Chapter IV

2.8K 153 2
                                    

  Pesawat yang mendarat lima menit yang lalu di Bandara Incheon ini menjadi ramai.

  Kyuhyun meninggalkan kokpit, memeriksa keadaan yang riuh itu. Ambulans sudah berada di bawah dan paramedik kini membawa Yuri turun. "Siapa yang bisa menemani Yuri saat ini?" tanya petugas itu.

  Kyuhyun mengangkat tangannya lalu menyusul petugas paramedik itu ke dalam ambulans, duduk di samping Yuri yang masih tak sadarkan diri dengan darah yang tak berhenti mengalir dari kepalanya. Sesampainya di rumah sakit, Yuri dibawa ke Unit Gawat Darurat, diperiksa secara menyeluruh sebelum luka di kepalanya itu akhirnya dijahit dan sisanya diobati.

  "Aku..."
  "Kau berbaring saja."

  Kyuhyun lalu menghampiri dokter yang menangani Yuri tadi lalu mengangguk paham dengan apa yang dikatakannya sebelum kembali ke Yuri yang baru terbangun.

  "Pusing..." gumam Yuri pelan sambil berusaha duduk. "Kepalamu baru saja dijahit. Kau kembali ke hotel dan beristirahat saja." ucap Kyuhyun kaku sambil membantu Yuri berdiri dan melangkah ke luar rumah sakit, menuju taksi yang sudah menunggu.

  Sesampainya di hotel, Kyuhyun yang kamarnya sama-sama berada di lantai sepuluh seperti Yuri masuk ke kamarnya, dimana seorang wanita berbeda dari sebelumnya, sudah siap melayaninya untuk malam ini. Entah sampai kapan pria ini akan terus bercinta setiap malamnya dengan para pelacur, ia sendiri juga tidak tahu.

  Kyuhyun menganggap ini sebagai sebuah pelampiasan atas masa lalunya. Yuri berselingkuh darinya. Iya, dari dirinya dan tertangkap basah berada di sebuah kamar hotel, ditindih oleh seorang pria yang tak pernah dikenalnya sama sekali. Itu alasannya, mengapa Kyuhyun benar-benar tidak mengizinkan Yuri menemui putrinya sama sekali, yang saat mereka berpisah masih berusia tiga tahun.

  Berbeda dengan apa yang terjadi di kamar lain, percintaan panas seperti Kyuhyun tidak ada sama sekali. Yuri justru terbaring, menangis memperhatikan foto di sakunya tadi. Foto yang nyaris membuatnya gila dan bunuh diri. Setiap malam, Yuri selalu menangis seperti ini sambil memperhatikan foto yang selalu disimpannya itu.

  Yuri merindukannya.

###

  Suara ketukan di pintu membuat Yuri memaksa kedua matanya untuk terbuka. Ia ingat dengan jelas bahwa hari ini penerbangannya adalah di sore hari. Namun, mengapa sudah ada yang mengetuk pintunya? Apakah ia tertidur selama itu?

  Yuri mengusap wajahnya lalu menghampiri pintu, membukanya. Ada Miseul dan Yoojin yang terlihat bersemangat, diikuti oleh Donghae, Leeteuk dan Kyuhyun di belakang mereka.

  "Ada apa... ini? Apakah aku telat bangun?" tanya Yuri bingung. Ia lalu menunduk, memperhatikan pakaian yang dikenakannya saat ini. Masih berupa lingerie tipis berwarna pink pastel, nyaris menjerit kepada dirinya sendiri.

  "Hitomi berkata kita akan mendapat liburan selama tiga hari atau mungkin lebih di Bali! Semua itu berkat kerja keras kita dan terutama kau, atas kasus kemarin, yang kini sedang booming di televisi. Kita berangkat nanti siang." ucap Miseul bahagia lalu memeluk Yuri erat. "Miseul.. aku tahu ini kabar bahagia tetapi bisakah aku meminta waktu untuk mengganti pakaianku dulu?... Disini banyak laki-laki.." ujar Yuri canggung.

  Miseul melepas pelukannya lalu menatap pakaian Yuri. Ia yang baru tersadar hanya tersenyum malu. Yuri langsung bersembunyi di belakang pintu. "Aku akan menghampiri kalian sebentar lagi di restaurant. Hanya sepuluh menit saja." kata Yuri sambil menunjukkan kepalanya. Yoojin dan Miseul mengangguk sebelum Yuri menutup pintu kamar hotelnya.

  "Heol... Apa yang baru saja aku kenakan di depan semua kru?" tanyanya pada dirinya sendiri, merutuki kesalahannya untuk tidak memakai bath robe terlebih dahulu agar terkesan lebih sopan dan tertutup. 

  Leeteuk berbisik kepada Kyuhyun selama perjalanan turun menuju restauran dengan koper masing-masing. "Kau lihat Yuri tadi? Wow, dia sexy sekali. Aku belum sempat merayunya selama ini!" bisiknya semangat. Donghae menganggukkan kepalanya. "Bayangkan dia berada di atas ranjang dengan pakaian itu, aku bisa gila!" jawab Donghae.

  Kyuhyun tidak berkata sedikitpun, membiarkan kedua rekannya asyik dengan pembahasan mengenai Yuri. Hal ini justru mengundang pertanyaan besar bagi Leeteuk dan Donghae, karena biasanya pria itu selalu bersemangat membahas masalah perempuan, terutama bagian mesumnya seperti tadi.

  "Kau ini kenapa, Kyu? Tumben tidak berminat membicarakan perempuan! Kau sedang jatuh cinta dengan siapa?" goda Donghae.

  "Kau ini lucu sekali." sahut Kyuhyun dingin sebelum melangkah meninggalkan keduanya dan segera mengambil piring untuk diisi dengan makanan, sebagai sarapannya sebelum berangkat ke pulau yang berada di Indonesia tersebut. Hadiah seperti ini harus Kyuhyun akui tidak akan didapatkannya jika Yuri tidak melakukan hal heroik itu kemarin, jadi ia seharusnya memang benar-benar berterima kasih kepada Yuri karena mau mengorbankan diri demi anak kecil, penumpang, nama baik maskapai, dan sebuah liburan selama tiga hari.

  "Apakah aku telat?" tanya Yuri yang baru saja bergabung di meja itu dengan sepiring makanan. Ia terlihat begitu cantik dan santai hari ini dengan celana pendek jeans serta kaus puih polos. Kakinya beralaskan sneakers putih bermerek. Di pergelangan tangannya, melingkar gelang silver yang memancing ingatan masa lalu Kyuhyun. Kalungnya-pun begitu.

  Kyuhyun terdiam melihat perhiasan itu. 

  *Flashback*

  "Kyuhyun, kemana Yuri?" tanya Hyeran, ibu Kyuhyun.

  Pria itu menoleh kesana kemari, mencari Yuri yang tadi berada dibelakangnya, namun kini menghilang begitu saja. "Disini, eommeonim." ucap Yuri sambil tersenyum ke wanita itu. Ia duduk di samping Hyeran lalu tersenyum manis.

  "Ini, ada hadiah untukmu. Gelang dan kalung ini adalah kesukaan nenekku. Aku akan memberikannya kepadamu karena kamu adalah putri kesayanganku. Kyuhyun, bantu eomma pakaikan ini ke Yuri." perintah sang ibu.

  Kyuhyun mengangguk semangat. Ia mengambil kalung berlian itu lalu memakaikannya di leher Yuri sebelum mencium pipi Yuri singkat.

  "Eo..? Kau mengambil kesempatan!" protes Yuri yang kini tangan kanannya sedang dipakaikan sebuah gelang berlian yang indah oleh Hyeran. "Gomawo. Aku sangat menyukai kalung dan gelang ini, eommeonim. Aku akan selalu memakainya kapanpun aku pergi." kata Yuri senang sambil memegangi kalung dan gelangnya terus menerus.

*Flashback End*

  "Kyuhyun! Kau mau pergi kemana?" tanya Miseul bingung melihat pilot itu meninggalkan restauran. "Ada yang harus ditemuinya di lobby kalau tidak salah." jawab Leeteuk sembari menyantap omelette yang terlihat sangat lezat itu.

  Yuri tersenyum memperhatikan tingkah kekanak-kanakkan rekan kerjanya yang kini saling berebut sosis dan telur itu. "Sudahlah, kalian sudah dua puluhan akhir, bahkan sudah ada yang memasuki awal tiga puluhan. Mau sampai kapan bertingkah seperti ini hanya karena makanan?" tanya Yuri yang memilih untuk jauh-jauh dari persaingan ketat di tengah meja itu.

  "Ini selalu terjadi, Yuri. Biasanya, Hyomin juga akan bergabung dan memenangkan perlombaan merebut omelette. Karena sekarang tidak ada Hyomin, persaingan di antara keduanya semakin ketat.

to be continued.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang