TTU 11

351 76 10
                                    


Sorry for typo.....
...


"Ini adalah rekaman CCTV dari beberapa tempat dirumah Seung Dam," ujar Kim Woo bin, menunjukkan sebuah rekaman video ketika pembunuhan terjadi.

Dimana dalam video itu, menunjukkan seorang pria berpakaian serba gelap memasuki gerbang rumah pria tua itu dan masuk ke jendela kamar. Kamar Seung Dam tentunya.

"Pause!" titah Jungkook ketika video itu menunjukkan bagian punggung pembunuh itu.

"Kenapa, ada sesuatu?" tatapan Jungkook mendelik tajam. Ia seperti mengenal punggung itu.

"Aku seperti pernah melihatnya, dia ...,"

Lalu Kim Woo bin memberikan sedikit Zoom. Memperbesar gambar itu dan terlihat jelas perawakan pria itu seperti apa.

Setelah penyelidikan selesai, Jungkook segera meninggalkan tugasnya dan pulang ke rumah Jimin. Sooji pasti sudah menunggunya, karena mereka janji akan makan malam bersama. Tapi, sekarang sudah lewat pukul 9 malam. Sooji pasti sudah tidur.

Dan benar saja, Jungkook mendapati Sooji sudah berselimut tebal di kasurnya ketika sampai dirumah.

"Maafkan aku, Ji. Aku sibuk, aku sampai lupa ada janji denganmu." Jungkook melirih sedih. Lalu mengecup kening Sooji lembut dan mengusap rambut Sooji.

Ia berjalan menuju pintu, lalu menutupnya rapat secara pelan-pelan. Tak mau jika suara mengganggu tidur Sooji.

.

Jungkook kebetulan mengunjungi rumah Lee Seung Gi, rumah yang dulu sempat menampungnya. Hari ini kakaknya itu ingin mengatakan sesuatu padanya. Sesuatu yang penting.

Ia hampir 10 menit menunggu pria itu tiba dari kamarnya. Dan selama itu, Jungkook hanya diam di sofa empuk dengan kaki yang bertumpuan.

"Jung!" tegur Lee Seung Gi yang muncul dari belakang.

Jungkook memutar kepalanya, melihat ke belakang.

"Eh, kak. Bagaimana, mau bicara apa sampai aku harus datang kesini?" lalu Lee Seung Gi duduk disamping Jungkook.

Wajah Jungkook berubah semakin penasaran. Rasa antusias dan ingin tahu yang datang membuat Lee Seung Gi mengeluarkan sebuah kartu kecil. Bentuknya persegi kecil dan nampak usang. Ia meletakkannya di meja. Kedua manik Jungkook mengikuti pergerakan tangan kakaknya dan berhenti di benda kecil tipis itu.

"Apa itu?"

"Tanda pengenalmu," jawabnya singkat.

"Milikku?" kata Jungkook dengan alis kiri terangkat sebelah. Lalu ia meraih benda itu dan mengambilnya.

Lee Seung Gi mengangguk kecil.

"Aku menemukan itu di dalam kamar ayah. Sepertinya dia sengaja menyembunyikan itu darimu," ujarnya.

Jungkook meneliti setiap tulisan yang hampir pudar itu. Dengan mata telanjang, Jungkook membacanya. Sampai mendapati sebuah nama, tempat dan tanggal lahir disana.

"Tapi kenapa ayah menyembunyikannya?" Jungkook keheranan.

"Aku pikir dia begitu menyayangimu, mungkin dia tak mau kau pergi dari keluarga ini." tuturnya santai.

Memang benar, mendiang ayah Lee Seung Gi sekaligus ayah angkat Jungkook begitu menyayangi Jungkook. Ia sudah menganggap Jungkook seperti putranya sendiri. Bahkan semasa hidupnya pun tak ada yang di spesialkan. Semuanya sama, bahkan Seokjin pun menyayangi Jungkook.

"Aku juga menyayanginya, aku juga menyayangimu kak. Termasuk Seokjin dan Sooji." Jungkook mengulum senyum. Lalu melirik Seung Gi yang tengah menyandarkan punggungnya di sandaran sofa dengan lengan merangkul Jungkook.

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang