Galang memarkirkan motornya sembarangan, dia lalu berlari masuk ke dalam karena Nathan tidak ada di tempat penjemputan.
Galang juga tak menemukan Nathan di dalam gedung sekolah.
Galang mulai panik, cowok itu kembali ke tempat motornya diparkir.
Sialan.
Hanya satu kata itu yang terlintas di pikiran Galang saat netranya menangkap keberadaan Nathan bersama dengan ketiga preman yang mengeroyoknya tempo hari, dengan setelan pakaian yang lebih mirip bapak-bapak yang mau menjemput anaknya.
Galang dengan wajah kaku menghampiri mereka, berharap mereka tak melakukan apa pun pada Nathan.
Demi apa pun, jangan Nathan.
Nathan sepertinya sudah sangat ketakutan sampai tak bisa meronta minta tolong. Atau mungkin bocah malang itu diancam macam-macam.
"Lepasin dia," ujar Galang, berusaha menahan amarahnya yang sudah sampai ubun-ubun.
Nathan menatap Galang penuh harap. Anak itu seperti akan menangis, tapi seolah tahu kalau kedua abangnya tak akan menangis di situasi seperti ini. Mereka tak akan menunjukkan kelemahan di depan musuh.
"Lo tau 'kan, kalo gua bisa ngelakuin apa pun sama kehidupan lo. Kalau lo masih nggak mau bayar, lihat aja," ucap salah satunya sambil menekan bahu Nathan, membuat anak itu semakin merunduk.
Galang mengepalkan tangannya emosi.
"Gua bakal bayar, tapi nanti. Lo kira, ngumpulin uang sebanyak itu gampang? G$$l$k! Mikir pake otak, bukan pake otot." ujar Galang kesal. Amarahnya benar-benar sudah tersulut.
Namun, diam-diam Galang ingin tersenyum sinis karena bisa menjadi orang yang lebih berpendidikan daripada preman-preman itu.
Ketiga preman itu bertukar pandang, lalu mendorong Nathan ke arah Galang.
"You're okay. You're okay," bisik Galang, membantu Nathan berdiri dan menyembunyikan cowok itu di balik punggungnya.
"INGET, YA! Kita bisa ngelakuin apa aja ke hidup lo, Aloysius Galang."
Galang menggertakkan giginya. Selain karena dia benci namanya disebutkan secara lengkap oleh salah satu preman sialan itu, dia juga benci karena omongan preman itu benar. Mereka bisa saja menghancurkan hidup Galang sewaktu-waktu.
Cowok itu menggiring Nathan ke motornya untuk segera pulang.
"Bang, Nathan takut," bisik cowok itu saat Galang memakaikan helm.
"Nggak perlu. Aku ada di sini buat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
lost boy
Cerita Pendek"We all have that one person who really f us over." ©2018