tujuh.

124 28 0
                                    

"Maaf. Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi—"

Baekhyun berdecak kesal setelah mendengar kalimat yang sama sebanyak lima kali. Waktu sudah menunjuk ke angka tujuh dan pekerja yang akan memperbaiki rumahnya tak kunjung datang. Seharusnya saat ini Baekhyun sudah berangkat kerja dan pekerja itu sudah memulai pekerjaannya.

Pagi ini pria setengah baya itu tak datang. Semua usaha Baekhyun untuk menghubunginya sia-sia.

Baekhyun menatap dindingnya yang tertutupi oleh sehelai kain putih. Dia menduga jika pekerja itu sudah membolongi dindingnya karena itulah yang katanya menjadi tahap awal perbaikan dan melihat pekerjaan terhenti saat baru memulai membuat Baekhyun gusar.

Pasalnya bukan hanya merugikan secara finansial tapi juga kondisi tempat tinggalnya yang jadi berantakan. Sampah semen dan triplek berserakan di lantai. Debu pastinya menyebar luas di ruang makan dan ruang santai. Kotak perlatan pekerja itupun juga tertinggal dan masih dalam keadaan terbuka. Perkakasnya juga ikut berserakan.

Apakah dia hanya termakan omong kosong pekerja itu yang katanya akan menyelesaikan perbaikan dengan cepat dan rapih dengan bayaran yang terjangkau?

Baekhyun kembali berdecak kesal. Dia tidak akan menikmati suasana yang baru dalam jangka waktu dekat. Rasanya dia ingin memecat pekerja itu saat ini juga tapi bagaimana caranya? Kabarnya saja tak terdengar sampai saat ini.

Baekhyun meraih tas gendongnya dan bersiap menuju kantor.

Suara nyanyian seorang wanita menghentikan langkahnya. Memang tidak begitu keras suaranya tapi Baekhyun sangat yakin suara itu bersumber di balkon sebelah. Dibayangan Baekhyun dia melihat Chaerin tengah asik menyanyikan lagu buatannya sembari menghisap cerutu seperti biasanya.

Tapi ada yang aneh. Chaerin bukan penggemar berat lagu ballad bahkan sepertinya hampir tidak pernah dia mendengar lagu dengan genre itu. Dia pecinta musik hip-hop sejak lahir (begitu Chaerin menceritakannya pada Baekhyun). Baekhyun tidak terlalu memusingkannya, dia anggap suasana hati Chaerin sedang kurang baik.

Tidak begitu buruk juga suaranya menyanyikan lagu ballad, pikir Baekhyun sambil bergegas keluar. Jika dia terus mendengarkan nyanyian itu, bisa-bisa dia tidak akan berangkat kerja.

Mata Baekhyun langsung menangkap keberadaan Mino di depan lift. Tubuhnya yang tinggi dan rambut hitam legam sangatlah mudah dikenali.

Baekhyun berusaha meminimalisir suara saat mengunci pintu. Bahkan dia sampai harus berjinjit agar tak terdengar oleh Mino. Tapi sepertinya apapun yang berkaitan dengan Mino selalu tak berhasil.

Pria itu menyadari kehadiran Baekhyun dan menoleh. Anehnya kali ini dia tersenyum menyambut kehadiran Baekhyun yang salah tingkah begitu mendapat sambutan.

Kain putuh terlilit pada tangan Mino menarik perhatian Baekhyun setelah mereka berdiri bersandingan menunggu lift. Bercak merah tampan di kain itu. Tak diragukan lagi itu darah.

"Mino-ssi, apa tangan anda baik-baik saja?"

Mino sontak kembali menoleh pada Baekhyun. Segaris bibirnya tertarik ke salah satu sisi, "Tak apa. Ini hanya masalah kecil. Noona-ku meminta bantuan untuk merias ruangannya," Mino mengangkat gulungan tali tambang di tangan kanannya untuk ditunjukkan pada Baekhyun, "dia juga tak ingin kalah denganmu."

Baekhyun mengangguk mengerti. Kesenangannya bisa berbincang Mino menghalau pemikiran lainnya. Akhirnya setelah berbulan-bulan mencoba menjalin hubungan yang baik, usahanya membuahkan hasil.

"Apa kau juga mau rumahmu dihias olehku?"

"Ah, sayang sekali tapi aku sudah menggunakan jasa pak Miseok," kata Baekhyun, "mungkin lain kali?"

Mino menyeringai kecil, "Ya, mungkin lain kali."

.

Setelah membaca pesan itu, Baekhyun langsung merogoh earphone dalam tasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan itu, Baekhyun langsung merogoh earphone dalam tasnya. Biasanya dia enggan untuk mendengar musik di dalam kereta, tapi pengecualian kali ini untuk Chaerin. 

Ia langsung menekan tombol like dan subscribe begitu videonya tampak di layar ponsel. Di video tersebut Chaerin tampak santai duduk di atas kasur dengan gitar dalam pelukannya.

Baekhyun terpaku begitu mendengar suara Chaerin. Lewat earphone suara merdu Chaerin terus terdengar namun Baekhyun mencoba memanggil kembali ingatannya akan nyanyian yang ia dengar beberapa jam sebelumnya.

Ini bukan suara yang ia dengar dari rumah Chaerin.

Above. | smn✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang