Suasana pagi ini sibuk seperti biasa. Pagi hari di musim panas kota Seoul. Jalanan yang telah kembali di ramaikan dengan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang hingga orang-orang yang tengah disibukkan dengan rutinitasnya masing - masing.
Hari yang cerah untuk mengawali hari yang baik. Tak terkecuali seorang gadis yang kini tengah disibukkan dengan rutinitas paginya. Karena di sana di sebuah kedai kopi sudut jalan yang tengah ramai pengunjung, gadis bernama Park Hara tengah berbaris di antara orang - orang yang mengantri demi memesan sebuah makanan ataupun secangkir kopi.
1 jam sudah Park Hara berbaris rapi dalam antrian panjang di sebuah kedai kopi langganannya. Ini masih pagi untuk gadis itu menggerutu kesal hanya karena mengantri lama. Salahkan dirinya yang terlambat bangun pagi ini. Sampai 1 orang yang berada di depannya ini mulai bersuara memesan. Setelah pria berjas itu mendapatkan apa yang di pesannya, kini tibalah giliran Hara mulai melangkah maju dan memesan. Mocchalatte dan sepotong kue muffin coklat sebagai pesanan favoritnya.
"Hanya 1 ?" Tanya salah satu karyawan itu yang sudah sangat mengenal Hara.
"Hari ini aku sedang tidak ingin mentraktir pria tinggi itu. "
Karyawan itu hanya terkekeh mendengar jawaban Hara.
"Baiklah, terserah padamu saja. Uangnya ku terima. Terima kasih."
Setelah membayar pesanannya, Hara segera meninggalkan kedai kopi itu dengan berjalan menuju pintu. Ponselnya terus bergetar sedari tadi. Sebenarnya pagi ini gadis itu memiki jadwal penting di kantornya, tapi Hara lebih mementingkan jadwal sarapan paginya terlebih dahulu sebelum dirinya berangkat ke kantor.
Saat Hara tengah sibuk mencoba mematikan ponselnya yang terus bergetar karena panggilan masuk, tanpa sengaja dirinya justru menabrak seseorang yang baru saja masuk ke dalam kedai. Sontak hara langsung meminta maaf dengan membungkukkan tubuhnya berulang kali sebagai tanda penyesalan atas perbuatannya itu. Beruntung mocchalatte yang di bawanya tak sampai jatuh dan membasahi pria itu. Bahkan pria itu terlihat hanya terdiam tak merespon hara yang masih membungkuk meminta maaf. Dengan memberanikan diri Hara menatap pria yang masih berada di hadapannya ini. Namun kata terkejut itulah yang justru gadis itu dapatkan setelah dirinya mengetahui siapa pria yang telah di tabraknya itu. Pria itu justru tengah tersenyum menatap Hara yang masih terdiam karena keterkejutannya.
♥♥♥
Jika Hara bisa lari saat ini juga, gadis itu benar - benar akan berlari detik ini juga menjauh sejauh - jauhnya dari pria yang kini masih tersenyum bodoh menatapnya. Tapi hara sebisa mungkin mencoba untuk bersikap tenang, pria yang di hadapannya saat ini sungguh pria yang tentu sangat mengenali perubahan sikap hara jika dirinya bertingkah bodoh.
"Kau " hara menggeram kesal dengan bibir yang terkatup rapat sarat menahan emosi. Kedua matanya bahkan sesekali memejam berharap dirinya masih mampu mengendalikan amarahnya yang siap meledak.
"Lama tidak bertemu, apa kau merindukanku Park Hara ?"
"Apa yang kau lakukan di sini ?"
"Hey, jangan begitu .. kau terlihat tidak ingin bertemu denganku ? "
"Jawab pertanyaanku" tersirat nada penuh kebencian dari bibir hara yang terucap.
"Tentu saja menemui kekasihku" berucap santai mengabaikan tatapan tajam dari Hara yang saat ini tengah menatapnya.
"Kau mengikutiku ? Kau gila ." Sarkas hara seraya berlalu meninggalkan pria itu. Tapi tangan pria itu berhasil mencekalnya sehingga langkah hara terhenti. Tak ada tatapan penuh rindu ataupun tatapan penuh rasa cinta meski telah lama tak bertemu. Yang gadis Park itu tunjukkan justru sebaliknya, tatapan penuh kebencian terhadap pria yang berada di hadapannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Behind a Rain [ TAMAT ]
Fanfiction'Let me stretch out my hand, without holding your hand' Highrank #32 (19/08/2018), Highrank #50 (16/08/2018), Highrank #30 (17/08/2018), Highrank #66 (18/08/2018) Masa laluku yang tak ingin aku lepaskan begitu saja. Dia Baekhyunku yang pernah kuci...