Narator POV
"Kau cemburu dengannya?" Suara Ernesto didekat telinganya. Anna cepat-cepat mencari air untuk membasuh mukanya yang terkena busa syampo.
"Tidak bisa bergantian?" Bentak Anna sebelum membalikan badan. Melihat Ernesto tepat di hadapannya tanpa busana, Anna mundur ke belakang secara refleks, membuat pinggang belakangnya terbentur kran air cukup keras.
"Aowwww." Anna merintih kesakitan dan mengoles bagian yang sakit. Ernesto membalikan badan Anna untuk melihat lukanya sambil berjongkok.
"Masih sakit?" tanya Ernesto perhatian.
"Sedikit. Aku bertanya, tidak bisakah kau menungguku selesai?." Kata Anna sambil merasakan pijatan ringan di bagian pinggang dekat tulang belakangnya.
"Agak memar, tapi tidak masalah." Kata Ernesto mengacuhkan pertanyaan Anna tapi menenangkan. Ernesto bangkit berdiri sementara Anna masih menghadap tembok.
"Kau seharusnya menungguku selesai." Anna tidak berani membalikan badannya, dia masih berdiri menghadap tembok untuk menutupi dirinya, tapi dia tidak berani keluar dari sana, karena takut melihat Ernesto yang terlanjang.
"Kau mau berdiam di sana selamanya?" Ejek Ernesto sambil menyabuni dirinya sendiri.
"Kau mandi saja duluan, aku setelah kau." Anna masih bersihkuku berdiri disana.
"Aku bisa kena hipotermia jika tidak langsung mandi." Kata Ernesto menjelaskan lalu mengambil sabun di tangannya dan mulai menyabuni Anna. "Sini biar aku bantu." katanya. Anna teriak kaget saat merasakan Ernesto menggosok punggungnya lagi, dia berusaha menepis tangan Ernesto, dengan sedikit memutar badan, gerakannya yang tiba-tiba membuat Anna tergelincir karena lantai yang licin oleh busa sabun.
Kepala Anna terbentur tembok lagi sebelum Ernesto sempat menangkap Anna, membuat mereka berdua terjatuh di lantai dengan Anna di bagian bawah. Sambil memegangi kepalanya, Anna hendak beranjak dari bawah Ernesto.
"Hold still Anna, calm down... atau kita berdua makin terluka." Ernesto berlutut sebelum akhirnya berdiri, dia mengambil shower untuk membersihkan sisa busa sabun di lantai. Anna memperhatikan Ernesto yang sedang menyiram lantai, pertama kalinya Anna melihat Ernesto tanpa busana membuatnya sangat malu.
"Ok. Sini berdiri." Ernesto kemudian membantu Anna berdiri. Kini mereka berdiri saling berhadapan. Anna menatap Ernesto tanpa berkedip. "Kepalamu terluka?" Anna menggelengkan kepalanya. Tapi Ernesto tetap memeriksa kepalanya.
Anna berdiri kaku tidak bergerak, dia menahan nafasnya saat Ernesto mendekat dan anggota tubuh bawahnya yang keras menyentuh perut Anna.
"Balikan badan dan bilas dirimu. Aku tidak akan menyentuh dan melihatmu lagi. Anggap aku tidak ada disini." Kata Ernesto setelah selesai memeriksa kepala Anna.
Anna merasakan hatinya seperti terpelintir saat mendengar Ernesto berkata demikian. Anna tidak berkata apa-apa, dan mengikuti apa katanya.
Ernesto yang selesai lebih dulu, keluar kamar mandi, di susul Anna yang mengenakan pakaian di kamar mandi. Anna tidak menemukan Ernesto di dalam kamar itu saat dia selesai berpakaian dan mengeringkan rambut. Merasa asing dalam kamar Valenzo seorang diri, Anna pun hendak keluar mencari Ernesto.
Anna menyusuri hall dan beberapa ruangan yang dia duga sebagai kamar juga, rumah Valenzo yang merupakan peninggalan keluarga dari abad 19 dengan perabotan yang terbilang antik, rumah tersebut sudah seperti museum kecil baginya.
Anna mendengar percakapan dalam bahasa Italia. Anna menghampiri arah suara itu, disana Anna melihat Ernesto yang sedang memunggungi Anna dengan rambutnya yang masih sedikit basah dan tersisir rapih. Mereka sedang berpelukan. Anna kembali bersembunyi di belakang tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Called Off My Friend's Wed #wattys2018
Romance"Anna.... apa yang kau lakukan?" Emma bertanya kaget melihat yang Anna lakukan dengan calon suaminya. Calon suami Emma bangkit berdiri dari kasur menutupi Anna yang setengah telanjang dengan tubuhnya karena kancing kemeja Anna sudah terpepas, memper...