21

140 13 2
                                    

Mian typo bertebaran


SSSTTT!!!

"Akh kkamjagiya! YAK!" Eunbi dengan spontan memukul lengan Jihoon yang tiba-tiba saja sudah ada disebelahnya.

"HAHAHAHA" tawanya yang begitu lepas.

"Sepertinya itu lucu sekali yah Tuan Park..." 

Wajah yang begitu datar dan sinis berhasil membuat tawa Jihoon semakin pelan dan berhenti.

Ia berdeham setelah melihat wajah sangar Eunbi yang sudah mulai terlihat dihadapannya.

"Hmm.. K--kenapa kau lama sekali masuk ke kelas?" 

Tak mau memperpanjang masalah, Jihoon pun langsung mengalihkan pembicaraannya.

Eunbi mengernyit bingung. Namun sedetik kemudian ia pun menyibuk'kan diri.

"Yak Eunbi! Jawablah.." Eunbi tak menggubris ucapan Jihoon. Ia masih asik mengambil buku-buku dari tas-nya.

"Yak!" Sekali..

"Eunbi!" Dua kali..

"YAK HWANG EUNBI!!!!" 

"HEY! KAU YANG DISANA, SEDANG APA KAU TERIAK-TERIAK? APALAGI DISAAT DOSEN MU SUDAH MASUK" 

Seisi kelas langsung tertuju pada Jihoon. Bahkan Eunbi pun juga ikut menatapnya aneh. Seperti tak ada yang terjadi padanya.

Jihoon melihat sekelilingnya yang masih menatapnya. Melihat tatapan itu, ia jadi teringat dengan dirinya yang dulu.

Dirinya sebelum bertemu dengan Eunbi. 

Tatapan itu seakan-akan sedang mengintimidasi-nya. Entah mengapa Mood-nya seketika menjadi rusak.

Padahal ini adalah hal yang biasa baginya.

"Kenapa diam? Ssaem sedang bertanya padamu, Park Jihoon. Kamu kira saya tidak kenal kamu? Tentu saya kenal dengan anak pemilik sebagian Universitas ini.. Mungkin bukan saya saja, tapi satu Kampus ini sudah mengenalimu bukan?" 

Eunbi POV

Bukankah ucapan Ssaem itu sudah keterlaluan? 

Aku masih melihat ke arah Jihoon. Ia hanya diam dan tak membalas seperti biasanya.

Ahh aku jadi merasa bersalah.. ini semua terjadi karna diriku kan.

"PARK JIHOON! Kau tidak bisu kan? Atau kau baru saja mengalaminya?"

"Ahh.. atau saja tadi kau sedang memikirkan keluargamu? Atau hanya Ayah-mu?"

"SSAEM!!" Aku berteriak. Sungguh, lama-lama aku semakin muak dengan ucapannya.

Bagaimana bisa seorang Dosen mengatakan hal seperti itu? Apa benar dia seorang Dosen? Atau hanya sebuah kepalsuan!

"Oh? Ada apa anak baru? Kau mau ikut campur dengan kesalahannya?" 

Aku menekan'kan rahangku. Menahan emosi agar tak keluar dari mulutku.

Apalagi saat ini, Oppa ku tidak ada. Namun aku sudah tak tahan dengan mulut kotornya itu. 

"Maaf Ssaem.. bukankah kalimat yang Ssaem ucapkan sudah berlebihan?" Dengan berani aku berdiri dari kursi duduk ku. Ia tersenyum.

"Kau juga mau ikut campur ternyata. Apa karna kau duduk disamping-nya, maka dari itu kau membelanya agar image mu terlihat seperti 'Teman yang baik' baginya, begitukah?" 

(Dalam Revisi/HIATUS) The SECOND LOVE [HEB.PJH.PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang