TTU 5

399 75 10
                                    

"Dimana rumahmu?" tanya Taehyung, pertanyaannya kedengaran ragu.

Sooji yang duduk di sebelahnya menoleh kasar, ia hanya heran dengan pertanyaan Taehyung.

Apa, dia mau mengantarkanku pulang?

"Memangnya kenapa?" tanyanya kembali.

Taehyung hanya terkikuk, lalu tersenyum tipis.

"Tidak, hanya bertanya." Taehyung menepukan kedua telapak tangan di atas pahanya, lalu berdiri dan pergi meninggalkan Sooji sendirian.

Sooji hanya cengo, menjatuhkan rahangnya dan ada sesuatu yang membuatnya bergejolak ingin meledak. Benar-benar keterlaluan! Andai saja Sooji mau, dia bisa saja menembak kepala Taehyung sampai mati saking kesalnya.

Dan Taehyung yang terlihat biasa saja itu tak begitu, ia hanya terlalu canggung. Kecanggungan itu yang membuatnya egois. Tak mau seperti itu terus, Taehyung menghentikan langkahnya bersamaan dengan jatuhnya gelang dari tangannya. Gelang dengan ukiran nama S. Gelang milik Suzy, pujaan hatinya. Tiba-tiba saja terjatuh dari lingkaran tangannya, gelangnya putus.

Ia menekan lututnya lalu membungkuk mengambilnya. Melihat benda itu dengan jelas. Ia takut, ia benar-benar takut jika wanita di belakangnya bukanlah Suzy. Meskipun ia sangat yakin kalau wanita itu adalah Suzy, miliknya. Dan pada kenyataannya, itu Sooji bukan Suzy.

Ia berbalik, berjalan kecil ke arah Sooji dan berdiri di hadapan wanita yang tengah menundukkan wajahnya lelah itu.

"Ayo aku antar pulang!" tawarnya. Sooji mendongak, melihat ke atas dimana terpampang jelas wajah kalem Taehyung yang terlihat hangat itu.

"Tidak, aku masih bekerja. Aku tidak bisa pulang, lagi pula aku membawa mobil di dekat minimarket tadi," adunya, seolah dia ingin pulang tapi memang tak bisa.

"Kepalamu sakit, jadi lebih baik kau pulang saja!" keukeuhnya, meraih tangan kanan Sooji dan menariknya agak kasar, "ayo aku antar."

"Tidak usah! Aku tidak mengenalmu, kau orang asing bagiku." Sooji menjauhkan tangan Taehyung darinya.

Pria itu, merasa bersedih. Ia mendengus sebal, tertawa sinis lalu menatap Sooji jengah. Sampai sesuatu membuatnya berbuat kasar. Ia mendekat dan mengangkat tubuh Sooji seperti karung beras. Membuat kepala Sooji terjungkal di belakang punggung Taehyung.

"Kyaa! Turunkan aku, turunkan aku!" teriak Sooji yang panik ketika itu. Ia hanya bisa memukuli punggung Taehyung dengan tangannya. Meronta minta diturunkan, tetapi Taehyung tak menggubris.

Pria itu tetap berjalan ke arah mobil Sooji yang terparkir di dekat minimarket yang tak begitu jauh dari sana.

"Turunkan aku, atau aku akan meneriakimu penculik sekarang juga!" ancamnya. Hanya saja itu tak berhasil, Taehyung tak memperdulikan ocehan Sooji sekarang. Ia masih fokus berjalan dengan pandangan lurus dan tajam.

Taehyung mengambil kunci mobil Sooji yang kala itu terjatuh dari saku kemeja jeans milik wanita itu. Ia menurunkan Sooji lalu membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Sooji masuk.

Dan dengan bodohnya, Sooji menurut dan masuk ke dalam mobil. Duduk disana dengan perasaan campur aduk.

Taehyung menutup pintu mobil Sooji keras lalu berjalan ke depan dan masuk duduk di sebelah Sooji. Ia memutar kunci mobilnya lalu menancap gas. Kecepatannya diatas rata-rata. Sooji yang seorang polisi sudah seharusnya memberikan hukuman untuk Taehyung. Tapi kali ini tidak bisa, dia bahkan harus berpegangan erat agar nyawanya selamat. Ia bahkan harus menutup matanya erat.

"Kau tidak pernah balapan?" tegur Taehyung santai, lalu memutar kemudi stirnya ke kiri ketika ada belokan tajam disana, reflek tubuh Sooji bergoyang ke kanan dan hampir menabrak tubuh Taehyung yang tengah menyetir itu.

The Truth Untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang