《XV》

97 10 1
                                    

"Kau serius? Itu hanyalah jalan setapak, tidak mungkin mobil van ini akan masuk." James nampak tidak yakin dengan perintah JC yang satu ini.

JC tertawa melihat tingkah James yang kebingungan.

"Hahaha, sudahlah turuti saja kata-kata ku."

Sekali lagi, semua orang termasuk James kebingungan mendengar perintah JC.

Bagaimana tidak, jalan itu hanya cukup untuk dua orang dewasa saja, sedangkan mobil ini ukuran nya berkali-kali lipatnya.

"Hei cepatlah, jangan sampai ada polisi yang tahu jalan ini James!" Perintah JC sekali lagi.

Mau tidak mau mereka semua harus menuruti kata JC, hanya ia yang sudah mengelilingi kota ini, bahkan kota lainnya.

"Hhhh.. baiklah," keluh James.

James segera mengemudikan mobil nya itu, berbelok memasuki hutan lebat.

"Apakah kau yakin tempat nya sangat terpencil?" Hans membuka suara setelah lama terdiam.

"Tentu! Tempat itu bahkan pernah kupakai untuk markasku," JC menjawabnya dengan penuh bangga.

Sejauh ini hanya pepohonan tinggi menjulang yang terlihat, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Tidak terdengar satu pun suara-suara binatang, yang biasanya banyak ditemukan di hutan.

Bahkan James sedikit terkejut karna hutan yang lebat ini tumbuh di tengah-tengah kota kecil ini.

"James.. bisakah kita berhenti sebentar?" Pinta Clara dengan suara yang bergetar.

"Tidak Clara, kita harus segera sampai tempat itu sebelum matahari terbenam." Jawab James dengan tegasnya.

"Ta-tapi.. aku sudah tidak tahan lagi," James nampak tidak mengerti apa maksud Clara,

"Hhh.. dia ingin buang air kecil James, segera berhenti, biar ku temani Clara." JC yang mengetahui gerak-gerik Clara.

James tampak ber 'oh' dan segera menghentikan mobil nya.

Setelah keluar dari mobil itu, JC segera berhenti di bawah pohon besar.

"Nahh disini saja ya, kau bisa melakukannya sendiri kan?" Tanya JC sembari bergurau.

Yang disusul oleh pukulan kecil Clara. "Aku bukan anak kecil JC."

JC segera pergi dan meninggalkan gadis kecil itu,

Kringg~ kringg~

Bunyi telepon JC yang memecah keheningan di dalam hutan itu.

"Ya.. halo,"

"JC kau dimana?! Para polisi sedang melacak keberadaan kami!" Terdengar dari sebrang sana suara dari salah satu rekan JC dengan tergesa-gesa.

"Aku sedang menuju markas di dalam hutan lebat Tom."

"Benarkah?! Baguslah kalau begitu. Kudengar apartemen tempat tinggalmu telah di bekukan." Terdengar helaan nafas lega dari Tom.

"Haha kau fikir aku akan menyerah begitu saja kepada pasukan berseragam itu."

"Aku akan memberitahumu tempat yang akan kau tuju JC."

Suara intonasi Tom berubah yang menandakan percakapan itu mulai serius.

"Beritahu aku dimana tempat itu!"

•°•°•°•°

"Apakah sudah selesai?" James bertanya setelah melihat Clara kembali dam disusul oleh anggukan Clara.

"Cepat! Kita harus segera menuju tempat itu sebelum malam tiba." JC segera mengambil aba-aba.

Sekitar 2 jam kemudian mereka telah sampai di sebuah gubuk tua yang terlihat reot termakan usia.

"Kau yakin ini tempatnya?" Louis memastikan bahwa mereka tidak salah tempat.

"Yaa! Selamat datang di salah satu markasku!" JC nampak seperti pemandu wisata.

"Aku tidak ingin malam ini tidur di dalam sana." Hans nampak tidak setuju dengan gubuk ini.

"Oke baiklah, tapi jangan salahkan aku jika saat kau terbangun nanti, kau sudah berada di dalam jeruji besi Hans." Dengan sorot mata nya yang tajam JC berhasil membungkam mulut Hans.

"Yahh.. walaupun kita hanya semalaman disini, kuharap kalian bisa bersabar."

"Apa yang sudah kau rencanakan JC?" James angkat suara.

•°•°•°•°

"Clara.. tenanglah, aku akan selalu disisimu"

"Jangan membenci mereka ya"

Clara pov

Aku tidak tau apa yang terjadi dengan pasukan berseragam tadi.

Mengapa mereka menyerang kami?

Mengapa mereka membenci kami?

Apa salah kami?

Sedari tadi aku hanya menatap atap gubuk tua ini, padahal James sudah menyuruhku untuk beristirahat. Tetapi aku tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi.

Tok- tok-

"Clara, kau belum tidur? Bolehkah aku masuk?"

Ckrekk~

Jack.. dia masuk dengan cengirannya.

"Ada apa Jack?"

Ia duduk di pinggir ranjang, wajah Jack berubah seketika. Ia nampak murung.

"Claraa.. ini soal tadi pagi," sepertinya aku tahu apa maksud Jack.

"Aku ingin kau melupakan semua yang kuceritakan tadi, jujur aku sudah mulai melupakan kenangan masa laluku," sambungnya.

Aku tersenyum..

"Kau tidak perlu mengkhawatirkannya Jack, aku tidak akan mengingatnya."

Seketika wajah murung Jack cerah, kata-kataku tadi mampu menghilangkan rasa gelisah di hati Jack.

"Benarkah? Terimakasih Clara. Aku hanya tidak ingin ada yang mengingatnya, kenangan pahitku." Senyum kotak nya ia lontarkan kepadaku.

Setelahnya Jack pergi beranjak menuju daun pintu.

"Ahh.. aku melupakan sesuatu."

Jack berbalik menatapku.

"Clara.. kau harus tidur, besok kita akan balas dendam akan perbuatan pasukan berseragam tadi." 

Setelah saat itu ia langsung keluar dari kamar ini.

Balas dendam?

Jack, apa sebenarnya yang kau rencanakan?


●DARKside●

The DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang