Part 8- Surabaya

7.6K 322 0
                                    

Terima kasih bagi yang sudah kasih vote dan komen

Selamat Membaca






Barbie pov

            "Ma, Pa pamit ya," kata gue sambil mencium punggung tangan orang tua.

            "Hati-hati, jangan kecapekan. Jangan lupa makan," sahut Papa.

            "Tadinya Mama minta Erlangga buat anterin kamu ke bandara. Tapi dia bilang ada jadwal operasi," sambung Mama merasa khawatir.

            "Iiih ... Mama, apaan sih?! Gak usah, aku kan udah gede. Lagian Pak Edi juga masih bisa anterin," sewot gue sambil memasang wajah keki.

            "Mama khawatir, kan banyak cowok yang ikut."

            "Aduh ... Ma please ya. Parno Mama dihilangin deh. Yang ikut juga ada 4 cewek selain aku kok."

            "Iyaa ... tapi kan—."

            "Aku udah telat nih, berangkat dulu. Assalamu'alaikum," potong gue cepat sambil masuk ke dalam mobil.

***

Author POV

Pekerjaan seorang dokter memang tidak sebebas seperti pekerja kantoran, di saat weekend pun kadang kalanya Erlangga harus tetap bekerja. Karena ada saja pasien yang harus mendadak dioperasi. Meskipun jadwal di polikliniknya tiga hari dalam seminggu. Bagi Erlangga, menjadi dokter adalah salah satu pekerjaan yang mulia karena banyak menolong nyawa orang. Hingga sore ini, Erlangga masih berkutat dengan laporan-laporan juga beberapa rekam medis milik pasiennnya yang masih menumpuk di meja.

Di tengah kesibukannya, tiba-tiba saja ada pesan WhatsApp dari sahabat yang juga rekan kerjanya, Arman. Betapa terkejutnya Erlangga saat melihat foto-foto mesra Dina dengan lelaki lain di sebuah restoran. Erlangga langsung naik pitam, dia benar-benar marah dengan perilaku pacarnya. Pantas saja selama ini pacarnya itu bertingkah aneh, sering sekali menghindar dan cenderung mengabaikannya. Erlangga mencoba bersabar, beberapa kali dia menarik nafas gusar. Sebelum menanyakan langsung pada pacarnya, terlebih dahulu dia menghubungi Arman.

            "Halo Pak Direktur SDM dan Pendidikan!" sapa Arman dari jauh dengan gaya bercandanya.

            "Serius Ah! Lo di mana? Ini foto dapet dari siapa?" cecar Erlangga tanpa titik koma. Ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda.

            "Wess ... sabar Bro ... sabar," jawab Arman santai.

            "Cepet ceritain sebelum elo, gue cincang!" ancam Erlangga yang sangat emosi setelah melihat foto tersebut.

            "Wuihh ... serem Mas Bro. Woles aje. Jadi gini ......," jawab Arman dengan santai. Arman menceritakan kejadian dimana dia bisa mendapatkan foto Dina dan selingkuhannya. Arman menyarankan agar Erlangga mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Dina.  Dan meminta Erlangga untuk segera menyusulnya ke Surabaya supaya dia bisa melihat langsung dengan matanya sendiri.

            "Gitu Bro," jelas Arman mengakhiri ceritanya.

            "Lo masih di sana?" tanya Erlangga.

            "Iya, lusa pulang," jawab Arman.

            "Oke gue ke sana. Gue pesen tiket dulu," Erlangga mengakhiri teleponnya, dan bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, dengan terburu-buru dia masuk ke kamar, menyiapkan beberapa pakaian ke dalam ranselnya. Ibunya yang sedang asyik menonton TV pun sedikit terkejut dan segera menghampiri anaknya.

Istriku Pemain Game Online (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang