22

126 12 0
                                    

Mian typo bertebaran


Setelah jam kuliah selesai, Eunbi dan Jihoon pun pulang bersama. Ekspresi Jihoon dari terakhir kali mereka bertemu Woojin, masih sama seperti sebelumnya.

Dingin dan tajam.

Sedari tadi Eunbi hanya diam saja. Menurut apa yang semua Jihoon katakan. Ingin menolak, tapi ia tak berani dengan sikap Jihoon yang sekarang.

Motor sport yang ditumpangi oleh Eunbi, berhenti ditepi Sungai Han. Rasa bingung menghinggapi dirinya. Penuh dengan pertanyaan yang menumpuk dibenaknya.

Jihoon mendengus tiba-tiba. Spontan Eunbi menoleh pada lelaki gembul itu. Mencoba memberanikan diri, ia pun bertanya padanya.

"Jihoon... Apa kau ada masalah?" Tanyanya dengan nada yang pelan. Sembari melirik-lirik sekilas wajah peri lelaki tersebut.

"Jawablah jika itu iya ataupun bukan. Setidaknya aku tau kau tidak ingin dicampuri" ucapnya dengan wajah sendunya melihat hamparan sungai.

Jihoon menoleh padanya. Memperhatikan wajah cantiknya dari samping. Sebenarnya ia merasa tak enak juga. Seperti anak kecil saja pikirnya.

"Apa karna Woojin tadi?"

Jihoon mendengus kembali setelah mendengar nama Saudaranya. Ia mendekat kesamping Eunbi dan mengikuti arah pandangnya.

"Apa kau benar-benar sudah memaafkannya? Semudah itu?" Pertanyaan dibalas pertanyaan. Hal yang paling tidak disukai Eunbi.

"Aku..... Tak bisa terus membencinya. Entah mengapa, aku ingin sekali melupakan masalah dulu dan berhubungan kembali dengannya. Tapi, itu sulit. Hanya untuk memaafkannya lah aku sanggup melakukannya" Ia menunduk menahan air matanya yang akan jatuh.

Jihoon tentu kesal dengan alasan Eunbi.

'Mengapa perempuan setiap mengatasi masalahnya selalu dengan perasaan?' Batinnya.

"Ya! Hwang Eunbi.. Kau itu gadis yang bodoh. Sangat bodoh!" Ucapnya sembari menarik lengan Eunbi kehadapannya.

Eunbi sendiri tak bisa mengangkat wajahnya. Ia hanya menguatkan pejaman matanya menahan tangisnya.

"Untuk apa kau menangisi dirinya!! Seharusnya kau memberi pelajaran padanya, Eunbi. Jadilah gadis yang pertama kali aku temui. Gadis yang galak dan berani! Pukul dia sekuat mungkin! Aku menyuruhmu seperti ini, karna aku menyukaimu!!"

Mendengar kalimat terakhir, sontak Eunbi mengangkat wajahnya dan bertanya-tanya.

Jihoon yang baru sadar pun langsung menghela nafasnya lalu memegang kedua bahu Eunbi.

"Hah... gara-gara emosi, aku jadi menyatakan perasaan ku. Sudahlah tak usah dipikirkan. Yang terpenting, kau tidak boleh menangisi lelaki brengsek itu lagi. Cobalah untuk tidak memperdulikannya agar dia merasa apa yang kau rasakan dulu"

Jihoon menyeka air mata Eunbi. Dan mencoba melekungkan bibir Eunbi untuk tersenyum.

Tentu saja dengan perlakuannya, Eunbi jadi benar-benar tersenyum.

"Hati mu sudah lega kan? Ayo kita pulang"

"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, Jihoon. Terima kasih" ujarnya. Jihoon hanya mengacak rambut Eunbi sebagai jawaban.

Mereka berdua menaiki motor sport tadi dan segera berjalan pulang. Seperti yang kita tau, Jihoon saat membawa motor akan kebut-kebutan.

"Kau benar Jihoon, aku memang lelaki brengsek"

Tak disangka. Ternyata sejak tadi, Woojin berada tak jauh dari mereka dengan pakaian Casual-nya.

Ia membuka topi Hoodie-nya dan bersandar dipagar tersebut sembari mengingat-ingat ucapan Jihoon sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Dalam Revisi/HIATUS) The SECOND LOVE [HEB.PJH.PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang