TTU 6

367 79 16
                                    

"Pak! Aku mendapatkan surat ancaman pembunuhan yang kedua kalinya dalam seminggu, tolong bantu aku, aku mohon!" pria tua itu memegang lengan seorang anggota polisi erat. Tersirat ketakutan yang begitu sangat diwajahnya. Pria dengan keriput di beberapa bagian wajahnya itu menjatuhkan kedua lututnya di lantai. Matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku ... aku tidak mau mati sekarang ... hikks." Seung Dam, pria itu menangis pasrah ketika dirinya merasa tak sanggup lagi untuk mendapatkan ancaman beberapa kali.

Dan anggota polisi itu membungkukkan badannya dan meraih kedua bahu Seung Dam agar pria itu segera bangun.

"Bangunlah, ayo bangun!" Seung dam bangkit dengan perasaan takut.

"Aku mohon!"

"Tenanglah, kami akan membantumu. Kami masih menyelidiki siapa dibalik semua ini. Jadi aku mohon tetaplah waspada, jika ada yang mencurigakan kau bisa langsung menghubungi kepolisian. Aku akan membantumu, aku berjanji," Jungkook, anggota kepolisian yang terlalu banyak berbuat baik sampai suatu hari dia pernah benar-benar hampir mati karena menolong orang lain. Tak ada anggota kepolisian yang sepertinya "angel".

"Sungguh kau akan membantuku?" lirihnya, sedikit masih terdengar cemas dan ragu.

Jungkook mengangguk dengan tangan yang masih di kedua bahu Seung Dam.

"Semua anggota polisi akan berbuat hal yang sama sepertiku untuk membantu kalian yang membutuhkan. Setelah ini kau bisa pulang, aku sendiri yang khusus akan membantumu." Seung Dam menghela napas hingga ia berpamitan dari kantor polisi dan kembali pulang.

Selang beberapa detik setelah Seung dam pulang, Sooji datang bersama Hye Sun dan Seokjin.

"Jung, kau mau makan siang? Ayo bersama!" ajak Seokjin seraya merangkul bahu Jungkook akrab.

Jungkook hanya tersenyum, sampai kemudian dia ingat akan menanyakan kasus Seung dam pada Seokjin.

"Hmm, bagaimana tentang Seung Dam, kalian menemukan sesuatu lagi untuk di gali informasinya?" Jungkook berjalan kecil ke meja kerjanya dan mengambil sebuah dokumen dan memberikannya pada Sooji, "tolong berikan ini pada Dang Pyol!"

"Aku dan Suga sudah mencari tahu tentang Seung Dam lebih dalam. Dan dari penyelidikan, dia sering terlibat kasus korupsi dan banyak melakukan bisnis cukup kotor. Jadi aku pikir, itu bisa jadi ancaman dari musuhnya." Seokjin, dengan serius menuturkan apa yang dia dan kantor detektif kepolisian Seoul dapat kemarin.

"Tadi dia datang padaku dan memintaku untuk melindunginya. Ketika aku membaca laporan tentang diirnya aku jadi ragu. Maksudku, aku tidak mungkin melindungi orang jahat, bukan?" Seokjin hanya mengangguk sampai dia melanjutkan ucapannya kembali, "jadi aku putuskan agar beberapa anggota kepolisian menjaga sekitar rumah tuan Seung Dam besok. Dan setelah itu kita akan sekalian menyelidiki kasus korupsi yang beberapa kali dia lakukan dan menangkapnya kemudian, setelah kasus ancaman pembunuhan ini berakhir."

"Memang itu yang akan dilakukan. Ahh, astaga! Kita juga harus memikirkan kasus lain sekarang," ucap Seokjin mengusap perutnya dengan wajah kesal.

Sementara Sooji dan yang lainnya hanya diam dengan dahi mengerut.

"Kasus lain? Kasus yang mana?" tanya Sooji melihat Ke Jungkook lalu ke Seokjin.

"Perutku!" Jelas Seokjin sembari cengengesan tak jelas.

"Kasusmu berbahaya sekali, Jin." Jungkook menatap sinis Seokjin.

"Ayo pergi, kalian membuatku menambah kasus nanti," celetuknya.

.

"Jin!" Sooji menyeru, melihat ke Jungkook yang sedang berdiri memesan makanan di cafetaria kantor polisi ini.

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang