Siapa yang tahu tentang takdir? Apa yang terjadi esok, lusa, takdirmu dan takdirku? Sudahlah Biarkan semua berjalan sesuai alurnya.
Aku yang terlalu bermimpi jauh ataukah ini memang nyata adanya?
Aku pernah mengalami masa yang dikatakan bertumbuh
Tapi harus kuakui pertumbuhan itu membawaku mengenal cinta yang lebih dari rasa kagum.Tapi terkadang saat logika akal sehatku kembali, aku merutuki otak sempitku ini yang secepat itu berasumsi bahwa aku mencintainya. Tidak Cha! Kau hanya mengagumi ingat!
~AFRAID~
Kembali seperti sebelumnya, aku menjalani hari-hari melelahkan ini. Berkutat dengan tugas akhir semester yang mungkin saja bisa membuat otak kanan dan kiriku bertukar tempat secara mendadak. Di umur yang masih menginjak sembilan belas ini aku tengah duduk di bangku perkuliahan semester dua. Aku kuliah dengan mengambil jurusan ilmu psikolog.
Awalnya aku memilih jurusan ini adalah tetap karena idolaku itu. Mendengar dia adalah sosok yang mudah mengalami depresi aku memilih mendalami ilmu ini berharap sewaktu-waktu aku bisa menjadi tempatnya berbagi masalah apa yang membuat dirinya mudah mengalami tekanan. Dan bodohnya aku tidak sadar diluar sana masih banyak ahli yang ribuan kali pasti lebih hebat dariku yang mampu dibayar seorang idol sepertinya dengan nilai tinggi.
Dan kembali tanpa ku sadari aku juga memiliki ketakutan yang bahkan tak mampu ku atasi sendiri
Merasa ponselku bergetar menandakan pesan masuk membuat fokus belajarku, ralat lamunanku buyar seketika. Ku usap layar benda pipih itu menampilkan pesan tanpa ID yang membuatku menyipitkan mata bingung.
From : +621069xxxxxx
Hey!
(read)To : +621069xxxxxx
Nugusieyo?(siapa)From : +621069xxxxxx
Sepertinya gadis manis yang
ketakutan minta ijin menyentuh dimpleku
kemarin sudah lupa dengan pemilik
dimple itu ckckck"Mwo?" mataku membulat sempurna membaca pesan yang dikirim nomor tak dikenal itu. Otakku berputar lebih cepat dari biasanya membuatku reflek menanggalkan kacamata bundar yang sebelumnya bertengger manis di garis hidung kecilku.
"Seolma, alasannya kemarin meminta ponselku adalah untuk mengambil nomor telfonku. Tapi kenapa? Kenapa harus aku?" monolog ku sambil memasang mimik gila yang aku sendiri bingung untuk mendeskripsikannya.(Jangan-jangan)
"Jangan gila Cha! Ini mungkin nomor orang gila yang tak sengaja melihat kalakuanmu pada Hoseok oppa saat di acara fansign kemarin, mungkin juga dia paparazi kan?" aku bermonolog kembali.
From : +621069xxxxxx
Kenapa tidak dibalas?
kau merasa terganggu?Apa-apaan lagi ini Tuhan? Aku sekarang sedang berdoa memastikan detik berikutnya aku tidak akan gila karena pesan aneh ini. Apa yang membuatku berharap dia adalah Hoseok oppa yang asli? Kau benar-benar sudah gila Cha!
From : +621069xxxxxx
Baiklah Cha! Mungkin memang
kau sedang sibuk dan sedang tidak
ingin diganggu. Good night J"Heoll kenyataannya ini benar-benar gila! Aku harus menemui bule Jepang itu sekarng juga" ucapku pelan sambil menyambar mantelku yang tergantung dibalik pintu.
Tak butuh waktu lama, kini audi putihku, ralat audi putih pemberian orangtuaku padaku sudah terparkir baik di parkiran apartemen Zuka. Aku langsung menuju lift dan menekan beberapa angka agar sampai di tempat yang ingin ku tuju.
Sampai disana pun aku tak peduli mengingat aku hafal paswoord apartemen Zuka memudahkan akses untukku masuki kapan saja.
"ZUKAAA!!!" teriakku berlari kecil ke arah ruang tengah apartemen gadis itu
"Zuka, naeun mitcigogatta, kau ta-" ucapanku terpotong tatkala manik kecoklatanku menangkap sosok yang membuatku melongo seketika.(Kurasa aku gila)
"Chacha!" teriak Zuka menghentikanku yang hendak berbalik kanan ingin kabur dari apartemen itu.
Sungguh, saat ini aku benar-benar malu. Aku berteriak bagaikan tarzan betina yang hendak melahirkan tanpa melihat situasi kondisi dan apalagi, di depan seorang idol. Kurasa ada beberapa saraf otakku yang putus karena pesan yang kuterima beberapa waktu lalu.
Kini aku sedang duduk berhadapan di sofa violet milik Zuka beserta pria itu di depanku. Ia tetap menebarkan senyum yang entah senyum dalam artian sedang mengejekku, atau dia hanya memasang fake smile agar tetap terlihat berwibawa meski dalam hatinya ingin mengolok-olok gadis gila ini. Yang kubalas? Tentu saja aku tertunduk malu tak tau ingin berkata apa lagi.
"Chacha-ssi" sapanya memecahkan keheningan.
"Nee, j-jangan panggil aku dengan akhiran ssi! Kau membuatku terlihat tua" bantahku dengan menyipitkan mata tak suka.
"Geundae untuk apa oppa datang kemari malam-malam begini? Tidak takut dengan paparazi atau sasaeng?" tanyaku pada lelaki yang masih sibuk menatapku itu.
"Mereka bahkan sudah tau jika aku kesini, ke rumah teman lama" balasnya yang hanya mendapat tanggapan sebuah anggukan dari kepalaku.
Wait! teman lama? Zuka teman lamanya Jhope?Kau berhutang penjelasan dariku Zuka!
"Tapi ini kan sudah jam 11 malam, bukan jam normalnya bertamu kan oppa?" tanyaku yang sedikit menyindir.
Dia seperti menerima pesan di ponselnya dan terburu-buru ingin pergi.
"Ada hal penting yang harus kuselesaikan, jika kau bertanya mengapa aku kesini, tanyakan saja pada Mitzuka! Lagian seharusnya kau membalas pesanku tadi. Aku pergi" dia melambaikan tangan sebelum sosoknya menghilang dari balik pintu berwarna ungu gelap itu.
"Zuka, jelaskan semua!" pintaku menatap nyalang wajah kecil gadis itu.
"Ayolah baby, jangan mudah marah begitu!"
"Geurenikka palli marhae!" (Karena itu cepat katakan)
"Jung Hoseok tadi datang untuk memberi pesan dari ibunya. Ibunya merindukan ibuku karena mereka sudah lama lost communicate" jelas gadis cepat.
"Betapa beruntungnya dirimu yang bisa memiliki sepupu dan teman lama yang sama-sama idol terkenal. Apa kau dibekali mantra keberuntungan saat lahir?"
"Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa berteman dengan gadis bodoh seperti makhluk yang di depanku sekarang ini? Pertanyaan apa itu?" tanyanya kembali yang alhasil mendapat sebuah jitakan kecil dariku di keningnya.
"Tak usah mengataiku bodoh, jika membuat makalah saja kau masih minta diajari dariku bule Jepang!"
"Baiklah, baiklah! Kau ingin tahu bukan untuk apa Hoseok datang kemari?" tanyanya lagi yang sungguh-sungguh menggoda imanku.
"Kenapa?"
"Kau ingat saat di fansign kemarin, dia meminjam ponselmu? Dia mengambil nomor pribadimu. Katanya dia mengirimi pesan tapi tak kunjung kau balas. Dia bahkan datang hanya untuk memastikan itu benar nomormu atau tidak Cha!"
makasih bat buat readernya yang udah ngevote <3
vote kalian langsung buat aku semangat :)
Makasih banyak, kritik sarannya aku tunggu loh :)
next comment yeorobun
YOU ARE READING
AFRAID[Jung Hoseok|Min Yoongi|Kim Chacha]
Fanfiction[On Going}... Zuka langsung menghampiri tubuh lemah itu dan dibawanya berbaring dikasur. Diamatinya tempat dimana Chacha tadi pingsan dan menemukan sebuah pisau lipat, pisau pemotong ikan, dan racun serangga. Zuka hanya bisa menggeleng frustasi deng...