Mendadak gadis bersurai sebahu itu menyesali keputusannya kemarin untuk benar-benar berkencan dengan Yoongi. Pria itu memang sangat manis sebelum mereka resmi berpacaran tapi lihatlah sekarang! Seminggu ini si albino itu bahkan tidak ada kabar bahkan menghilang tanpa jejak.
"Dasar sialan! Katanya dia ingin melindungiku tapi lihatlah dia saja menghilang seperti setan. Aku membencimu Min Yoongi" umpat gadis itu sambil meletakkan ponselnya yang sedari tadi dipandang.
"Kau kenapa lagi?" tanya Zuka yang tiba-tiba muncul dari kamar mandi.
"Tak apa" balas gadis itu singkat serta kembali menggulung tubuhnya dalam balutan selimut.
"Bangunlah Kim! Kau bisa busuk jika tak mandi pagi. Lihatlah seminggu ini kau sangat berubah. Tidak lagi ada olahraga, tidak ada lagi fangirling tidak ada lagi merawat tubuh. Apa-apaan ini?" omel Zuka yang hanya dibalas decihan malas oleh Chacha.
"Jangan terlalu memaksakan diri dengan tugasmu saat kau juga punya banyak beban pikiran Cha! kau sudah tua, nanti kau cepat mati" gadis Jepang itu mendadak tertawa sendiri hingga tak sadar jika handuknya jatuh.
"Sialan! Umurku masih 19 tahun Zuka! Tolong pakai kembali handukmu. Tubuhmu sangat rata, tidak ada bagusnya membuatku ragu jika kau itu benar-benar seorang perempuan, temanku aku mandi dulu" balas Chacha sambil melenggang masuk kedalam kamar mandi.
Zuka menghentikan tawanya seraya menatap ke arah dadanya yang memang dibilang tidak terlalu besar itu.
"Vampir mesum!"
~~~~~~~~
Matahari sudah mengucapkan selamat tinggal digantikan rembulan menyapa ramainya kota Seoul. Gadis itu mengambil cangkir kopi di sebelah laptop, membawanya ikut serta berdiri di balkon apartemennya memandangi gemerlap lampu yang tampak dari lantai 21 apartemennya. Ia hanya memakai terusan tidur tipis hitam dipadu blezer bulu berwarna coklat.
Perlahan indranya menangkap langkah kaki berhenti didepan pintu apartemennya dan bunyi jari-jari yang menekan password guna membuka akses masuk tempat tinggalnya itu. jangan heran! Gadis itu vampir sungguhan dia bahkan dapat mendengar hingga jarak 2-3 kilometer. Menghirup aroma dengan jarak jauh bahkan melihat bak elang.
Dia kenal betul dengan wangi darah manis ini, wangi darah yang selalu membuatnya candu hingga ingin rasanya dia meminum habis cairan merah itu. Chacha tetap tidak bergeming meski dia sadar kini ada sepasang lengan putih melingkar diperutnya disusul wajah seseorang yang bertumpu pada bahu kirinya. Gadis itu hanya diam memilih acuh karena dia benar-benar sedang marah.
"Kau bahkan tidak menyambutku" kata pria itu mengecup sekilas bahu gadisnya.
Gadis itu diam tak berniat membalas perkataan maupun perlakuan Yoongi.
"Kau kenapa?" tanya Yoongi.
Hening...
"Kau tidur sambil berdiri?"
Hening...
"Kau bisu?"
Hening...
Yoongi geram sendiri dan mulai membalik paksa tubuh gadisnya itu. chacha menatap Yoongi datar tanpa ekspresi sedikitpun. Dia diam layaknya orang bisu.
"Hey!" Yoongi mulai membelai pipi kanan gadis itu.
"Kau marah padaku?" tanya Yoongi.
"Apa kau benar-benar mencintaiku?" Yoongi menyipitkan mata mendengar pertanyaan gadisnya itu.
"Apa maksudmu Cha?"
"Jawab saja! Kau mencintaiku atau tidak Min?"
"Bukankah sudah kukatakan jika aku menyukaimu, aku mencintaimu Kim"
"Tapi kenapa kau mempermainkanku? Aku takut sendirian Yoongi! Aku kesepian, apa waktumu langsung terkuras habis jika sekedar mengabariku sebentar? Menanyakan bagaimana hari kulewati dalam satu hari? Menanyakan aku sudah makan atau belum? Menanyakan apa aku baik-baik saja? Kenapa kau semenyebalkan ini?" mata gadis itu mulai memerah.
"Kau tau sendiri apa pekerjaanku! Haruskah aku berhenti agar kau puas?" Yoongi menatap sengit gadis didepannya.
"Jika tak mampu menepatinya seharusnya kemarin kau tidak membuat janji itu? kau tahu sendiri aku akan mati jika mendapat cinta yang salah? Kau ingat Verleger Jugend? Aku belum ingin mati Min Yoongi, aku bahkan harus berhenti mengonsumsi darah karena hukuman yang bahkan bukan aku yang melakukannya" cairan bening itu lolos dengan sendirinya membasahi pipi putih gadis itu.
"Baiklah tolong jangan menangis! Ayo kita lakukan ritual itu, buat aku menjadi sama denganmu"
Disini mereka berdua berada, dikamar gadis Kim itu sambil duduk berhadapan. Diantara mereka terletak sebuah kitab usang, botol kecil dan sebuah kalung bintang yang pernah tak sengaja gadis itu jatuhkan entah dimana dan ditemukan oleh Hoseok.
"Kau yakin?" tanya Chacha menatap sendu Yoongi.
"Kau meragukanku?"
"Ini sangat sakit kata ibuku"
"Aku tak takut"
Perlahan tangan gadis itu melingkar di leher Yoongi memasangkan kalung perak bergambar bintang itu. kemudian disusul dia meminta Yoongi meminum cairan kental berwarna merah dari botol kecil itu.
Awalnya semua terlihat biasa saja hingga badan Yoongi tiba-tiba bercahaya, dia mencengkram kuat sprei kasur Chacha menjerit tertahan dengan menggigit bibir bawahnya menahan rasa perih seperti terbakar. Dengan sigap Chacha merobek paksa kemeja hitam Yoongi menampilkan kulit punggung pria itu robek hingga membentuk gambar bintang berwarna keemasan.
Mantra dalam kitab dibacakan oleh bibir gadis vampir itu selama lebih dari 10 menit, keringat bahkan tak henti bercucuran dari kening dan leher Yoongi menandakan pria itu sungguh sangat lelah, sudah hampir 30 menit namun cahaya itu tak henti-hentinya membakar tubuh Yoongi. Chacha beralih menggenggam tangan pria itu memandangnya lekat hingga berakhir mengecup sekilas bibir pria itu.
Cahaya tadi perlahan menghilang dengan getaran tubuh Yoongi yang tiba-tiba terhenti. Hingga dari sudut kamar ibu Chacha mendadak muncul dengan jubah hitamnya.
"Eomma!"
"Pilihanmu tepat sayang! Dia orang yang cocok, berkatmu kekuatannya bahkan 7 kali lebih kuat dari kekuatan ayah. Kau harus melatihnya dan kau sudah mendapat restu dari kami. Kaum worewolf sudah semakin dekat. Kalian bisa menghadapinya" dan seketika sosok nyonya Kim menghilang.
"Yoongi!" panggil Chacha menyeka sisa keringat di dahi pria itu.
Dia Yoongi, tapi dengan sosok yang berbeda. Dia bukan Yoongi Bangtan yang dunia kenal. Tapi Min Yoongi sosok vampir sekaligus suami Kim Chacha.
YOU ARE READING
AFRAID[Jung Hoseok|Min Yoongi|Kim Chacha]
Hayran Kurgu[On Going}... Zuka langsung menghampiri tubuh lemah itu dan dibawanya berbaring dikasur. Diamatinya tempat dimana Chacha tadi pingsan dan menemukan sebuah pisau lipat, pisau pemotong ikan, dan racun serangga. Zuka hanya bisa menggeleng frustasi deng...