1. Empat Bersaudara

1.9K 158 4
                                    

"Kenalin nama gue Jisoo, mohon bantuannya,"

"Nama gue Lalisa Manoban, panggil Lisa aja. Seneng ketemu kalian!"

"Gue Roseanne Park, bisa dipanggil Rose, Sayang-pun juga gak pa-pa asal tulus. Salam kenal!"

Sontak terdengar suara sorakan dan tepuk tangan yang berbaur jadi satu saat Rose memperkenalkan diri.

Jisoo, Rose, dan Lisa serentak menoleh pada Jennie karena tak kunjung mendengar suara saudara perempuan mereka itu. Jennie yang berdiri paling ujung pun meremas ujung roknya kemudian berkata, "Jennie."

Seorang guru perempuan yang merupakan wali kelas XI A-1 bertepuk tangan seraya tersenyum lebar. "Jadi kalian ini saudara kandung? Wah, cantik-cantik semua!"

"Yang bener saya yang paling cantik, Bu!" serobot Rose membuat Lisa di sebelahnya menabok kesal lengan kakaknya itu.

"Maaf, Bu. Yang satu ini emang suka gitu. Tingkat kepedeannya gak bisa dilampaui."

Guru itu mengangguk kemudian tersenyum lagi. "Saya guru Bahasa Inggris, sekaligus wali kelas kalian. Panggil Miss Raisa aja. Oke?"

Ketiganya mengangguk sedangkan Jennie hanya diam menatap ke depan.

"Sekarang kalian boleh duduk."

Jennie melangkah terlebih dahulu meninggalkan saudara-saudaranya yang sedang membungkuk sopan pada Miss Raisa. Dia mendudukkan diri di salah satu bangku kosong yang ada di depan seorang siswa laki-laki.

"Heh, jangan duduk disini! Bangku ini punya temen gue, tapi dia lagi gak masuk sekarang," kata seseorang di belakang Jennie.

Jennie mendengus dan mengabaikannya. Tiga saudaranya yang sudah duduk di bangku masing-masing yaitu di baris keempat menatap Jennie dengan penuh tanda tanya.

Rose menoleh ke depan saat seseorang mencolek tangannya yang seputih susu. "Oh, hai!" sapanya dengan senyum manis saat tahu bahwa yang mencolek tangannya adalah seorang cowok tampan.

Cowok itu berkedip, ngeri sendiri diberi senyum seperti itu oleh Rose. Kemudian dia menyerahkan sebuah gelang pada Rose. "Punya lo. Jatuh."

Rose mengernyit tidak suka dengan reaksi pria ber-name tag Park Jimin ini. Kenapa dia seolah tidak tertarik padanya. Akhirnya Rose merebut kembali gelangnya tanpa mengucapkan terima kasih. Jimin sendiri hanya masa bodoh, kemudian kembali menghadap depan.

"Awas ya lo!" gumam Rose kesal, tapi dia kaget saat Jimin berbalik lagi dan melihat kepadanya.

"Awas kenapa?"

Rose salah tingkah kemudian berpikir keras untuk menghindar. "A-awas ya lo, nyamuk sialan! Semaleman gigitin gue sampe kulit gue memar-memar semua!"

Jimin mengerutkan kening. Merasa aneh dengan gadis yang satu ini. Mana ada digigit nyamuk sampai kulitnya memar-memar? Kecuali jika nyamuk itu bukan nyamuk sungguhan, melainkan nyamuk yang....argh sudahlah.

Lisa menertawakan itu dari tempatnya. Kapan lagi melihat Rose seperti itu? Setelah puas dia menoleh ke kiri, ke arah seorang cowok yang tadi menegur Jennie. "Oi!"

Cowok itu menoleh dan terkejut menatap Lisa. Lisa sendiri juga terkejut dengan reaksi yang diberikan oleh cowok itu. Jadilah mereka berdua terkejut dan sama-sama hendak jatuh dari bangkunya.

"Aish, napa lo kaget?!" seru Lisa sembari mengelus dadanya.

"Gue kaget aja, sejak kapan ada bidadari di sebelah gue?"

Lisa tidak mengerti, jadi dia mengendikkan bahunya. "Gue Lisa. Lo?"

"Jungkook. Jeon Jungkook," jawab Jungkook sembari mengulurkan tangan pada Lisa. Lisa menyambutnya sejenak, kemudian melepaskannya.

OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang