08

219 25 2
                                    

Eunbi POV

"Sebaiknya kau pulang! Aku akan menyuruh Minhyun Hyung dan Hyunjin untuk pulang juga. Cepat! Sekarang kau harus pulang. Berikan ponsel mu pada Hyungseob!"

"A-apa? Ah..hh Hyungseob lagi membeli minuman. Baiklah aku akan segera pulang. Kau berhutang penjelasan padaku, Daniel. Ku tutup"

Cepat-cepat ku akhiri panggilan itu, sebelum Daniel mulai curiga. Daniel itu sangat susah sekali baiknya jika sudah marah.

Kalau dia sampai tau aku berbohong padanya, akan sangat bahaya. Satu bulan aku akan diabaikan terus olehnya.

Apalagi sekarang dia sudah memiliki kekasih, sudah pasti dia akan lebih mengabaikanku.

"Ya! Kenapa? Mengapa kau berbohong padanya?!" Orang disebelahku ini sepertinya kesal, karna aku tak menganggap dirinya.

"Apa? Berbohong apanya?" Pura-pura tak mengerti saja.

"Kau kan sedang bersamaku, mengapa kau mengatakan sedang bersama Hyungseob?"

"Terus aku akan diabaikannya selama satu bulan? Hah.. Tentu saja aku tak mau, Jihoon!"

Jihoon terdiam setelah aku mengatakan itu. Apa mungkin dia Shock? Jihoon memang selalu berlebihan...

Aku meminum coklat panasku yang tentu saja lelaki gembul itu yang mentraktir. Dia pun mengikutiku, meminum juga coklat panas miliknya.

Sebenarnya ada apa dengannya?

Akhir-akhir ini dia tak seperti Jihoon yang biasanya. Tepatnya sejak ia mengembalikan dompetku.

Semuanya terlihat aneh!

Dia memberikanku sarapan saat aku mengatakan, aku sama sekali belum memakan sesuatu sebelum berangkat ke kampus.

Padahal aku spontan mengatakannya dan saat itu aku sedang berbicara sendiri, bukan sengaja atau apa.

Tepat setelah dia datang, dia memberikan ku roti dan susu diatas mejaku.

Tau darimana dia aku belum sarapan? Mungkin saja itu hanya kebetulan, tapi itu sedikit aneh pikirku.

Biasanyakan dia tak peduli padaku, selalu menghinaku dan ujung-ujungnya kami akan bertengkar.

Hingga anak-anak dikelasku sudah sangat bosan melihatnya.

Dan yang selalu menengahi perkelahian kami adalah Hyungseob. Maka dari itu, aku jadi dekat dengannya.

"Ya! Memangnya apa salahku, hah? Aku kan tak ada kaitannya dengan pertengkaran mereka. Terus apa masalahnya aku bersamamu?" Jihoon sepertinya sangat tak terima dengan perlakuan Daniel. Mungkin saja begitu.

"Kau tau, Daniel itu sangat tak menyukaimu. Dia melarangku untuk berdekatan denganmu. Jika ia tau aku sedang bersamamu, kupastikan dia akan langsung menjemputku disini. Akukan bukan anak kecil lagi yang harus dijemput-jemput" ucapku sembari meminum lagi.

"Terus, mengapa kau tak katakan saja sejujurnya? Kita kan memang dekat. Tak bisakah kau menghilangkan larangannya? Untuk apa kau takut nanti diabaikannya, dia itu masih seperti anak kecil! Belum ada sikap dewasanya. Pantas saja dia dan Guanlin belum juga baikkan, ternyata hanya karna sifatnya Daniel yang masih kekanakan.. Ck!"

Aku terkejut mendengar ucapan Jihoon. Bahkan aku menganga lebar mendengarnya.

Bukan karna apa, ini pertama kalinya aku mendengar kalimat terpanjang dari mulutnya selama aku bertemu dengannya.

Jihoon terlihat bingung melihatku. Sangat tampak dari wajah perinya itu.

Dia tampan tapi mengapa harus sombong? Kalau seandainya dia ramah, kupastikan banyak wanita yang mengejarnya.

(Dalam Revisi/HIATUS) The SECOND LOVE [HEB.PJH.PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang