04

256 46 3
                                    

Eunbi POV

Pagi-pagi aku sudah sendirian saja dirumah.

Minhyun sudah lebih dulu pergi ke kampus karna katanya ada Deadline. Sedangkan Hyunjin pergi ke sekolah pagi-pagi karna katanya dia belum mengerjakan PR.

Kebiasaan anak sekolah dari dulu ke dulu.

Meskipun dia pergi kesekolah dengan wajah babak belurnya, dia tak peduli.

Dan sekarang ini aku sedang terburu-buru untuk pergi ke Halte Bis.

Yah seperti yang kutahu, sekarang pukul 7.30 pagi dan aku mulai berangkat ke Halte. Bis kedua akan datang pada pukul 8 dan Bis ketiga akan datang pada pukul 8.30 dan begitulah seterusnya.

Karna kuliah ku masuk pukul 8.30, jadi aku menaiki Bis kedua.

Kini diriku sudah berada di Halte Bis ini dengan sebagian orang yang tujuannya juga sama denganku.

15 menit telah berlalu dan sekarang sudah pukul 8. Seharusnya Bis kedua sudah sampai disini.

Mungkin saja 5 atau 10 menit lagi tiba.

8.15 telah terpampang di jam tanganku. Dan Bis kedua juga belum sampai! Orang-orang yang awalnya bersamaku ditempat ini, sekarang sudah pergi menaiki Taksi.

Kalau seperti ini terus, aku bisa terlambat masuk. Haruskah aku naik Taksi juga?

Baru saja aku mau melambaikan tanganku memanggil Taksi, terbesit ingatan kalau dompetku masih bersama lelaki gembul itu.

Aish.. Apa yang harus kulakukan sekarang?!!



TIN! TIN!



TIN! TIN!



TIIIIINNNNN!!!!!!!



Sebuah klakson motor sport ini begitu mengagetkanku. Apalagi dengan yang membawanya, semakin membuatku kaget dengan kedatangan orang itu.

"Yak! Berisik Park Jihoon!! Kau kira aku tak dengar apa?!" Teriak ku kesal. Sedangkan dia malah terkekeh kecil. Sudah gila!

"Naik" Satu kata tapi langsung membuatnya berubah datar begitu cepat.

"Ha? Tidak! Aku tidak mau" Tolakku cepat tanpa berpikir.

"Begitu? Baiklah.. Aku akan pergi"

"Yak kembalikan dulu dompetku! Agar aku bisa pergi naik Taksi... Cepatlah!"

Dia melihatku intens setelah aku mengatakan hal itu. Tatapannya begitu tajam membuatku jadi mengarahkan mataku ke sembarang arah.

Dari sudut mataku ini, terlihat kalau dia masih terus menatapku. Membuatku kesal saja.

"Cepatlah Jihoon!! Kembalikan dompetku!" Ulangku.

Kali ini aku mengulurkan tanganku dan dia pun memusatkan pandangannya pada apa yang kulakukan.

Bukannya memberikan benda yang kuminta, dia justru memberikan tangannya dan menarikku kebelakang tempat duduk motornya.

"Naik. Kau mau terlambat? Tak ada waktu untuk mencari Taksi. Nanti akan ku kembalikan dompet kesayanganmu itu. Secara utuh" Jelasnya panjang lebar.

Apa aku sedang bermimpi?

Kemarin dia menghinaku didepan umum dan sekarang dia berbaik hati memberikan tumpangan padaku. Sepertinya, kepalanya habis terbentur sesuatu.

"Naiklah! Tak usah berpikir lagi!" Instrupsinya yang sudah kesal.

(Dalam Revisi/HIATUS) The SECOND LOVE [HEB.PJH.PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang