Chapter II

3.6K 186 3
                                    

"Selamat pagi!" sapa Yuri yang baru saja datang di bandara dengan koper kecil di tangannya.

Semua kru melambaikan tangannya, kecuali Kyuhyun lagi-lagi, ke Arah Yuri yang kini mendekat ke mereka, menyapa dengan senang. Hari ini adalah hari pertama Miseul, Yuri, Donghae dan Yoojin bekerja sama bersama sebagai seorang pramugari dan pramugara. Ketiganya terlihat sangat bersemangat bisa bekerja dengan pramugari yang terkenal di sosial media itu serta dunia penerbangan.

"Kita sebaiknya mulai masuk ke dalam pesawat untuk bersiap-siap. Bagaimana?" Tanya Yuri. Semua mengangguk setuju, kini Kyuhyun ikut menganggukkan kepalanya. Keenamnya lalu melangkah menyusuri bandara tersebut menuju pesawat di salah satu terminal. Di dalam pesawat, Yuri dan kru lainnya mempersiapkan makanan, snack, minuman, hingga memeriksa setiap kursi satu persatu.

Yoojin sedang menyiapkan alat-alat untuk peragaan keadaan darurat ketika Yuri memegangi dadanya. "Kau baik-baik saja, Yuri?" Tanya Yoojin. Yuri menganggukkan kepalanya. "Iya, aku baik-baik saja. Lanjutkan saja persiapannya, aku akan segera memeriksa ke kokpit setelah ini." Jawab Yuri lembut sembari tersenyum.

"Boarding!" Seru Donghae.

Yoojin, Miseul, Donghae dan Yuri bergegas berdiri di posisi masing-masing, menyambut kedatangan para penumpang pesawat itu dengan sopan dan ramah. Yuri dan Donghae bertugas membantu penumpang dengan bagasi dan nomor tempat duduk mereka, yang terkadang seenak hati dilanggar begitu saja. Setelah waktu boarding selesai, Yuri mulai menghitung satu persatu penumpang dengan alat kecil di tangan kanannya.

Ia lalu berada di bagiannya ketika pramugari dan pramugara itu mulai mendemonstrasikan penggunaan beberapa barang dalam keadaan darurat. Tentu saja, karena Yuri memiliki suara yang paling lembut dan indah, ia memegang 'mikrofon' dan memberitahu caranya dengan membaca buku panduan yang selalu disediakan.

Lalu, saat pesawat mulai menanjak, semua kru duduk di kursi masing-masing. Yuri menyiapkan minuman lalu memberikannya kepada Kyuhyun dan Leeteuk di kokpit.

"Ada kopi untuk kalian. Kalian ingin makanan?" Tanya Yuri. "Berikan aku spaghetti itu. Kau mau makan apa, Kyu?" Tanya Leeteuk. "Daging asap itu. Berikan aku gula juga." Perintah Kyuhyun. Yuri mengangguk lalu melangkah keluar dari kokpit, membantu Miseul menyiapkan makanan.

"Yuri eonnie pasti dapat menarik perhatian Kyuhyun! Dia tampan sekali." Ucap Miseul, membuat Yuri menatapnya bingung. "Tentu saja Yuri bisa, Miseul. Dia kan idaman seluruh pilot dan kru Korean Air saat ini, bahkan maskapai lainnya. Sejak dulu, ia selalu menjadi perbicangan hangat. Yuri-ah, menurutmu aku harus bagaimana agar Kyuhyun mau meniduriku?" tanya Yoojin.

Yuri semakin dibuat bingung oleh kedua wanita itu. 'Kenapa mereka dan hampir semua orang bertingkah seperti sedang berlomba-lomba ingin ditiduri oleh Kyuhyun?' batin Yuri bertanya-tanya.

"Pilot kita senang meniduri perempuan setiap malamnya. Tidak setiap, namun sering sekali. Terkadang perempuan itu menetap, atau malah berganti. Sesuka hatinya. Karena Kyuhyun tampan, banyak yang ingin memilikinya." Donghae menyela, mengambil sebotol air mineral untuk salah satu penumpang.

Wanita itu mengangguk paham. "Lalu, kalau dia ingin meniduri kalian, bukannya mudah saja? Apalagi kalian masih satu tim dengannya." sahut Yuri seadanya. "Masalahnya, dia tidak pernah meniduri rekan kerjanya sama sekali. Belum ada di antara kita, bahkan Hyomin, yang pernah ditiduri Kyuhyun. Benar kan, Miseul?" 

Miseul menganggukkan kepalanya mendengar apa yang diucapkan oleh rekan pramugarinya itu, Yoojin. "Itu seperti peraturan tidak tertulis baginya. Padahal, aku juga menginginkannya." balas Miseul.

Yuri nyaris terbatuk mendengar apa yang diucapkan oleh Yoojin sebelum Miseul membuka suara. Ia berhenti mengaduk kopi yang tadi dipesan oleh sang pilot lalu terdiam lama.

"Yuri eonni, kau tidak apa-apa?"

Suara itu membangunkan Yuri dari lamunannya. Ia tersenyum lalu membawa nampan itu ke dalam kokpit. "Leeteuk-ssi, ini spaghetti-mu. Kyuhyun-ssi, ini kopimu." ucap Yuri sambil menyodorkan pesanan masing-masing. "Terima kasih, Yuri." ucap Leeteuk sambil tersenyum, ia lalu mulai menyantap pasta cepat saji itu dengan lahap, mengisi perut kosongnya.

"Kalau begitu, aku permisi terlebih dahulu." ucap Yuri lembut sebelum meninggalkan kokpit yang kini dipenuhi dengan aroma kopi dan spaghetti. Ia kembali duduk di bangkunya lalu mengeluarkan selembar foto dari sakunya. Ditatapnya foto itu dengan senyum yang mengembang dan air mata yang mengalir tanpa disadari.

"Yuri eonni, aku butuh bantuanmu di sudut lain." ucap Miseul.

Pramugari itu menghapus airmatanya dan segera memasukkan foto itu ke dalam saku blazernya. Ia memberikan senyuman tipis lalu menghampiri Miseul di ujung pesawat yang lain, membantunya dalam mengurus beberapa hal.

###

"Kyuhyun-ah!"

Suara wanita yang manja itu menyambut keenam kru pesawat itu tepat di pintu keluar Bandara Incheon. Kyuhyun memeluk wanita itu mesra lalu mencium pipinya, membuat Yuri tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya.

"Leeteuk oppa, kau tidak bersama Hyuna malam ini?" tanya Miseul penasaran. Pria itu memberi kedipan mata. "Dia sudah di kamar hotel sejak tadi, memberi kejutan untuk malam ini sebelum keberangkatan kita besok. Aku duluan!" jawab pria itu sambil menarik kopernya. "Eo, Donghae-ssi, kau tidak bergabung dengan mereka?" tanya Yuri.

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Aku ada urusan lain, kencan dengan kekasihku." jawabnya sambil meninggalkan Kyuhyun, Yuri, Yoojin dan Miseul. "Dia siapanya Kyuhyun?" bisik Yuri ke Yoojin. Wanita itu tersenyum. "Wanita panggilan langganan Kyuhyun." jawab Yoojin santai, membuat Yuri menganggukkan kepalanya paham.

Tangannya mencengkram pegangan koper itu erat. "Aku duluan. Ada yang harus diselesaikan malam ini." kata Kyuhyun, tak melirik Yuri sama sekali lalu melangkah keluar, entah kemana. "Kalau begitu, kita bertiga sebaiknya ke hotel sekarang agar tidak terlalu larut tidurnya." ujar Yuri ke kedua rekan perempuannya.

Ketiganya lalu masuk ke dalam mobil yang disediakan maskapai, membawa mereka ke hotel seperti biasa. Di hotel pun, karena sudah malam, Yuri langsung membersihkan diri dan beristirahat, tidak mengikuti acara gosip antara Miseul dan Yoojin mengenai cara agar dapat ditiduri oleh Kyuhyun, pilot sekaligus ketua tim mereka.

"Eomma.."

"Tinggalkan dia! Kau tidak pantas."

"Jangan sentuh dan halangi aku!"

"Eomma.."

Mimpi buruk itu membangunkan wanita bernama lengkap Kwon Yuri itu dari tidurnya. Ia langsung terduduk begitu saja dengan keringat membasahi tubuhnya. Suara-suara mengerikan yang tak ingin ia dengar selama ini tiba-tiba kembali muncul. Ingatannya langsung tertuju kepada kedua ibu dan ayahnya.

Apa kabar mereka saat ini di surga sana? Mungkin jauh lebih bahagia dibandingkan apa yang terjadi pada putri kesayangan mereka saat ini. Kepala Yuri terasa pusing. Ia segera meneguk segelas air dan kembali tidur, ia benci terbangun di tengah malam hanya karena sebuah mimpi buruk yang tidak tahu darimana asal usulnya.

Sebagai seorang pramugari, ia harus terlihat fit dan ceria di keesokan hari saat menyambut dan melayani para penumpang pesawat.

to be continued.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang