14. Nurutin Permintaan

1.3K 79 9
                                    

Happy Reading❤

_____

"Maafin gue, Rick. Gue nggak ada maksud buat selingkuh dari lo dulu, tapi itu rencana gue biar lo benci sama gue, Rick. Gue tau, lo paling nggak suka yang namanya hubungan LDR. Dan sementara gue harus lanjut di London. Maafin gue, Rick. Gue salah. Kalo memang hubungan kita nggak bisa seperti dulu lagi, gue harap lo bisa anggap gue teman, Erick!" jelas Monica dengan merasa bersalah, ia masih memeluk tubuh kekar Erick, enggan untuk melepasnya.

Sekali lagi, Erick menghembuskan nafasnya. Ia memegang pundak Monica, lalu sedikit memaksa gadis itu untuk melepaskan pelukannya.

"Monic, lo nggak salah. Masalalu kita jadiin pembelajaran aja. Kita berteman kayak dulu lagi, tanpa ada yang mengingat masalalu sedikit pun. Lo tau kan gue udah punya Istri?" Monica mengangguk. "Gue harap, lo ngerti gimana posisi gue. Kita berteman, tapi jaga jarak. Gue nggak mau ngelukain hati wanita yang paling gue sayang, setelah Ibu gue. Lo nggak usah merasa bersalah, semuanya udah gue lupain," setelah mengucapkan kata itu, akhirnya Erick merasa legah. Ia tersenyum simpul, melepaskan tangannya dari pundak Monica.

"Gue pamit, Istri gue di rumah nunggu. Perlu gue pesanin taxi online?" Monica menggeleng cepat, ia tidak mau merepotkan Erick. Monica berusaha menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh di depan Erick.

Erick menepuk pundaknya dengan pelan, lalu bergegas pergi. Melihat punggung Erick yang semakin menjauh, Monica merasa tidak ada pertahanan, lututnya menjadi lemas. Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya lolos jatuh di wajah mulusnya.

'Sayangnya, gue nggak bisa jadi temen lo Erick. Gue maunya, lebih'

*****

"Sayang?" panggil Erick setelah masuk kedalam rumahnya. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Istri bolotnya itu.

"Sayang?" panggil Erick sekali lagi. Kemana gadis itu? Tidak basanya ia tidak membalas panggilan Erick. Di telephone juga tidak di angkat.

Prang

Erick melototkan matanya, saat mendengar suara benda jatuh, takutnya Istrinya yang sedang hamil muda kenapa-kenapa. Ia bergegas dengan cepat, ke tempat dimana asal suara itu.

Erick semakin melebarkan matanya, dengan mulut yang sedikit terbuka. Baru beberapa jam ia meninggalkan rumahnya, keadaan saat ini sudah tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Semua isi kulkas berserakan dilantai. Penggorengan yang terjatuh, dan seorang gadis dengan penampilannya yang begitu acak-acakan. Rambut yang dicepol asal, dan tak lupa dasternya yang menjuntai di bawah lutut.

"Sayang?" panggil Erick dengan nada suara yang serak-serak basah, namun terdengar seksi di telinga Aliska.

Wanita itu berbalik, ia tersenyum simpul, tidak memperdulikan tatapan Erick yang meminta penjelasan. "Iya. Abang udah pulang, yah?" Pertanyaan apa itu? Sudah jelas-jelas ia melihat Erick di hadapannya.

"Nggak Sayang, masih di kampus, nih lagi lari-lari," jawab Erick asal. Ia menggeleng pelan, saat mendengar panggilan Aliska padanya, berubah lagi.

Aliska terkekeh pelan. "Lah, kirain udah pulang!"

Ya Allah, dosa nggak sih nyekek Istri sendiri? Karena greget akan kebolotannya. Untung Erick selalu sabar, karena InsyaAllah orang sabar di sayang Allah. Ia berjalan mendekat kearah Istrinya. Aliska mengambil tangan kanan Erick, lalu membawa ke keningnya. Sementara, Erick ia mengecup puncak kepala wanitanya dengan sayang, sembari mengelus perut rata Aliska yang berisi buah hatinya.

ALRICK 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang