《IV》

271 24 4
                                    

Eclaire pov

"Ukhh.. Dimana ini?"
Aku mulai membuka mataku yang menampakan ruangan kosong yang gelap dengan penerangan rembulan, kulihat tangan kiriku yang telah terikat dengan kursi yang sedang ku duduki ini.

Seingatku tadi, aku sedang berada di pesta teman kekasihku lalu datang anak kecil yang mengajakku bermain dan lalu...

AKU INGAT! SIAL!!

"Wah.. Wah.. Wah.. Sudah bangun rupanya" itu pasti suara anak kecil brengsek itu.

"KAUUU!! LEPASKAN AKU!"

"Sssttt! Baru bangun sudah berisik"

"Mengapa kau lakukan ini terhadapku?!"

"Hmm.. Karna kau orang yang terpilih" dengan sok imutnya dia bilang seperti itu, aku juga dengan bodohnya dibohongi oleh muka imutnya itu. Siall!!

"Nahh.. Sekarang pilihlah salah satu kartu ini ka, permainannya telah dimulai" Clara yang telah mengurutkan kartu dihadapanku, kartu apa ini? Semua kartu bewarna hitam polos..

"Bagaimana jika aku tidak mau memilih" haha.. Kau pikir aku takut denganmu bocah sialan.

"Ohhh jadi tidak mau yaa" uhkk dasar gilaa, lihatlah sekarang ia mulai menjilati pisau dagingnya.

Mungkin sebaiknya kupilih kartu urutan kedua dari kiri ini. "Aku pilih yang ini"

"Nahh coba kita lihat apa gambar dari kartu ini"

Ohh tuhan ku tak tahu permainan apa ini, aku berharap agar permainan ini segera berakhir.

"Mata... Mata sebelah kanan?" apa maksud dari kartu ini?.

Kulihat Clara yang tersenyum bukan lebih tepatnya seringainya yang mengerikan.

"Wahh... Pilihan yang bagus Eclaire" anak kecil itu nampak seperti mencari-cari sesuatu didalam koper kecilnya.

"Nah ayo kita lakukan!" terlihat dengan jelas apa yang dipegang oleh anak kecil itu, alat penjepit yang terlihat brrkarat dengan noda merah dimana-mana.

"A-apa maksudnya ini?!" ku tertegun melihatnya.

"Kau akan tahu nanti"

"Ti-tidak!"

Kulihat Clara yang mulai memegang wajahku lebih tepatnya mencengkram, ku menutup mata dengan erat-erat tetapi dengan paksa ia membuka mataku yang berakibatkan sobekan di kelopak mataku...

"Argghhh.. Sakit sakit sekali" entah sejak kapan kumulai menangis.

Kurasakan alat penjepit itu kini sudah berada disekitar bola mataku, sempat kulirik wajah Clara yang benar-benar menikmatinya, air liur nya yang sudah tak bisa ia tahan.

"Aaakkkkk.. he-hentikan kumohon"

Rasa sakit akibat urat yang dipaksa ditarik, dan dengan satu tarikan bola mataku telah keluar dari tempatnya berada.

Craattttt...

"Arrgghhhhhhhh...!!!"

Darah muncrat ke pipiku bola mataku kini sudah berada ditangannya. Dijilati seperti permen.. Ughh menjijikan.

"Wahhh indah sekali bola matamu Eclaire"

"Tolong hentikan ini, kumohon"

"Tidak.. Ini masih belum berakhir, nah.. Silakan pilih lagi kartu yang masih tersedia"

"Tidakk!! Aku tidak akan memilih kartu-kartu itu! Lebih baik kau bunuh saja aku sekalian!"

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, asal kau tau Eclaire aku lebih suka bermain-main dulu"

The DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang