4. Terbul Gratis

1.4K 135 5
                                    

Udah berapa abad ya gak update? Btw, ceritanya keun-publish, gak tau mulai kapan. Jadi tadi pagi gue publish lagi.

Oh iya, kalau suka, jangan lupa vote+kommentnya, share juga ya ke teman² kalian.

Tq and happy reading~

***

"DOR!"

Rose yang semula sedang tengkurap di kasurnya sembari sibuk memainkan ponselnya langsung terkesiap ketika Lisa tiba-tiba muncul dan mengejutkannya.

"Anjir, apaan sih?!" kesal Rose sembari mengelus-elus dadanya.

"Dih, tumben kaget," cibir Lisa.

"Lo-nya dateng tiba-tiba, blegug! Gimana gue gak kaget?!"

"Biasanya juga kagak," kaya Lisa lagi. Kali ini dia menghampiri Rose dan bergabung tiduran bersamanya. "Lagian lagi chat sama siapa sih? Fokus amat, ampe gue masuk juga gak kerasa."

Rose melirik Lisa, "kepo."

"Hihhh, nyebelin lo!"

"Jisoo sama Jennie kemana?" tanya Rose, mengalihkan pembicaraan.

"Kak Jisoo lagi makan, Jennie dah tidur," jawab Lisa. "By the way, tadi pagi pas dihukum sama Bu Hima, Jimin beneran bareng lo?"

Rose kini menoleh sepenuhnya pada Lisa. "Maksudnya?"

"Bloon," cibir Lisa. "Maksud gue tuh, Jimin beneran nemenin lo dihukum?"

"Iya, nemenin."

"Cieeee.."

Rose menyentil telinga Lisa kemudian berucap, "apanya yang cie, ha? Dia beneran nemenin gue. Bener-bener cuma nemenin, tapi kagak bantu-bantu!"

"Gimana, sih?" tanya Lisa, tidak mengerti.

"Ya ampun, Lis! Dia kan juga kena hukum sama bu Hima, tapi tadi tuh yang bersih-bersih cuma gue doang, dia mah apa, cuma ngeliatin abis gitu negur kalo masih ada yang belum beres!"

Sontak Lisa tertawa mendengar perkataan Rose. Dia sampai berguling-guling di kasur Rose saking lucunya cerita kakaknya itu.

Mendengar tawa menyebalkan Lisa, Rose jadi kesal. Kembali dia teringat kejadian tadi pagi di lab. Biologi dan ruang musik, tentang Jimin yang mulai tadi pagi menampakkan sisi iblisnya kepada Rose.

***

"Eh, itu itu, gitar yang di pojok tuh, lu pindahin ke atas lemari aja, biar gak kotor."

Rose melirik kesal pada Jimin yang dengan santainya duduk di atas kursi pianis sedangkan dirinya sibuk mondar-mandir untuk membersihkan ruangan itu.

"Udah," kata Rose setelah dia selesai meletakkan gitar berukuran sedang itu ke atas lemari.

Rose kembali menyapu lantai ruang musik yang berwarna coklat dengan tidak sabaran, sembari mengumpat di dalam hati karena sejak mereka masih di lab.Biologi tadi Jimin hanya memantaunya saja tanpa berniat untuk turun tangan.

"Yang bener nyapunya! Kalau masih kotor, gue juga nanti yang bakal kena marah bu Hima!" tegur Jimin melihat aksi menyapu Rose yang asal-asalan.

"Ya lo nyapu juga kek! Lo kan juga kena hukum!" protes Rose.

Jimin memiringkan kepalanya. "Kalau gue gak mau, gimana?"

OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang