang lebih dekat.
Naya berusaha bersikap senormal mungkin, meski mereka masih duduk sebangku.
Naya menyimpan satu kotak yang berisi foto-foto Galang di dalam gudang. Di balik lemari yang berdebu, membuat ia malas kalau harus mengambilnya lagi.
Cewek itu sudah tidak berbincang-bincang dengan Galang sekitar dua minggu. Naya bisa melihat Galang menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Menjadi lebih kuat.
Namun, di sini, Naya masih sering memikirkan cowok itu. Setiap pagi, Naya masih takut kalau tiba-tiba melihat wajah Galang yang babak belur. Setiap malam, Naya berharap supaya Galang tidak pernah menyerah, seberat apa pun rintangannya.
Naya menendang kerikil yang ada di depannya. Cewek itu sudah selesai menikmati keindahan Jakarta. Sekarang, waktunya semua keindahan yang tadi ia lihat itu bekerja.
Naya menoleh ketika samar-samar dia mendengar suara Galang. Cewek itu takut sudah berhalusinasi saking stressnya.
Namun, tidak. Naya bisa melihat Galang berbincang-bincang dengan anak kecil di depan pagar sebuah rumah.
Lang, lihat kamu jadi anak bandel, emang keren, tapi lihat kamu yang udah berubah banyak kayak sekarang, kadar kekerenan kamu mencapai tulisan overload.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
