13. Kenangan

1.2K 69 4
                                    

Happy Reading❤

_____

"ALFAN JELEK KAYAK TAI KUDA!!" panggil Aliska menggelegar, yang baru masuk ke dalam area bandara sembari melambaikan tangannya.

Seorang pria bertubuh jangkung, tengah melipat kedua tangannya sambil tersenyum merekah, menatap wanita bar-bar itu dari kejauhan. Ia berjalan kearah Aliska dengan tangan yang sudah di masukkan ke dalam saku celanannya.

Aliska berlari cepat, dengan mata yang sudah berkaca-kaca menandakan ia sedang bahagia. Saat Alfan telah berada di hadapannya, ia langsung merentangkan tangannya dan memeluk Alfan kuat. Bahkan pria itu hampir terjungkal kebelakang.

"Jorok banget, sih lo." desis Alfan, sembati menjauhkan tubuhnya dari Aliska, saat wanita itu mengelap ingusnya pada kaos yang dikenakan Alfan.

"Ih, Alfan mah gitu. Baru ketemu juga." Ia memukul dada bidang kekar yang berada di hadapannya, Alfan hanya tersenyum. Ia menarik wanita itu kembali masuk ke dalam pelukannya.

"Kok, Bebep gue lama jemputnya? Dari mana emang?" tanya Alfan. Aliska melonggarkan pelukannya, lalu melepaskannya. Ia menatap pria itu, sambil tersenyum.

"Abis beli es cream dulu. Eh Masnya jahat banget, malah godain gue," jawab Aliska.

"Masnya dimana? Sini gue gibeng, berani-beraninya nyentuh Bebep gue," Alfan menggulung lengan kaos panjangnya hingga sikut.

"Eh, mau ngapain? Mau mukulin Mas-Masnya?" kaget Aliska setelah melihat raut wajah menyeramkan dari Alfan.

Seketika raut wajahnya berubah. "Gak lah, orang gue panas aja," perkataannya berhasil membuat Aliska langsung menyentil kening Alfan, hingga membuatnya meringis.

"Ih, si Alfan mah, gitu," Aliska memajukan bibirnya beberapa senti kedepan. Melihat hal itu, Alfan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas, ia langsung memukul mulut Aliska dengan kencang, hingga membuat gadis itu bersungut marah.

"ALFANNN!" teriaknya kesal. Sementara, Alfan sudah berlari duluan, sambil meledek Aliska berniat membuat gadis itu bertambah kesal. Ia tersenyum saat berhasil menarik kaos Alfan, dan membuat pria itu menghentikan langkahnya.

"Minta mangap, gak lo? Gue gibeng nih?" Aliska menunjukkan kepalan tangannya di hadapan Alfan. Bukannya takut, ia malah terkekeh. Kepalan kecil begitu, mana bisa Alfan takuti. Ada-ada saja.

"Mangap, neng Aliska,"

"Oke. Mangap diterima,"

"Gue capek nih Lis, pulang yuk? Badewei, gue tinggal dimana, nih?"

"Gue udah sediain tempat tinggal yang pas buat lo, kolong jembatan," tawa Aliska lepas, saat melihat perubahan wajah Alfan seketika. "Canda elah, gak usah seneng gitu dong mukanya. Gue udah sediain, gak usah nangis," lanjutnya.

"Terimakasih. Mobil mana?"

"Tuh di samping lo," tunjuk Aliska menggunakan dagunya.

Alfan menuruti saja apa yang dikatakan oleh Aliska, ia langsung menarik pintu sebelah kanan, berniat membukanya. Saat ia rasa keras, Alfan meminta kuncinya pada Aliska.

"Lis, lo kunci yah? Bukain dong, keras ini," ungkapnya, padahal orang yang berada di belakangnya sudah menghilang entah kemana.

ALRICK 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang