1. Pekerjaan Rumah

9.3K 311 30
                                    

Ini cerita ringan, kenapa ringan? Karena gak berat? Masalah dan konfliknya dikit. Soalnya hidup authornya udah berat, jadi gak tega kalau nyiksa tokohnya.

Happy Reading❤

_______

"BURIKKKK!" teriak Aliska menggelegarkan seluruh isi rumah. Erick saja yang mendengarnya langsung menutup rapat kedua kupingnya, akibat takut terkena serangan jantung yang berlebihan. Eh?

"Kenapa sih yang?" tanya Erick sok polos.

Seorang gadis dengan gaya yang berantakan sudah berdiri di depan tangga, siap untuk menghajar pria yang sedang enak-enakan duduk di sofa sambil menonton tv. Baju daster dengan lengan yang tergulung, sedal jepit yang sudah siap-siap melayang di tangannya dan rambut yang hanya di ikat asal.

"Masih nanya lagi. Bantuin aku sekarang!" titah Aliska kelewat sabar memiliki suami yang malasnya naudzubillah. Yah benar, genap dua minggu sudah Erick dan Aliska menikah. Dan saat ini mereka baru mengadakan pindahan rumah. Aliska sudah mengepel di ruang tamu, namun Suaminya masih saja santai-santai di depan tv.

Erick membeli rumah yang sederhana, namun terkesan mewah. Rumah dua lantai, dengan cat berwarna hijau tosca kesukaan Aliska. Hari ini mereka bertugas untuk membereskan rumah. Namun sepertinya bukan mereka, karena hanya Aliska saja yang terlihat sibuk.

"Itu bukan pekerjaan aku yang. Itu pekerjaan wanita." tutur Erick sambil menggelengkan kepalanya.

"Berani ngebantah?" tantang Aliska dengan mata yang melotot lebar. Erick hanya cekikikan melihat raut wajah Istrinya yang menggemaskan ketika marah. Pipinya yang chubby jadi mengembang bak adonan kue yang di beri soda kue.

"Bukan ngebantah yang. Kan aku udah nawarin kamu buat nyewa pemban--" ucapan Erick seketika terhenti saat sebuah benda padat mendarat mulus di keningnya.

Takkk

Erick mengusap kepalanya dengan pelan akibat sendal sialan itu. Baru saja pria itu hendak mencibir Aliska, namun tak jadi saat melihat kearah Istrinya yang sedang melototkan matanya lebar seakan ingin menerkan Erick,  membuat dirinya ciut seketika.

"Iya, iya. Aku bantuin, tapi cium dulu." goda Erick, ia memajukan bibirnya ke arah Aliska hendak mencium gadis itu.

Takkkkk

Untuk yang kedua kalinya, Sebuah sendal kembali membuatnya meringis. Namun kali ini bukan di kepala, melainkan di bibirnya.

"Istri durhaka." gumam Erick kecil.

"Kamu bilang apa barusan?" tanya Aliska dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Erick menghembuskan nafasnya pelan, lalu tersenyum. Ia menjulurkan tangannya kepipi Istrinya, lalu mengusapnya. Aliska yang mendapat perlakuan itu dari Erick, seketika gemetaran bahkan lututnya terasa lemas saat melihat senyuman Erick yang begitu lembut.

Erick mendekatkan wajahnya ke arah Aliska, sementara gadis itu sudah siap menutup matanya rapat-rapat.

"Kamu cantik banget yang, kayak induk monyet yang lagi marah-marah." bisik Erick pelan di telinga Aliska. Aliska yang sedang menutup matanya langsung membukanya seketika, namun terlambat karena Erick sudah berada di depan tangga sambil memegangi perutnya yang sakit akibat terbahak.

"BURIIKKKKKK!" teriak Aliska benar-benar kesal.

"Gak yang bercanda, kamu cantik kok. Apalagi kalo lagi marah-marah gini, berasa di marahin sama Selena Gomes." canda Erick, namun berhasil membuat pipi Aliska merona.

ALRICK 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang