Ep. 16 - I Will Always Protect You

86 13 39
                                    

Tell me what's bothering you.
If you don't like the colour of the sky, I will change it for you.
If you want the sweets from over the world, I'll get them for you.
If there's someone you hate, I'll ...

❁⃘*.゚

Catherine berjalan keluar dari apartemennya menuju tempat kerjanya, Kantor Kepolisian Daylily. Hari ini ia tidak diantar Altair karena Catherine masih belum memaafkan Altair atas tuduhannya pada Clive. Pagi ini juga Dewa Kematian itu sama sekali tidak datang mengunjunginya.

Catherine menghela napas berat. Rasanya berat harus pergi keluar setelah bertemu dengan stalker aneh yang sembarangan memeluknya itu. Hal yang paling Catherine bikin sebal adalah ia ditolong oleh Altair ketika stalker itu mengejarnya.

Catherine berjalan menyusuri trotoar bodega menuju stasiun. Dari apartemennya ke stasiun sangat dekat, hanya perlu ditempuh dengan jalan kaki. Walau suasana ramai, untungnya tidak ada lagi warga yang ingin minta foto bareng atau bersalaman dengan Catherine.

"Lindberg!"

Kecuali stalker itu.

Bulu kuduk Catherine berdiri ketika melihat pria rambut merah itu berjalan ke arahnya sambil menyapanya ramah seakan sudah kenal dekat. Rasa benci tumbuh di dalam dada Catherine. Ia sangat ingin menangkap pria itu.

Pria berambut merah itu berlari kecil mendekati Catherine. Sejujurnya Catherine ingin sekali kabur apalagi orang itu kembali menggenggam kedua tangannya.

"Syukurlah pagi ini kita bisa bertemu! Ayo kita main!" ucap stalker itu.

"Aku harus pergi," balas Catherine singkat sambil menarik tangannya. Semakin lama ia melihat senyum pria itu, semakin tumbuh rasa takut di dada Catherine.

"Ayo dong! Masa' ga mau temenin aku aja bentar?" tanya pria itu dengan suara manja.

Catherine hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan pria itu. Namun, pria itu kembali mengejar Catherine.

"Bisakah kamu membiarkanku sendiri?" tanya Catherine agak ketus. "Kalau tidak, aku akan meringkusmu."

"Awww! Mau dong ditangkap Lindberg!"

Catherine merinding mendengar ucapan pria itu. Walaupun ia ringkus orang ini, dia akan malah tambah senang.

"Tolong bebaskan aku dari si rambut merah ini!!" pekik Catherine dalam hati.

"Katarina Lindberg."

Sebuah tangan dingin memegang erat bahu Catherine. Wangi melati yang dipancarkan tangan itu membuatnya bisa mengindentifikasi siapa pemilik tangan itu.

"Altair."

"Siapa ini?" tanya Altair yang saat ini bisa dilihat manusia biasa. Altair menarik tangan Catherine agar gadis itu mendekat padanya. Kedua mata birunya berkilat seperti ada amarah di ujungnya. Tatapannya terfokus pada pria yang sedari tadi menganggu Catherine. Kalau saja tatapan Altair benar-benar bisa menusuk, pria itu pasti sudah bersimbah darah. Bahkan Catherine sampai agak takut melihat tatapan Altair.

Catherine memanfaatkan momen ini untuk kabur dari stalker rambut merah ini. Ia mengamit lengan Altair dan memeluknya.

Pria rambut merah itu sedikit cemburu melihat interaksi Catherine dan Altair. Apalagi gadis itu memeluk lengan Altair dengan kuat. Namun, tatapan tajam Altair membuat nyalinya menciut sehingga ia memutuskan untuk pergi. Seperti singa yang kalah merebut teritori singa lainnya.

KAT AND CATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang