《III》

362 24 4
                                    

Author pov

"Clara cepatlah!" Louis yang sudah tidak dapat menahan amarah nya lagi, lihatlah ini sudah lebih dari 30 menit ia menunggu Clara yang tengah bersiap.

"Aku sudah siap, maaf Louis aku tadi sempat kesulitan untuk menyiapkan mainanku" dengan tergesa-gesa ia menuruni anak tangga.

"Cih, lama sekali kau. Ayo! Kita harus segera memburu" nampak cacing di perutnya sudah tidak dapat dikendalikan lagi.

"Hati-hati di jalan Louis dan jagalah Clara jangan sampai dia mendapatkan luka yang tidak kuinginkan" pesan James sembari memberi kunci mobil kesayangannya.

"Ohh ayolah.. Clara bukan seperti anak kecil pada umumnya" gerutu Louis yang kini telah membuka pintu mobil milik James.

Mereka pun memasuki mobil James yang terlihat mahal ini, asal kalian tahu sebenarnya James mempunyai banyak mobil yang ia parkirkan di banyak tempat seperti di rumah temannya ataupun kerabatnya.

"Kita akan pergi kemana Louis?" Tanya gadis kecil itu sembari memainkan boneka kesayangannya.

"Kesebuah pesta, pesta yang nantinya akan sangat menyenangkan"

"Apakah pesta teman sekolahmu?"

"Apakah kau pikir aku mempunyai waktu untuk pergi ke bangunan itu?!" Nampak Louis yang tidak suka dengan pertanyaan itu.

"Bukankah sekolah itu menyenangkan?"

"Ohh ayolah, jangan membahas masalah itu lagi!"
Louis sangat membenci dengan bangunan itu. Baginya sekolah adalah tempat dimana orang-orang seperti robot yang dikendalikan oleh para orang dewasa yang biasa kalian sebut guru di sekolah itu.

Dan baginya para murid dianggap seperti robot yang harus mengerjakan soal-soal yang tidak begitu penting yang diberikan oleh para guru, dan dengan seenaknya para guru itu diberi upah yang cukup banyak setelah ia membuat para robotnya mengerjakan soal-soal rumit yang ia buat.

"Kita sudah sampai turunlah" mobil yang sudah terparkir di halaman rumah mewah ini.

Mereka pun turun dan mulai menulusuri halaman rumah tersebut, terdengar dengan jelas suara dentuman musik yang diputar.

"Sepertinya pestanya meriah sekali" Clara yang nampak bersemangat dengan koper kecil di sampingnya.

"Hahahahaa... tentu saja"

Mereka menuju pintu masuk yang disusul suara bel yang ditekan oleh Louis

Ting... Tong...

Cklekkk~~

Pintu rumah itu terbuka yang menampilkan seorang pemuda yang usianya lebih tua dari Louis.

"Woahhh... kukira kau tidak datang Lou!" Sambut pria itu sembari mempersilahkan mereka berdua masuk.

"Hahaha... Aku hadir di pesta ini karna sudah lama tidak memakan 'steak' bill" tawa Louis disambut dengan seringaiannya.

"Itu sebabnya kau datang kesini?, oh sepertinya kau tidak datang sendirian Lou!" Nampak pemuda itu yang sudah menyadari keberadaan Clara.

"Yaa... perkenalkan dia adalah Clara"

"Selamat malam bill" salam Clara pada bill yang sudah ia ketahui namanya.

"Wahh lihatlah dia imut sekali!" puji Bill sembari mengelus kepala Clara.

"Kesan imutnya itu akan hilang saat tengah malam nanti Bill" jelas Louis dengan tatapannya yang tajam.

"Waahh.. Apakah dia bagian dari kita Lou?" tanya Bill sembari memainkan lidahnya yang membuat Clara jijik melihatnya.

"Hmm.. Tidak, dia lebih spesial dari kita"

•°•°•°•°

Louis dan Clara kini tengah mengamati seorang wanita berambut coklat yang sedang duduk dengan seorang pria yang nampak seperti kekasihnya.

"Apakah kau tertarik dengannya Louis?" tanya Clara yang penasaran.

"Yaaa... Kurasa dia cukup nikmat" nampak Louis yang sudah tidak sabar lagi.

"Bukankah wanita itu milik orang lain?"

"Hahaha tidak ada peraturan yang melarang memangsa buruan milik orang lain"

"Hhhh baiklah kapan kita akan memulainya?"

"Sabarlah Clara sekitar 20 menit lagi kau bisa memulainya"

Louis melihat ke sekitarnya nampak semua temannya telah siap dengan para mangsanya, dan hanya tinggal beberapa menit lagi suasana pesta ini akan berubah menjadi 180°.

"Betapa malangnya para gadis-gadis ini" pikir louis dalam hatinya, tetapi ia tidak peduli dengan nasib para gadis disini ia hanya peduli pada wanita yang ia jadikan korban nya.

Tengg... Tengg... Teng...

Jam 12 malam akhirnya tiba, nampak Clara yang sudah tidak ada disampingnya lagi.

"Sial... Cepat sekali dia"

Dengan tergesa-gesa Louis mencari anak kecil itu, berharap dia tidak terbawa suasana. Akan berbahaya jika Clara hilang kendali, bisa jadi santapan 'steak' nya itu akan berubah menjadi daging cincang.

•°•°•°•°

Tampak anak kecil itu sedang berbicara dengan wanita berambut coklat yang sedari tadi ia amati.

"Permisi ka, apakah aku boleh duduk di sebelahmu?" dengan nada yang imut Clara memulai percakapannya.

"Ohhh tentu gadis kecil, mengapa kau ada di pesta ini?" wanita itu nampak terkejut dengan kehadiran anak kecil di sampingnya.

"Aku hanya ingin bermain" raut muka sedih Clara tunjukan ke wanita di sebelahnya itu.

"Ini bukan tempat bermain anak seumuranmu"

"Mmm kalau begitu apakah kau ingin menemaniku bermain?"

"Hmm... Baiklah, oke kita akan bermain" wanita itu nampak setuju dengan tawaran Clara.

"Ohh iya namaku Eclaire namamu siapa gadis kecil?" dengan senyuman manisnya wanita itu memperkenalkan diri.

"Clara.. Clara namaku"

"Baiklah Clara kita akan memainkan permainan apa?"

"Kartu.. Tapi sebelum itu ikutlah denganku Eclaire" dengan seriangaiannya ia mengajak Eclaire ke sebuah rumah kosong yang jaraknya beberapa blok dari tempat pesta itu.

"Mengapa kita harus memainkan permainan itu disini?" nampak Eclaire yang kebingungan.

"Agar kita tidak menarik perhatian orang-orang"

"Wahh.. Apakah permainannya sangat berisik?"

"Yaa... Tentu, tapi aku menyukainya"

Clara membuka koper yang sedari tadi ia bawa, isi dari koper itu membuat Eclaire terkejut. Semua orang pun akan terkejut bila melihat isi koper yang dibawa anak kecil berumur 10 tahun, salah satu isinya terdapat karambit pisau genggam yang bentuk nya melengkung namun mainan ini jarang digunakan Clara ia hanya menggunakannya bila sedang terdesak.

Kini keringat dingin mengucur dari pelipis Eclaire ia nampak ingin melarikan diri.

"Apakah kau berpikir untuk melarikan diri?" Clara yang menyadari gerak-gerik Eclaire.

Namun Eclaire tidak menanggapinya ia malah berbalik dan lari meninggalkan Clara. Namun usahanya gagal ia tersandung batu yang membuatnya jatuh tersungkur.

"Kenapa kau ingin lari? Bukankah kita akan bermain?"

"Jangan konyol! Kau anak kecil mengapa kau menyimpan alat-alat seperti itu di kopermu?" Eclaire yang sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.

"Ohh itu.. Jangan pedulikan itu, nahh sekarang duduklah dikursi itu dan kita mulai permainannya"

"TIDAKKK!! Kau gila! Aku masih ingin hidup!" dengan susah payahnya ia bangkit namun Clara sudah siap dengan balok di tangannya dan dihantamnya tengkuk kepala wanita itu.

DARKside●

The DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang