Chapter VI

2.6K 171 6
                                    

  "Kau mau tahu tahu siapa yang menghancurkan hidupmu?"

  Pertanyaan pria itu mengundang emosi Kyuhyun. Ia mengepalkan kedua tangannya, siap memukul pria didepannya ini kapan saja. "Kau sendiri, Cho Kyuhyun." sambung pria itu, memberikan senyuman sinis di wajahnya. 

  "Dengar, Hong Seo Joon. Kau sudah jelas mengambil dan merayu istriku, bahkan berniat menidurinya. Kau puas dengan tubuhnya?" tanya Kyuhyun dingin. Tawa keluar dari bibir pria itu. Ia bahkan tidak menganggap perkataan Kyuhyun serius.

  "Kau ini memang suami yang bodoh, Cho Kyuhyun. Aku tidak pernah bertemu dengan istrimu sama sekali dan tidak pernah berminat berpacaran dengannya. Kami tidak memiliki hubungan apapun. Kau yang menghancurkan dirimu sendiri. Aku tidak sengaja menabraknya di lobby hotel dan berencana mengobati lukanya di kamarku. Namun, aku juga laki-laki. 

  Kita tidak perlu bertingkah munafik. Aku memang berusaha memperkosanya saat itu. Lalu, kau datang dan menyimpulkan semuanya sendiri." ujar Seojoon panjang lebar. Ia tertawa bahagia dan lucu mendengar semua yang dikatakan Kyuhyun.

  Kyuhyun menatap pria itu emosi. "Kau! Keterlaluan!" ucap Kyuhyun geram. "Beraninya kau mencoba memperkosanya!" seru Kyuhyun sambil memukul wajah sebelah kanan Seojoon. Pria yang dipukul itu justru tertawa. "Siapa yang tidak tergiur melihatnya? Dia terlihat menggoda saat itu dan tubuhnya sangat seksi. 

 Semua laki-laki tentu menginginkannya. Istrimu saja yang terlalu naif dan kau juga tidak percaya dengan semua kata istrimu, bukan?" tanya Seojoon sebelum meninju perut dan wajah Kyuhyun keras lalu berlalu ke villanya sendiri.

  Sang pilot menggeram emosi. 'Lalu, itu artinya selama ini aku selalu menuduh Yuri yang tidak-tidak? Menceraikannya? Menyiksanya? Menjauhkannya dengan Minyoung? Semua ini... salahku?' batin Kyuhyun, merasa sakit setelah mengetahui kenyataan yang tak pernah ingin ia dengar dari bibir Yuri sebelumnya.

  Kyuhyun segera pergi ke supermarket di seberang kompleks villa, melupakan rasa sakitnya sesaat, membeli beberapa barang untuk digunakannya bersama Yuri sampai lusa. Sedangkan Yuri sedang duduk di atas pasir dan menatap lautan luas itu dengan tatapan kosong. 'Kenapa semua menjadi seperti ini? Kenapa aku selalu salah di matanya sejak dahulu? Ia tak ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi kepadaku. Dia menyimpulkan semuanya sendiri. Dia tidak memercayaiku. Hatiku terasa sakit, Cho Kyuhyun.' batin Yuri sedih.

  Selama ini ia tidak pernah berharap bisa berada di satu tim yang sama atau bahkan hanya sekedar bertatap muka saja dengan pria itu. Ia takut dengan Kyuhyun, pengisi hatinya itu. Ia ingat sepulangnya dari hotel, setelah kejadian itu, Kyuhyun menamparnya berkali-kali dan mendorongnya ke tembok hingga lantai dengan kasar.

  Semua itu terasa seperti baru saja terjadi kemarin bagi Yuri. Ia merindukan putrinya dengan sangat. Ia merindukan semuanya. Suara kantung plastik terdengar dari dalam villa, membuat Yuri menoleh ke dalam dan kembali masuk, menutup pintu menuju pantai pribadi itu.

  "Disini ada soju?" tanya Yuri pelan sambil meraih minuman berlakohol itu. Ia membukanya lalu langsung meneguknya begitu saja. Kyuhyun masih menunduk dan sibuk mengeluarkan beberapa snack dan barang lain dari kantung itu. Yuri menatap Kyuhyun sekilas sebelum ia menghentikan kegiatan pria itu dengan tangannya yang lembut.

  Tangan kiri Yuri memegang pipi Kyuhyun lembut, khawatir. "Ada apa dengan luka-luka ini? Siapa yang baru saja memukulmu, Kyuhyun?" tanya Yuri cemas. Ia mendudukkan Kyuhyun di kursi yang terletak tepat di sebelah kolam renang. Tangan cekatan Yuri mengeluarkan obat merah dan salep dari tasnya, mengobati luka di wajah pria itu.

  Kyuhyun terdiam, membiarkan mantan istrinya yang benar-benar naif itu mengobatinya. "Ada bagian lain yang sakit?" tanya Yuri. Pria itu memegangi perutnya, tepat di tempat Seojoon meninjunya keras.

  Yuri mengangkat kaus Kyuhyun sedikit lalu mengobati luka di daerah itu. Ia menatap Kyuhyun benar-benar cemas. "Kenapa kau selalu bertengkar seperti ini? Ini bukan Korea, Kyuhyun! Jangan buat masalah!" seru Yuri, memarahi pilot yang duduk didepannya saat ini. Tangan kanan Yuri kembali mengambil botol soju itu dan meneguknya sampai habis dalam sekali teguk.

  "Aku akan ke kamar mandi, mengganti pakaianku. Terima kasih untuk yang tadi." kata Kyuhyun pelan sebelum meninggalkan Yuri begitu saja. Yuri kembali meneguk sebotol soju yang baru sambil menatap kolam renang itu dengan tatapan kosong.

  Kyuhyun yang baru saja selesai mengganti pakaian merasa ada sesuatu yang mengganjal mengenai sikap Yuri tadi. Entah apa itu, ia merasa ada yang aneh dan tidak sesuai dengan sosok wanita di akhir usia dua puluhannya itu. "Dia sangat menikmati soju itu, syukurlah." gumam Kyuhyun sedikit tenang.

  'Aku sudah tidak mengonsumsi minuman beralkohol sejak dua tahun yang lalu.'

  Kalimat itu seketika melintas di kepala Kyuhyun, mengembalikan ingatannya ke tujuh tahun yang lalu saat Yuri dipaksa meneguk minuman keras. Kyuhyun langsung berlari keluar kamar mandi dan menemukan Yuri terapung di kolam renang, tidak bergerak. Pria itu langsung menceburkan diri, menarik Yuri ke luar kolam dan membaringkannya di lantai.

  Ia melakukan pertolongan pertama, menekan dada Yuri, berharap air yang ditelannya dapat keluar. Masih hangat, Kyuhyun dapat merasakannya. Denyutnya melemah. Napasnya nyaris tidak ada. Detak jantungnya dapat dikatakan 'tidak ada' lagi.

  "Kau tidak bisa mengonsumsi minuman beralkohol sejak dulu lalu mengapa kau meminum soju dua botol malam ini, Kwon Yuri!" maki Kyuhyun sambil terus menekan dada Yuri dengan benar. Ia lalu memberikan napas buatan melalui mulut dan terus menekan, semakin cepat dan keras, berharap Yuri kembali tersadar.

  Air keluar dari mulut Yuri, menyebabkan mata Yuri terbuka dan ia langsung terbatuk. "Kyuhyun-ah, dingin sekali. Apakah kau sudah menidurkan Minyoung?" tanya Yuri yang masih belum sadar dari pengaruh alkoholnya dan juga akibat kejadian tenggelamnya barusan. Suara itu. Kalimat itu. Persis seperti saat keduanya masih menjadi pasangan suami istri.

  Kyuhyun menganggukkan kepalanya. "Aku sudah menidurkan Minyoung." balas Kyuhyun sambil terisak menangis, bahagia karena Yuri masih dapat diselamatkan. Ia tidak bisa membayangkan jika ia tadi terlambat menemui Yuri dan kehilangan wanita itu untuk selamanya. "Kemarin ada yang ingin memperkosaku di hotel, tapi kau menuduhku berselingkuh." cerita Yuri sebelum kembali memejamkan matanya tidak sadarkan diri.

  Orang naif seperti Yuri selalu mengucapkan yang sejujurnya saat mabuk. Kyuhyun merasa sangat bodoh mengenai apa yang dilakukannya dulu terhadap istrinya yang cantik. Ia tidak bisa melindunginya dengan baik, hingga hal seperti itu nyaris terjadi. Mendengar ucapan Yuri barusan membuat hati Kyuhyun terasa sakit.

  "Aku akan mengeringkan tubuhmu dan mengganti pakaianmu. Lalu, kau tidurlah dengan nyenyak malam ini." bisik Kyuhyun sambil mengangkat tubuh itu ke kamar mandi, mengeringkannya dengan handuk, melucuti pakaian wanita itu dan menggantinya. Lagipula, Kyuhyun sudah pernah melihatnya sebelumnya. Kyuhyun mengeringkan rambut Yuri lalu membaringkannya ke atas kasur.

to be continued.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang