Chapter VII

2.8K 159 8
                                    

  "Kyuhyun-ah, tolong aku. Kyuhyun-ah! Pria ini menindihku. Pergi jauh-jauh dariku!"

  "Aku merindukan Minyoung. Menangisinya setiap malam selama dua tahun membuatku gila."

  Kyuhyun mendengarkan celotehan Yuri semalaman penuh, baik mengigau maupun karena dibawah pengaruh alkohol. Ia yakin untuk yang pertama, Yuri sedang memimpikan kejadian buruk yang terjadi di hotel, saat meminta bantuan pertolongan. Untuk yang kedua, Yuri bercerita betapa rindunya Yuri pada anaknya.

  Mata Yuri terbuka di pagi hari dengan pemandangan di sebelah kiri kolam renang dan sebelah kanan pantai. Ia melihat Kyuhyun sedang memasak dengan pemanggang, di pasir pantai. Hidungnya tersumbat dan ia langsung bersin dengan keras, membuat pria itu menoleh begitu mendengarnya.

  Dengan kepala Yuri yang pusing akibat alkohol serta rasa kedinginan semalam, Yuri kembali membaringkan tubuhnya tidak berdaya. Kyuhyun masuk ke dalam kamar dan memeriksa suhu tubuh Yuri. "Tubuhmu sedikit hangat setelah menyeburkan diri di kolam renang, nyaris meregang nyawa karena mabuk. Kau beristirahat penuh hari ini, Kwon Yuri." kata Kyuhyun cepat.

  Ketukan di pintu utama membuat Kyuhyun mau tak mau harus menghampiri. Ia meninggalkan kamar berdinding kaca itu dan membuka pintu kayu berukir tersebut. Tampak staf kemarin dengan keempat rekannya yang lain.

  "Kita akan berangkat sekarang ke Ubud. Apakah kau sudah siap?" tanya staf itu. Kyuhyun menoleh ke arah kamar yang tembus pandang itu. "Sepertinya aku dan Yuri tidak ikut. Aku harus menjaganya karena dia sedang sakit saat ini." jawab Kyuhyun. Keempat rekannya itu saling menatap satu sama lain.

  "Kau berbohong." ucap Miseul tidak percaya.

  Kyuhyun mempersilakan keempat temannya itu untuk masuk dan memeriksa Yuri sendiri. Maka, Miseul, Donghae, Leeteuk, dan Yoojin masuk ke dalam villa suite yang berbeda dari mereka itu. Belum sampai masuk ke kamar, mereka dapat mendengar dan melihat dari dinding kaca itu bahwa Yuri terus bersin dan menggigil di bawah selimut putih yang tebal itu.

  "Semalam dia mabuk dan menyeburkan diri di kolam renang. Nyaris meregang nyawa. Dia tidak bisa mabuk sejak dulu." Kyuhyun menjelaskan. "Tubuhnya hangat dan ia terkena flu. Aku harus mengurusnya. Lagipula, Yuri dan aku sudah pernah ke pulau ini berkali-kali. Kalian pergi saja liburan." sambungnya sambil kembali ke pantai, melanjutkan daging yang sedang dipanggangnya.

  Mau tidak mau, melihat apa yang sebenarnya terjadi, keempat kru pesawat itu tidak banyak bicara dan segera meninggalkan villa kedua insan tersebut untuk menikmati liburan mereka. Kyuhyun kembali ke kamar dan menyuapkan Yuri potongan daging yang hangat itu satu persatu setelah membantu mantan istrinya sedikit duduk.

  "Kenapa kau melakukan ini? Aku bisa melakukannya sendiri." tanya Yuri lemah. Kyuhyun menghela napasnya. "Aku ingin memperbaiki semuanya di antara kita. Aku.. baru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu di hotel itu dan gagal melindungimu. Sebagai suami, aku justru tidak mempercayaimu." ujar Kyuhyun menyesal.

  Yuri sedikit terkejut mendengarnya. Senyum ditorehkan di wajah Yuri. "Tidak apa-apa. Memang semua itu sepertinya salahku. Aku saja yang terlalu naif. Maafkan aku, Kyuhyun." kata Yuri pelan sebelum kembali bersin. Kyuhyun memberikan setablet obat flu dan segelas air mineral. Diteguk oleh Yuri keduanya sebelum kembali berbaring dan beristirahat.

  "Aku mencintaimu... lebih dari apapun di dunia ini. Kau dan Minyoung, juga ibuku. Kalian bertiga adalah kebanggaanku. Aku akan berhenti bermain wanita setiap malam, dan mulai mengubah pola hidupku yang sudah dua tahun ini hancur karena kebodohanku sendiri." ujar Kyuhyun sebelum mencium kening Yuri.

###

  "Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Kyuhyun ke Yuri yang kini sudah dapat duduk sendiri dan menyantap makan sorenya. 

  Yuri menganggukkan kepalanya. "Terasa lebih baik dibandingkan tadi pagi. Aku rasanya ingin menempelkan kepalaku pada bantal terus menerus." jawab Yuri sambil menatap lautan biru yang luas itu dengan tatapan penuh arti. Entah apa yang ia pikirkan saat ini, namun Kyuhyun tahu Yuri sedang memikirkan sesuatu yang sangat emosional.

  Tangan kiri Yuri yang berada di atas pasir merasakan kehangatan yang luar biasa secara tiba-tiba. Ia menoleh dan mendapati tangan Kyuhyun menggenggam tangannya erat, seakan tak ingin melepaskannya sama sekali. Seakan pria itu tak ingin membiarkannya pergi sendiri dan harus berada bersamanya selalu.

  "Sekembalinya dari sini, aku akan mengajakmu bertemu Minyoung."

  Air mata wanita itu tak juga berhenti mengalir setelah mendengar kalimat itu diucapkan Kyuhyun. Ia menangis bahagia karena bisa dipertemukan kembali dengan putrinya yang sudah dua tahun lamanya tidak ia lihat sedikitpun. Ia sangat merindukannya melebihi apapun di dunia ini. Minyoung adalah permatanya.

  "Terima kasih." ucap Yuri penuh rasa syukur. Kyuhyun tersenyum lalu menghapus airmata itu dari pipi Yuri. "Jangan menangis, Yuri. Kau... aku yang merusak hidupmu. Aku harus membayarnya dengan segala cara yang aku dapat lakukan untukmu." kata Kyuhyun pelan. Yuri melanjutkan makan sorenya sambil tersenyum bahagia.

  Ia lalu segera masuk ke kamar ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam. Kepalanya masih sedikit pening. Besok, ia harus kembali ke Korea untuk bekerja. Yuri menyelimuti dirinya dan memejamkan kedua matanya dengan erat setelah pergi mandi dan memeriksa akun sosial medianya yang diikuti ratusan ribu fans.

  Yuri sendiri tidak paham mengapa dia bisa terkenal di sosial media. Namun, satu hal yang pasti, ia tahu popularitasnya semakin meningkat setelah kejadian turbulensi di pesawat kemarin. Pasalnya, namanya sampai disebut di tayangan berita televisi nasional. Membuatnya menjadi nama yang paling dicari dalam waktu kurang dari 24 jam.

  Kyuhyun lalu tidur di samping Yuri. Keduanya kini terlelap dalam tidur masing-masing. Posisi Yuri dan Kyuhyun yang awalnya menatap sisi berbeda kini saling berhadapan. Lalu, semakin lama wajah Yuri dan Kyuhyun semakin mendekat, semua itu tidak disadari baik dari Kyuhyun atau Yuri yang masih tertidur lelap.

  Yuri bergerak sedikit dan Yuri menundukkan kepalanya sedikit, membuat bibir mereka kini menempel, berciuman. Kyuhyun yang sadar dengan hal itu pertama kali mulai melumat bibir Yuri lembut. Kini salah satu kaki mereka saling bersilangan antara satu sama lain. Telapak kaki mereka bermain bersama di bawah sana.

  Masih memejamkan kedua mata mereka, Yuri dan Kyuhyun saling membalas ciuman dan lumatan lembut tersebut. Napas mereka semakin lama semakin tidak teratur secara perlahan. Deru napas mulai terdengar ketika keduanya saling melepas piyama satu sama lain. Kyuhyun melempar pakaian Yuri dan dirinya ke lantai sebelum berpindah posisi, berada di atas mantan istrinya itu.

  Angin malam dari pantai, yang sengaja dipersilakan masuk agar tidak perlu menggunakan pendingin ruangan membuat malam semakin panas untuk mereka berdua. Suara deburan ombak yang menghantam pasir menutupi suara desahan mereka malam itu.

  Hanya ada mereka berdua, dan bulan purnama yang menjadi saksi.

to be continued.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang