《XVIII》

101 8 0
                                    

"Oh, kelinciku si manis
Datanglah padaku,

Gadis kecil itu terlihat menyendiri diantara segerombolan pria dengan asap rokok yang mengepul di sekitarnya.

kusayangi dirimu
Layak saudaraku,

Dengan ekpresi datar dari anak kecil itu membuat 'nyanyian' yang ia lantunkan terdengar suram.

Mari kita pergi menjelajah dunia..

Segerombolan pria yang sedari tadi tengah menikmati rokok nya, sekarang terdiam dan menengok ke arah suara itu.

Kelinciku si manis, kau jangan menangis
Ka- ah bukan
Aku tetap ada disini."

Salah satu dari segerombolan pria itu berdiri dan menghampiri gadis kecil itu,

"Sudah kubilang berulang kali bukan, jangan pernah menyanyikan lagu itu, jangan pernah! Kau harus ingat itu."

Gadis kecil itu hanya menunduk, dan kemudian terdengar cekikikan kecil darinya.

"Hi hi hi hi.. aku mengingatnya L, selalu mengingatnya." seringai tajam terpampang jelas di wajah gadis kecil itu.

•°•°•°•°

"James apakah perjalanan kita masih jauh?"

Gadis kecil itu terlihat kusam dan berantakan. bagaimana tidak, Ia bahkan sama sekali tidak makan sejak kemarin, dan digubuk tidak ada air bersih untuk membersihkan dirinya.

"Hhh.. sabar Clara, aku telah berusaha agar kita tidak terlalu menarik perhatian."

Lalu lintas pagi ini nampak lancar, namun ada kalanya ia harus berhenti karna banyak pengemudi yang memakai jalanan dengan sembarangan.

"Fuuhh.. beruntung polisi jarang terlihat di daerah sini," JC menghela nafasnya.

Memang polisi di daerah ini jarang, karna siapa yang mau ditugaskan di daerah yang terbilang sangat kumuh dan nampak sunyi.

Karna jarang nya polisi di daerah ini, membuat daerah ini rawan kejahatan. Jika nampak wanita berjalan sendirian di wilayah ini, keesokannya wanita itu akan menghilang. Selamanya.

Mobil Van melaju pelan agar tidak terlalu tidak menarik perhatian. Melintasi jalanan yang kumuh, sampah berserakan disekitarnya.

Tidak ada yang peduli,

"James aku benar-benar lapar," rengek Clara.

"Sebentar lagi Clara, kau jangan banyak omong." James menjawabnya dengan tegas.

Mulut gadis kecil itu langsung tertutup rapat. Sedangkan yang lain lebih memilih untuk menutup matanya, walaupun bukan tidur yang sebenarnya.

Setelah beberapa jam di dalam mobil Van menuju stasiun kereta bawah tanah, akhirnya mereka sampai di penghujung jalan.

Saat tiba di perbatasan wilayah tadi James sempat tertegun, ia fikir kota sebelumnya sudah terlalu parah untuk kota yang berpenghuni.

Namun begitu sampai di perbatasan, langsung terlihat sangat jelas betapa mengerikannya kota ini.

Atau yang disebut sebagai Ashcity.

"Bangun semuanya, kita telah sampai." JC membangunkan semuanya.

"Kita sudah sampai? Apakah wilayah ini AshCity?" Tanya Jack sembari melihat sekelilingnya.

Satu persatu mereka turun dari mobil Van itu. Sama halnya dengan James tadi, Mereka juga terkejut melihat keadaan kota ini sangat-sangat jauh dari kata layak huni.

Dengan sampah yang berserakan, bau menyengat yang disebabkan oleh saluran kotor. Kaligrafi abstrak yang memenuhi tiap-tiap bangunan.

Dibandingkan dengan AshCity, kota sebelumnya itu tidak ada apa-apa nya. kota ini benar-benar kumuh dan tentunya dengan tingkat kejahatan yang lebih parah.

Bahkan tangga yang menuju stasiun bawah tanah sangat jelas terlihat bahwa sangat tidak layak pakai. Seperti telah lama ditinggalkan.

Entah peristiwa apa yang telah terjadi di kota ini, bahkan pemerintah sampai menutup mata jika ada kasus yang bersangkutan dengan kota ini.

"Ayo, cepat kita harus segera turun. Sebelum kita berjumpa dengan AshMafia," seru JC.

Mereka menuruni tangga satu persatu dengan JC yang memimpin dan James berada di posisi paling belakang. Ada sekiranya satu dua gelandangan yang tertidur di pinggir lorong stasiun ini.

Melihat kondisi mereka sama parahnya dengan kondisi kota ini, bau lembab yang menyengat langsung tercium saat mereka telah tiba di bawah.

Walaupun kondisi disini sangat mengenaskan, tetapi stasiun kereta bawah tanah masih berfungsi, walau akhir-akhir ini tidak ada warga yang mau menggunakan transportasi kereta bawah tanah.

"Lihatlah para gelandangan itu, aku yakin mereka tidak membersihkan badan nya selama berbulan-bulan." Cerca Louis.

"Mau bagaimana lagi, pemerintah di kota ini sudah tidak peduli dengan warga nya, bahkan mungkin para pemerintah itu telah dikuasai oleh AshMafia," sahut James.

Clara hanya memperhatikan sekitarnya, benar-benar buruk pikirnya. Hans nampak tidak setuju dengan ide JC yang harus menggunakan transportasi kereta bawah tanah ini.

Namun apalah dayanya, ia hanya bisa menuruti teman-temannya itu.

"Nah, kira-kira kapan kereta itu datang?" Jack bertanya dengan tampang seperti mengejek, ia juga nampak sependapat dengan Hans.

Semua mata tertuju oleh JC, menunggu jawaban darinya. Namun terdengar helaan nafas yang berat dari JC.

"Hhh.. aku tidak bisa memperkirakannya, kudengar kabar dari rekanku. Kereta ini tidak sesuai jadwal rute seperti kereta biasanya."

"Kereta ini bebas berfungsi kapanpun," sambungnya.

Raut muka kecewa terpampang jelas di wajah mereka. Alhasil mereka hanya bisa pasrah menunggu.

Setelah 15 menit mereka menunggu terdengar suara bising seperti percakapan sekelompok orang, dengan selingan tawa yang berasal dari lorong tangga yang tadi mereka lewati.

Seketika mereka langsung terperanjat, begitupun dengan Clara yang sudah terlihat pucat pasi.

Karna mereka mempunyai pemikiran yang sama.

Bahwa sekelompok orang yang datang adalah-

"Hei, ada yang melihat kita," seru gadis kecil itu dengan seringaiannya.

●DARKside●

The DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang