Ep. 9 - Tea, Cake, and Robbery Case

92 22 32
                                    

A fun conversation about nothing
A pot of brewing tea leaves
A cake stand full of one-bite-sweets
And you
Those what make this afternoon tea more excited everyday

❁⃘*.゚

"Ugh..."

Rasa sakit langsung menyerang kepala Catherine saat ia membuka kedua matanya. Ia juga merasakan ada sesuatu yang mengalir di dahinya.

Catherine menyentuh dahinya dan kedua matanya terbelalak melihat cairan merah mengotori tangannya. Darah. Walau tidak banyak, darah mengalir dari luka di dahinya.

Catherine berusaha mengingat apa yang terjadi padanya.

- 1 jam yang lalu -

Pukul 09.00, Catherine kembali dari jogging paginya. Ia memang sering memanfaatkan pagi hari di hari liburnya untuk olahraga. Kepalanya masih terasa nyut-nyutan akibat sisa-sisa mabuk semalam. Namun, ia sudah minum obat pemberian Clive, sehingga sudah baikan.

Sebelum masuk ke apartemennya, Catherine berhenti sejenak di depan pintunya. Sambil mengelap keringatnya, ia memperhatikan pemandangan dari lantai 3 gedung apartemennya itu.

"Psst! Hey, nona muda!"

Catherine merasa suara itu memanggilnya, ia pun menoleh ke arah suara.

Dilihatnya wanita sekitar umur 50 tahunan-an dengan rambutnya yang ditumbuhi sedikit uban. Wajahnya tidak terlihat tua karena tertutup senyuman yang ia pancarkan. Wanita itu melambaikan tangannya memanggil Catherine.

Catherine mendekati wanita itu.

"Hey, nona muda! Kita belum sempat berkenalan sejak kamu pindah ke sini," ucap wanita itu. "Perkenalkan. Namaku Mary Pattie. Aku pemilik toko kue Pattie Series yang ada di bodega dekat stasiun."

Tentu saja Catherine mengenal wanita ini. Wanita yang merupakan tetangganya yang tinggal di unit 303 ini adalah tetangga kesukaannya di dunia asalnya. Mary sering membagikan kue buatannya pada Catherine dan tetangga lainnya. Kue buatannya sangat enak hingga Catherine menjadi pelanggan toko kuenya.

Namun, Catherine teringat bahwa ia harus berpura-pura tidak mengenalnya.

"Salam kenal. Namaku Katarina Lindberg," ucap Catherine. "Maaf aku belum sempat berkenalan dengan tetangga di sini. Aku...sibuk dengan pekerjaanku."

"Oh, memang pekerjaanmu apa kalau boleh tahu?"

"Polisi."

"Wah, hebat sekali!" seru Mary. "Katarina, yuk ke apartemenku! Aku membuat kue lho. Kita makan kue sambil ngobrol."

"Eh? Bolehkah?"

"Tentu saja!"

Catherine berjalan mengekori Mary yang masuk ke unitnya. Catherine sangat suka kue buatan Mary, tentu saja kesempatan ini tidak akan ia sia-siakan. Apalagi gratis.

Begitu Catherine masuk, hal pertama yang menarik perhatiannya adalah lemari besar yang berisikan barang antik yang terlihat mahal. Barang-barang itu koleksi suaminya Mary yang sudah meninggal. Catherine selalu kagum ketika melihat koleksi barang antik itu.

KAT AND CATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang