Ep. 13 - Death

84 17 23
                                    

Semua mata langsung tertuju pada Catherine yang memasuki ruangan Divisi Kejahatan Serius dengan langkah gontai. Biasanya gadis pirang itu selalu masuk dengan senyum yang bisa membuat semua yang melihatnya tersenyum. Memang senyum Catherine bisa menular.

Namun, polisi wanita itu kali ini datang dengan wajah kuyu seperti kehabisan tenaga, padahal sekarang masih pagi.

"Kat, kamu kenapa?" tanya Jack. "Apa kamu masih kepikiran soal kasus bunuh diri kemarin?"

Catherine menatap Jack sejenak sebelum mengembuskan napas. "Haaa... Tidak kok. Aku hanya lelah karena sejak aku muncul di depan kamera, banyak yang ingin minta foto bareng denganku atau bersalaman. Aku sampai lelah melayani mereka semua."

Atas perintah Inspektur Akasha, Catherine memang muncul di depan wartawan untuk menjelaskan soal kematian Barry Pole, namun beberapa jam setelah beritanya rilis, nama "Katarina Lindberg" menjadi trending nomor 1. Bahkan Barry Pole hanya masuk ranking 5.

Sarah yang mendengar percakapan mereka pun tertawa. "Hahahahaha!!! Hebat sekali kamu, Kat! Kamu trending lho di sosial media!" Lalu Sarah mengeluarkan handphone-nya dan menunjukkan list trending. "Lihat, 'polisi cantik', 'abdi cantik', 'mau dong ditangkap', dan masih banyak lagi! Semua mengarah padamu, Kat!"

Catherine menekan kepalanya di mejanya sambil mengerang.

"Rasanya sudah lama aku tidak merasakan seperti ini. Terakhir aku kayak begini saat SMA, dimana banyak cowok yang suka sama aku dan selalu mengikutiku. Aku sampai lelah menanggapi mereka semua," ucapnya dalam hati. "Oh, ya, Cat juga terkenal seperti aku kan?"

Entah kenapa tiba-tiba Cat muncul dalam benaknya. Namun pikirannya buyar ketika mendengar kata-kata Sarah yang menggodanya.

"Kamu kan memang cantik, Kat! Wajar begitu kamu muncul di depan kamera, semua langsung memperhatikanmu."

Catherine hanya mendengus kesal.

"Kau bilang banyak yang minta foto bareng ya, Kat?" Natasha yang tadinya hanya diam saja, akhirnya membuka suara. "Kalau kamu terganggu, bagaimana kalau minta tolong Clive untuk mengantar jemputmu ke kantor untuk sementara sampai semuanya mereda?"

"Kalau bisa sih, aku mau. Tapi belakangan ini aku jarang ketemu Clive," balas Catherine.

"Benar juga. Clive sedang sibuk mengurus kasus pembunuhan berantai. Pelakunya sudah diserahkan ke kejaksaan, mungkin Clive sedang banyak diskusi dengan Jaksa Wolf-jaksa yang memegang kasus itu," kata Jack.

"Iya ya! Kalau tak salah, Clive menyamar jadi pengamen sendirian demi mengejar pelaku kan?" kata Sarah. Jack mengangguk.

"Benar. Berkat penyamarannya, ia berhasil menangkap pelakunya dan dapat banyak uang. Katanya uang yang ia dapat dari mengamen 2 minggu lebih banyak daripada gaji polisi sebulan."

"Yah, Clive kan tampan dan punya suara bagus. Sudah pasti banyak yang memberinya uang."

"Kalau sibuk, kurasa aku tidak bisa seenaknya minta tolong padanya," kata Catherine. "Yah, mungkin nanti aku minta tolong Altair aja."

Ujung mata Catherine tiba-tiba menangkap sesuatu yang menyembul dari celah laci mejanya. Hal itu mengingatkan Catherine pada sesuatu yang harus ia lakukan. Diam-diam ia membuka lacinya, mengambil benda yang menyembul tersebut, lalu berlari keluar ruangan setelah membuat alasan pada teman-temannya.

Langkah Catherine baru berhenti setelah ia tiba di atap gedung Kepolisian Daylily. Angin kencang langsung mengusap wajahnya. Namun hal itu diabaikannya dan ia hanya berjalan ke salah satu tempat duduk yang tersedia di sana.

KAT AND CATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang