16

134 24 4
                                    

Mian typo bertebaran

"Apa kau berhasil menghubunginya?" Minhyun menggelengkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Seongwoo.

Tadi malam, mereka berdua pulang ke rumah Minhyun. Disana sama sekali tak ada orang. Kosong dan gelap.

Minhyun mengira, jika Eunbi sudah diantar Daniel ke rumahnya. Seperti yang Jihoon bilang, kalau Eunbi sedang bersama Daniel. Maka dari itu ia tak perlu khawatir.

Tapi saat ia melihat rumahnya masih kosong dan juga nomor telepon Daniel yang tak aktif, membuat dirinya jadi kalang kabut.

Ia teringat akan perkataan Daniel, kalau ada lelaki Jepang yang mencari-cari dirinya. Ia takut adik kesayangannya itu diculik oleh orang jahat.

Bahkan sampai pagi tiba, Eunbi dan Daniel tidak juga muncul menampakkan batang hidung mereka. Dimana sebenarnya mereka? pikirnya.

"Minhyun Hyung, sudah kukatakan jangan khawatir. Eunbi bersama Daniel, dia baik-baik saja!" Jihoon menekankan nama Daniel, karna ia tau Minhyun sangat percaya dengan lelaki itu.

"Aku tak khawatir kalau Eunbi memang benar-benar bersama Daniel. Dia akan selalu menghubungiku jika dia sedang bersama adikku. Aku sudah sangat kenal dengan sifat Daniel" Jihoon mulai merasa tak enak mendengar ucapan Sunbae-nya itu.

"Yang jadi masalahnya sekarang, dari semalam Daniel sama sekali tak ada menghubungiku. Bahkan aku juga menelponnya dan nomornya tak aktif. Bagiku itu hal aneh! Tak biasanya dia tak mengangkat panggilanku"

Penjelasan Minhyun membuat Jihoon jadi tersudut. Ia sudah beberapa kali mengatakan pada Minhyun kalau Eunbi baik-baik saja karna ada Daniel.

Sekarang malah ia membuat Minhyun jadi semakin khawatir. Bukan hanya Minhyun saja, tapi Jihoon juga. Jantungnya tiba-tiba berdebar tanpa ada sebabnya. Ia tak tau mengapa bisa begini.

Minhyun memutar arah pandangannya ke jendela pintu kamar Jihoon. Ia menatap kosong benda itu sampai dimana ia tersadar ketika adiknya, Hyunjin, melewati ruangan yang diinjakinya ini.

Langsung saja ia keluar dan menemui adiknya itu. Setelah Minhyun keluar terjadilah keheningan ditempat ini. Hingga suara Seongwoo yang lebih dulu memecahkannya.

"Kau menyukainya kan?"

Tak ada hujan, petir, badai, mengapa dia tiba-tiba mengatakan itu? Pikir Jihoon.

"Ye? Apa yang kau katakan, Hyung?" Jihoon menautkan alisnya bingung.

"Aku tanya, kau menyukainya kan?" Seongwoo kembali mengulangi ucapannya tanpa ada penjelasan yang rinci.

"Aishh.. Maksudmu apa, Hyung?!" Jihoon mulai kesal dan mendelikkan matanya.

"Ck! Dasar bodoh! Maksudku Hwang Eunbi. Kau menyukainya kan?"

Mendengar 1 kalimat itu, Jihoon seketika bungkam dan mengalihkan pandangannya ke segala arah.

Tiba-tiba saja, tubuhnya memanas. Padahal ruangannya ber-AC. Malah Seongwoo melihatnya terkekeh.

"Aku betulkan! Kau menyukai Eunbi--"

"Tidak! Aku tak menyukai gadis galak seperti dia! Mustahil sekali aku menyukainya" Lelaki mata indah ini berusaha mengelak dengan gaya belagunya.

"Hey Park Jihoon! Julukanmu di kampus dulu, sekarang perlahan menghilang. Dan itu dimulai sejak kau berteman dengan Eunbi. Sudah pasti ada alasannya bukan, mengapa kau sekarang menjadi Jihoon yang sok ramah"

"Apalagi dari gerak-gerik mu tadi. Kau terlihat marah saat menyebut nama Daniel. Kau cemburu ya??" Seongwoo kembali menggodanya membuat Jihoon menjadi jengkel.

(Dalam Revisi/HIATUS) The SECOND LOVE [HEB.PJH.PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang