9. Hari Minggu

890 82 6
                                    

Hari Minggu yang ditunggu-tunggu oleh Taehyung pun tiba. Minggu pertama di awal bulan yang akan dia habiskan bersama Jennie. Bukan perkara mudah mengajak Jennie jalan, bahkan Taehyung harus mengorbankan sebelah pipinya dulu untuk ditampar. Namun, tak apa, Jennie memang pantas diperjuangkan.

Setelah mengirim pesan kepada Jimin, Taehyung memakai kemeja putihnya. Dia bersenandung kecil sembari menyemprotkan parfum di sekujur badan. Setelah itu dia meraih kunci motor dan berlalu dari dalam kamar.

Taehyung sudah menghubungi Jennie, mengatakan kalau cowok itu akan menjemputnya di rumah dan meminta Jennie mengirim lokasi rumahnya. Jennie tak banyak bicara, hanya melakukan apa yang Taehyung minta. Mungkin gadis itu benar-benar merasa bersalah. Taehyung jadi merasa sedikit bersalah. Ingat hanya sedikit.

Sekitar 16 menit kemudian Taehyung sudah sampai di depan rumah Jennie. Dia mengetik pesan kepada Jennie dan menunggu gadis itu keluar dari rumahnya. Beberapa menit kemudian Jennie keluar.

Mendengar suara gerbang dibuka Taehyung menoleh dan dia terkejut, begitu juga Jennie.

"Lah? Kok?" Taehyung berheran ria.

Bagaimana tidak. Jennie juga memakai atasan putih dan celana jeans abu-abu. Sama persis dengan warna pakaian Taehyung.

"Lo ngestalk gue ya, Jen?" Taehyung menuduh, pasalnya dia sempat meng-upload foto outfitnya itu di salah satu media sosial.

Jennie melotot, mengatakan secara tidak langsung kalau ini memang kebetulan. Saat dia akan berbalik ke rumahnya untuk ganti baju Taehyung sudah turun dari motornya dan menghentikan langkah gadis itu.

"Eit mau kemana?" tanya Taehyung.

"Ganti baju," jawab Jennie singkat.

"Lah, kaga usah. Cuma baju doang." Taehyung sok santai, aslinya dia sudah kedar-keder sendiri karena dirinya dan Jennie terlihat seperti sepasang kekasih sekarang.

Jennie mengendikkan bahu kemudian mendekat pada motor Taehyung yang terparkir di samping trotoar rumahnya. Taehyung menyusul kemudian menyerahkan helm mungil yang dia bawa kepada Jennie.

"Nih pake biar rambut lo gak berantakan."

Jennie memandang helm itu, terlihat tidak ingin memakainya.

"Tenang aja, ini helm baru kok, khusus gue beli karena mau jalan sama lo. Gak bakal kutuan lo pake ini." kata Taehyung lagi, memajukan helm ke arah Jennie.

Sebenarnya bukan itu maksud Jennie. Dia hanya tidak yakin kalau helm itu muat padanya, melihat ukurannya saja sudah mungil.

"Lo.....yakin ini muat sama gue?" akhirnya Jennie mengatakan itu.

Taehyung tersenyum. Sejauh ini itu adalah kalimat paling panjang yang dia dengar dari Jennie. "Emang gak muat ya? Coba dulu kalik."

Karena Jennie tak kunjung mengambil helm itu akhirnya Taehyung berinisiatif untuk memasangkannya. Jennie membeku saat tangan berurat Taehyung membenarkan rambutnya kemudian memasangkan helm itu kepadanya. Ternyata hanya keliatannya saja yang mungil tapi sebenarnya helm itu sangat pas di kepala Jennie.

"Nah kan, pas!" seru Taehyung senang.

Memang bukan perkara mudah menjalani hari bersama Jennie, pikir Taehyung. Masalah helm saja bisa menghabiskan waktu selama ini. Atau memang waktunya cepat berlalu saat dia sedang bersama Jennie? Entahlah Taehyung tidak mengerti.

***

Menghabiskan 9 menit untuk perjalanan akhirnya Taehyung dan Jennie tiba di salah satu taman yang sedang ramai karena hari Minggu. Banyak keluarga yang sedang menghabiskan waktu bersama juga orang-orang yang tengah berolahraga. Tak lupa juga para pedagang yang menjual berbagai macam hal mulai dari makanan, minuman, souvenir, pakaian, dan lain-lain.

OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang