Lanjutannya yahh.....
Ruangan ICU kini terlihat sepi hanya suara monitor yang terdengar. Sedangkan wanita didalam sana hanya menutup matanya dengan tenang, tanpa ada tanda akan sadar. Satu tahun setelah kejadian naas itu yang membuatnya harua koma selama setahun ini.
Pelakunya sudah tertangkap tak lain adalah teman kampusnya yang ternyata iri dengan kepintaran ketiga bersepupu itu.
Arka, Dion, Abi Raihan, dan Dian kini berjalan menuju mushollah untuk melaksanakan sholat ashar. Dan yang menjaga Zahra adalah Umi Aisyah.
Sedangkan Ziad menuju kantor polisi untuk mengurus kasus ini.
******
Umi Aisyah kini duduk disamping Zahra dengan memegang tangannya dan sesekali mengelusnya. Tiba-tiba Zahra mengalami kejang-kejang. Umi Aisyah dengan cepat memencet bel untuk memanggil dokter.
"Keadaan pasien semakin lemah, dan jika dipasangkan alat-alat bantu ini secara terus-menerus akan mengakibatkan kerusakan organ dalam pasien" ucap dokter itu setelah memeriksa Zahra.
"Ta-ta tapi dok, anak saya bisa selamatkan" tanya Umi Aisyah dengan air mata yang sudah berjatuhan.
"Pasien masih bisa bernafas sampai sekarang hanya karena alat bantu medis, dan jika dilepaskan saat itu juga maka kami tidak bisa menolong pasien lagi" jelas dokter itu. Dan berlangsung untuk memeriksa pasien lain.
Umi Aisyah tidak bisa mengatakan apapun, dia tidak mau kehilangan Zahra, apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan anaknya. Kesadaran Umi Aisyah kini mulai hilang.
Brruuukkk
"Astagfirullah umi" teriak Ziad bersamaan dengan menahan tubuh uminya agar tidak terjatuh.
Tak lama Abi Raihan dan yang lainnya datang dan kebingungan melihat ruangan Zahra yang sepi.
"Assalamualaikum" Salam Abi Raihan.
"Waalaikumsalam" Jawab Ziad.
"Astagfirullah umi kenapa? Kok pucat gitu? Umi sakit? Ayo mi kita pulang aja dulu ke rumah Dian kita istirahat" ucap Dian dengan nada khawatir kepada Umi Aisyah
"Umii, umi pulang dulu yah, biar Ziad, Arka, sama Abi yang jagain Billa" Ucap Ziad lembut dan membopong Uminya keluar.
"Yan, yon kalian jaga umi dulu yah, maaf ngerepotin kalian" ucap Ziad tak enak
"Gak apa-apa kok Zid, Santai aja, yaudah kami pamit dulu. Assalamualaikum wr.wb" salam Dion dengan memapah Umi Aisyah.
🐣🐣🐣
Raut kekhawatiran ketiga orang dalam ruangan itu kini bertambah dengan info yang mereka dapatkan. Mereka tidak bisa berbuat apapun untuk kesadaran Zahra.
Seminggu setelah kabar itu dokter tetap menyarankan untuk melepas alat bantu medis yang melekat di badan Zahra tapi mereka tetap mempertahankan Zahra, mereka percaya bahwa Allah akan menunjukkan keajaibannya.
Malam ini, semua keluarga Zahra maupun Arka menjada Zahra. Entahlah mereka khawatir akan terjadi sesuatu.
"Billa, bangun dong Abang kangen tau"
"Billaa iihh bangun. Dian rindu sama Billa. Jalan sama Billa. Masak sama Billa. Dian rindu... Hiksss...hikksss"
"Bill bangun dong, gak kasian apa sama abi dan umi, abang Ziad juga liat tuh abang Ziad udah kayak mayat berjalan. Kalo Billa lihat bakalan marahin tuh abang Ziad."
"Abi rindu billa"
Satu persatu dari mereka mengajak berbicara Zahra meskipun mereka tau tidak ada respon yang akan mereka dapatkan. Kini giliran Umi Aisyah yang bicara. Dia sekarang duduk disamping kanan Zahra dan menggenggam tangannya yang tidak di infus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahnya SiBadboy
RandomBismillahirrahmanirohim, Assalamualaikum wr.wb semoga kalian para readers suka yah.